DIA KEMBALI

55 20 0
                                    

"Feb,pulang yuk."Vallen sudah menyampirkan tasnya di bahu sebelah kanan.

"Bentar.Lagi tancap ni gue."Febi masih sibuk dengan berbagai macam make-up yang berserakan di mejanya.

Vallen berdecak kesal."Udahlah,mau setebal apa sih lo?Udah mirip ondel-ondel tahu nggak?"

"Sialan.Cantik gini dikatain ondel-ondel,"umpat Febi kesal.

"Udah gak usah dimonyong-monyongin tu bibir.Mirip ikan louhan tahu nggak."

"Ih...nyebelin."Febi buru-buru memasukkan make-upnya dalam tas."Udah!Ayo!"

Vallen terkikik geli.Senang sekali dia menggoda Febi yang notabenya seperti anak kecil.

"Kenapa tu anak kecil?"Bagas menyenggol bahu Vallen begitu mereka memasuki lift.

"Gue denger ya?"sahut Febi yang berdiri di belakang mereka.

"Ya elah nyaut aja ni kecebong."

"Ih....GUA FEBI.F-E-B-I,"geram Febi bersungut-sungut.

"Gue kirain  I-N-E-M,"balas Bagas sengaja mengeja per huruf.

"HUAHAHA......"Tawa Vallen dan Bagas pecah.

Ting....pintu lift terbuka.

Febi mendengus kesal.Dia mendorong tubuh Bagas ke samping dan melewatinya begitu saja.

"Aduh!Mas tersakiti."teriak Bagas menarik simpati Febi.

"Bodo amat!"teriak Febi tak peduli.

"HUAHAHA...."Vallen kembali dibuat ketawa melihat interaksi mereka.Yang satu jahil yang satu ngambekkan.Cocoklah mereka jadi suami istri.Eh....belum waktunya ya.Masih kecil juga si Febi kalau Bagas sih emang sudah bangkotan.haha....

"Apa lo?"Bagas melotot tak suka.

"Kalau sayang bilang sayang,kalau cinta bilang cinta..."Vallen malah menyindir Bagas dengan bernyanyi.

"Sial!"Bagas nyelonong pergi meninggalkan Vallen.

"Jujurlah padaku bila kau memang sayang,jujurlah padaku bila kau memang cinta.ungkapkan padaku,jujurlah padaku hoho..."

"GILA!"teriak Bagas dari kejauhan.

"Tergila-gila padamu bang!"teriak Vallen balik.

"Seneng banget ya godain orang."

Deg...suara itu?terdengar tak asing di telinga Vallen.Mungkinkah dia kembali?Bagaimana mungkin?Vallen berbalik dengan menahan napas.Terlalu takut untuknya menghadapi masa lalunya yang suram.

"Ka...ka..mu."Vallen terperangah tak percaya.

"Hai,"sapanya dengan tersenyum lebar.

"Ha..hai,"balas Vallen tergagap.Masih terlalu shok dengan kemunculan lelaki itu.ARIS....mantan terindah,mantan terbrengsek yang Vallen pernah miliki.Mantan yang dulunya pernah dicintai Vallen sepenuh hati namun pas lagi sayang-sayangnya malah ditinggal pergi.Brengsek gak tu?

"Apa kabar?"Aris berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya.

"Baik,"jawab Vallen yang sudah mulai menguasai emosi.

"Kamu kerja sini?"tanya Aris yang memang tak mengetahui kabar Vallen semenjak berpisah.

"Iya."

"Kamu sudah menikah?Atau jangan-jangan udah punya momongan."tanya Aris tanpa beban.

Vallen mendengus kesal."Bahkan hatiku masih ada namamu,"batin Vallen dalam hati.

"Hello...kok melamun?"Aris melambaikan tangannya di depan muka Vallen.

"Eh...a..aku belum menikah,"kata Vallen tergagap.

Aris tersenyum tipis mendengar jawaban Vallen.Vallen tertegun melihat pemandangan itu."Ya Allah bahkan senyumannya masih sama seperti dulu.Meneduhkan hati.

"O...ya?"tanya Aris tak percaya.

Vallen hanya mengangguk samar.

"Tapi kalau pacar udah ada dong pastinya,secara kan kamu sudah....e....gimana ya ngomongnya?"Aris menggaruk tengkuknya tak enak mau bicara blak-blakan.

"Tua maksud kamu?"tanya Vallen menebak.

"He...he...iya."

"Sial!Masak aku dikatain dah tua.Hello...aku baru kepala 2 ya,kalau ibarat buah lagi ranum-ranumnya.Eh ini dia bilang udah tua.Udah busuk dong aku berarti."

"Mana pacar kamu?Boleh dong dikenalin ke aku?"tanya Aris yang mengira Vallen sudah ada pacar.

"E...pacar aku....."Vallen bingung harus menjawab apa.Mau jujur dia malu,tak jujur dia bingung harus menjawab apa.

"Dia kerja ya?"tebak Aris yang tak juga mendapat jawaban Vallen.

"I...iya,"jawab Vallen pasrah.

"Dimana?"

"Apanya?"

"Kerjanya?"

"E...."Mampus...Vallen bingung mau menjawab apa."Ya Allah maafkan hamba karena telah berbohong.

"Kerja di....."

"Vallen!"panggil seseorang menyelamatkan Vallen dari kebohongan.
😁😁😁

Lanjut....
Vote

PLEASE,MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang