Main Story

321 34 9
                                    

Suara pintu terbuka mengagetkan semua isi gym, termasuk Sungyoon sendiri. Ia tengah melatih para anak-anak baru untuk dribble mereka sampai ia terusik dengan suara pintu itu. Bukan karena pintu sebenarnya, tapi suara yang ia dengar pada saat orang ini masuk. Lee Jangjun, dengan segala ketampanannya......

............dan juga fansnya yang sangat mengganggu tengah berteriak pada saat pintu itu terbuka lebar. Benar-benar menganggu. Maaf-maaf saja tapi ini klub basket bukan konser musik korea yang tengah digandrungi semua orang.

Oknum yang tengah dibicarakan sendiri, menengok ke kanan dan ke kiri seperti mencari seseorang. Bisa Sungyoon lihat, Youngtaek dan Seungmin, dua anggotanya menghampiri Jangjun.

Mereka lalu bertukar sepatah kata sebelum Jangjun menaruh pandangannya ke arah Sungyoon. Ia lalu berjalan meninggalkan 2 temannya lalu berhenti tepat di depan Sungyoon.

"Izinkan aku masuk klub ini"

"Hah?" Sungyoon tidak salah dengar kan? Lee Jangjun? Ikut klub basket? Bukannya ia tidak pernah ikut klub apa-apa dari MOS? Sekarang ia mau ikut klub ini? Apa dia terbentur?

"Hey, aku bicara padamu!" Jentikan jari Jangjun menyentak Sungyoon kembali ke dunia nyata. Ia lalu memfokuskan pandangannya pada Jangjun, sebenarnya ia tidak keberatan tapi....

"Kau tahu, kami sedang tidak menerima anggota baru" Sungyoon menghela nafas pelan.

"Tapi anggota kalian ada yang keluar kan? Aku bisa menggantikannya. Bisa kupastikan aku tidak akan merepotkan" Oke, memang benar.

Jeonghan, anggota tim basketnya memang baru saja mengundurkan diri karena ia harus fokus dengan hal lain membuat Sungyoon bimbang.

Ia belum pernah melihat Jangjun bermain basket dan itu membuatnya mempertimbangkan banyak hal.

"Terima dia kak, dia dulu pemain inti klub basket kita pada saat smp. Bisa kupastikan ia tidak merepotkan" Kali ini Youngtaek ikut buka suara. Ia sudah berdiri di sebelah Jangjun bersama dengan Seungmin yang mengangguk membenarkan omongan pacarnya itu.

Sungyoon lagi-lagi menghela nafas. Ia tahu ia kalah "Baiklah. Tapi aku harus tahu kenapa kau memilih bergabung" Sungyoon yakin ia melihat gurat panik pada wajah Jangjun tapi ditepisnya karena sedetik kemudian gurat itu hilang diganti dengan wajah percaya diri seorang Lee Jangjun.

"Guru Lee berkata padaku bahwa nilai di luar kelasku kosong dan itu akan membuat peringkatku menurun. Mengingat aku bisa bermain basket ya aku pasti memilih ikut klub basket. Hitung-hitung kita saling membutuhkan kan jadinya. Kak Jeonghan baru saja keluar" Sungyoon mengangguk-nganggukan kepalanya. Seakan puas pada jawaban Jangjun.

Ya, ia puas sebenarnya at least Jangjun tidak asal memilih. Basket itu kerjasama tim. Kalau ia memasukkan anggota yang setengah-setengah, percuma ia ditunjuk sebagai kapten klub ini.

"Kau diterima. Datanglah minggu depan, kau tahu hari apa klub ini berlatih. Itu hari pertamamu. Selamat bergabung" Sungyoon tersenyum ke arah Jangjun "Oh iya, satu lagi. Tolong bilang fansmu itu untuk tidak ada di luar klub selama kegiatan berjalan. Teriakan mereka sangat menganggu" Sungyoon lalu membalikkan badannya sebelum tangannya ditarik oleh tidak lain dan tidak bukan, Lee Jangjun.

"Terima Kasih!" Jangjun lalu melepas genggamannya lalu berjalan keluar. Youngtaek disampingnya sibuk mengucapkan kata-kata yang tidak Sungyoon ia dengar.

Itulah kenapa ia mengabaikan telinganya yang menangkap ujaran "Dasar bucin nekat".

--------------------------------------------

Sungyoon tahu, Jangjun itu anak yang baik. Oh tentu, ia bisa melihat itu dengan jelas dari begitu banyak fans Jangjun yang tengah bertengger di jendela dan pintu gym. Ia juga bisa melihat bagaimana Jangjun melirik tidak enak kepada Sungyoon lalu berlari ke arah pintu, berusaha berdiskusi dengan fansnya yang hanya dibalas dengan:

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Say Yes || JangyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang