Melirik Serkan yang hanya tidur diatas meja, membuat kedua tangan Khanza gemas ingin mengguncang tubuh cowok disampingnya ini agar tegak dan mengikuti pelajaran yang lagi diterangkan oleh guru sekarang.
Inginnya sih seperti itu, tapi Khanza masih mempunyai akal untuk melihat keadaannya sekarang. Mungkin saat dia benar-benar mengguncang tubuh Serkan. Semua orang akan mengatakannya tidak waras, hari ini masih awal untuknya. Jadi dia harus berpikir ratusan kali untuk membuat ulah.
Memperhatikan sekelilingnya, tiba-tiba manik Khanza berhenti di satu arah. Dimana ada Siska yang sedang aduh mata dengannya sekarang.
Berpikir jika Siska adalah orang yang baik, Khanza gadis itu tersenyum kemudian melambaikan tangannya seolah dia ingin mengajak Siska kenalan. Tapi Siska? Bodoh amat. Sekarang posisinya dia lagi terganggu dengan kehadiran Khanza.
Matanya yang tajam, dapat melihat jika gadis yang dia tatap ini sekarang ada rasa dengan Serkan. Cowok yang selama ini dia incar.
Tapi terlalu susah, karena Serkan selalu mengabaikannya.
menggedikkan bahunya tidak mengerti, Khanza kembali menopang dagunya. Lalu menatap Serkan.
Hingga tanpa sadar bel istirahat berbunyi, membuat mejanya langsung dipenuhi oleh anak-anak cewek dan juga cowok. Melihat itu Khanza tidak percaya.
Ternyata sekolah ditempat seperti ini, sangat menyenangkan.
"Tolong dong, request skincare kamu." ucap salah satu gadis- Dita namanya, hobi dandan. Dan selalu kepo dengan produk skincare yang dipakai oleh setiap siswi di sekolahnya.
"Heboh skincare! Coba tanya udah punya cowok belum?" itu dia Ayub yang ngomong. Orangnya sok kegantengan, walaupun giginya tongos dia lah yang paling pd soal penampilan.
"Gimana adek manis kamu udah punya pacar?" tanya Ayub, membuat para jantan langsung menajamkan indera pendengarannya.
Menggulum bibir bawahnya, Khanza terlalu bingung untuk menjawab semua pertanyaan teman-temannya hingga tiba-tiba Serkan yang menguap dengan suara gede membuat teman sekelasnya pada balik ke meja mereka masing-masing.
Raut wajah mereka juga berubah drastis menjadi kesal dan juga marah.
Khanza yang kebingungan langsung menghampiri Serkan.
Lalu sengaja duduk di depannya.
"Ayo ke kantin!" ajak Khanza dengan kedua sikunya yang menindi meja Serkan.
Siska yang melihat keberanian Khanza hanya meyeringai geram. Berani sekali gadis bernama Khanza itu mendekati Serkan.
Menatap gadis didepannya dengan muka datar, Serkan menguap lagi.
Kemudian mendorong tangan Khanza agar menjauh dari mejanya. Cowok itu kembali menidurkan kepalanya diatas meja.
Tapi sebelum itu dengan usilnya Khanza meletakan tangannya kembali di atas meja. Sehingga kepala Serkan menindi tangannya.
"Semoga mimpi indah," kata Khanza membuat sang empuh langsung berdiri.
Dengan kesal dia menatap Khanza.
"Hem kenapa?" tanya gadis itu seolah tidak merasa bersalah karena melakukan hal yang tidak disukai Serkan.
Seisi kelas kini saling berbisik-bisik. Biasanya Serkan akan memaki atau memukul orang yang telah menganggu ketenangannya.
Apa kali ini Khanza akan jadi korban selanjutnya setelah Farel?
"Lo mending pergi!"
"Oho..." Khanza ikut berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
JugendliteraturCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!