5. confussed

0 0 0
                                    



I say it's fine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I say it's fine

But, i don't say it's not hurt


~raccuel~






__________




Happy Reading!



🍿🍿🍿🍿🍿







"mau mampir?" Tawar audi saat mobil juan berhenti tepat di depan rumahnya.

"Eh, bentar-bentar. Aku baru inget, kayaknya aku pernah liat kamu waktu balapan sama the walters deh" gumam juan menahan tangan audi dengan mempertanyakan kebenaran atas sesuatu yang ia lihat. Benarkah audi ada hubungannya dengan the walters??

"Mmmm, harus dijawab?" Tanya audi ragu. Tanpa bertanya dua kali, juan sudah tau jawabannya.

"Oh, berarti bener. It's okay, kamu masuk sana. See yaa next time" juan mengucap salam perpisahan. Ia tau, pertanyaan itu membuat audi risih.

Sudah bukan rahasia umum kalau the walters adalah rival bebuyutan the king. Entah atas dasar apa, kedua geng itu seolah sudah ditulis sejarah untuk saling bermusuhan.

Namun, semenjak diketuai oleh anya, sangat jarang sekali terjadi pertikaian. Tawuran antar keduanya benar-benar tidak pernah terjadi 2 tahun terakhir ini.

Jika dibilang perang dingin, mungkin iya. Mereka hanya terang-terangan menunjukkan garis permusuhan saat beraksi di sirkuit.

Begitulah anya menyiasati supaya tidak terjadi pertumpahan darah yang memakan korban hanya karena dendam pribadi.

Dengan itu, perlahan rupanya ketua geng the king pun mundur dan tidak memancing pertikaian lagi.

Anya sama sekali tidak menjelaskan bagaimana permusuhan antar mereka berlangsung. Gadis itu hanya memberi perintah pada seluruh anggota the walters untuk tidak menyerang sebelum diserang. Buktinya, cara itupun ampuh untuk meredam pertikaian antar dua kubu.

Audi segera masuk rumah ketika mobil juan berlalu meninggalkan halaman depan rumah. Gadis itu memijit keningnya yang terasa pening dengan ibu jari.

"Hai sayang" sapa liana saat audi baru menginjakkan kaki di ruang tengah.

"Sini, duduk" pinta hadi menepuk sofa di sampingnya, bermaksud menyuruh audi agar segera duduk disana.

Gadis itu berjalan santai, sebisa mungkin mengendalikan raut wajah supaya nampak baik-baik saja.

"Gimana tadi sama juan? Seneng?" Liana memulai pembicaraan setelah menyesap secangkir teh hijau organiknya.

"Iya, ma." Audi menjawab apa adanya, sesuai permintaan liana.

My Rebell GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang