Happy Reading!
🍿🍿🍿🍿
"thanks, om" ucap juan tulus pada dokter yang usai memeriksa tangan anya.
"Anything!" Dokter rico balik menepuk pelan bahu juan.
"Dia udah gapapa kan om?" Tanya juan sekali lagi memastikan.
"Heem, cuma harus rutin minum obat yang udah om tulis resepnya. Suruh jangan ngelakuin pekerjaan berat pake tangan, apalagi nyetir motor. Tulangnya yang retak butuh pemulihan" ujar dokter rico yang ditanggapi anggukan singkat juan.
"Om keluar dulu ya, ada urusan" pamit doker rico kemudian melenggang keluar ruangan.
Juan menghampiri anya yang baru saja selesai diperban oleh seorang perawat. Gadis itu menatap sinis kearah juan seolah ia adalah makhluk terkutuk ciptaan tuhan.
Kini, hanya tersisa anya dan juan. Gadis itu segera turun dari brankar setelah menyahut tasnya. Tanpa menyapa ataupun berniat untuk mengucapkan terima kasih, ia melenggang pergi tak menghiraukan lelaki yang baru saja membawanya ke salah satu unit gawat darurat ini.
Juan berdecak, memutar bola mata malas. Ia menyusul anya yang berjalan cepat dengan suasana hati buruknya.
"Lo pulang bareng gue"ucap juan ketika sudah menyamakan langkah dengan gadis itu.
"Gak!" tolak anya ketus.
Juan nampak menghela nafas malas, berpikir untuk menghentikan sikap tanggung jawabnya pada anya.
"Motor lo dianter ke markas the walters" ucap juan singkat sebelum akhirnya melenggang pergi mendahului anya.
Gadis itu mengendikkan bahu acuh, tidak peduli walau juan meninggalkannya begitu saja. Anya sudah cukup geram dengan tingkah laku pria itu yang tidak pernah sekalipun melegakan.
Anya benar-benar tidak tau, mengapa juan selalu saja mencari masalah dengannya. Sejak awal masuk SMA, juan seolah dikirim tuhan untuk menjadi rivalnya. Ada saja kelakuan lelaki itu yang membuatnya geram dan marah.
Anya membuang nafas kesal, bisa-bisanya juan membuat pergelangan tangannya seperti ini. Jangankan menyetir motor, untuk memegang ponsel pun sudah terasa nyeri. Anya tak habis pikir bagaimana ia melanjutkan hari tanpa bantuan tangan kanannya. Pasti terasa menyusahkan.
Dan sekali lagi, kesulitan dalam hidupnya disebabkan oleh berandal tengik; juan.
Keluar loby rumah sakit, anya memutuskan untuk menunggu taksi di dekat halte. Belum lama ia berdiri di situ, sebuah taksi menghampiri tanpa dipanggil. Tanpa banyak bicara, anya segera masuk kedalamnya.
"Simpang empat kemayoran pak" ucap anya memberi instruksi pada pengemudi.
Gadis itu menyenderkan diri pada jok penumpang. Sekarang pukul 5 sore, dan ia sudah ada janji dengan teman-temannya di basecamp. Anya memutuskan untuk langsung menuju basecamp tanpa harus pulang terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rebell Girl
Teen FictionSengaja ngga gue kejar biar dia tau; Kalo yang suka, ngga selamanya akan tetep suka. -juan refero. Kita adalah kata yang bagimu serupa dengan ; 'subjek ganda'. Namun setelah semua ini, kita adalah dua orang yang sama-sama buta dalam hal menafsirkan...