Happy Reading🍒
.
.
.Selalu ada makna di setiap kata bagi yang benar-benar mengerti.
~Ika Puspita
Seorang cowok dengan kaos hitam polos tengah berdiri di belakang pembatas balkon kamarnya. Matanya yang sayu menatap mendungnya langit seolah tahu tentang perasaaanya. Sedangkan mulutnya masih sibuk mengeluarkan asap dari rokok yang dihisapnya entah sudah batang ke berapa dan bungkus keberapa. Di saat anak seusianya tengah belajar di sekolah yang ia lakukan malah mengurung diri di kamar.
Sejak tadi ponselnya banjir oleh notifikasi pesan ataupun panggilan telfon. Tapi tidak ada satupun yang minat untuk ia angkat. Pikiran serta batinnya tengah berantakan sekarang. Bahkan tidak jarang air matanya dengan lancang menetes. Ia pasti akan ditertawai jika teman-temanya tahu ia menangis.
Brak
Suara pintu yang didobrak dengan paksa membuat si empunya kamar menoleh. Ia memijit keningnya pusing ketika melihat sahabat-sahabatnya masuk dan langsung mencari posisi enak. Lihatlah sekarang Reyfand tengah duduk di sofa sambil memetik gitarnya. Sedangkan Vano dan Arya langsung berkutat dengan stik ps'nya. Rizki tersenyum tipis melihat pemandangan di depannya. Tuan rumahnya saja belum disapa mereka malah sudah sibuk dengan dunianya masing-masing.
"Ngapain?", tanya Rizki mendekat kemudian duduk di samping Reyfand.
"Lo lagi merem apa gimana sampe gak bisa liat kita ngapain?", tanya Arya acuh.
"Maksud gue, ini masih jam sekolah kalian kenapa malah kesini?", tanya Rizki lelah.
"Orang pinter mah beda", ucap Vano.
"Nah ini yang perlu dipertanyakan, lo kan nggak pinter pake gaya-gayaan bolos sekolah lagi",ucap Arya.
"Yah seenggaknya kalo gak belajar ya ngisi-ngisi absen lah biar kayak murid rajin gitu", ucap Vano.
"Dicariin Amel", ucap Reyfand datar seperti biasa.
"Amel siapa?", tanya Rizki bingung.
"Amel kelas sebelah yang badannya segede gentong", ucap Arya.
"Lengannya aja setara sama paha gue kayaknya", kelakar Vano.
"Pipinya liat deh segede bola basket yang sering kita mainin", ucap Arya.
"Kenapa malah bahas Amel coba?", tanya Rizki.
"Terus bahas apa?", tanya Vano.
"Guys i'm coming"
Vino datang dengan nampan yang berisi makanan ditangannya. Pantas saja sejak tadi si patner biang onar mereka tidak terlihat ternyata malah berbelok ke dapur.
"Karena gue anak yang baik hati dan tidak sombong nih gue buatin mie rebus+telur ayam maknyus ala chef Vino", ucap Vino dengan bangga.
"Lo berantakin dapur gue?", tanya Rizki.
"Nggak kok cuma barang-barangnya jadi berserakan", jawab Vino enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
Teen FictionCheryl Anasthasya,gadis manis yang ceria dan penuh tawa. Senyumanya bisa membuat orang di sekitarnya merasa hangat. Namun siapa sangka di balik sikapnya yang ceria ada sejuta luka yang ada dihatinya. Tentang cinta, persahabatan, dan keluarga. Tent...