BAB|9

246 16 0
                                    

"Hari ini, kelas kita terncatat sebagai kelas paling bodoh. Tau kenapa?" bu Jeni wali kelas 12 Ips B, menatap semua muridnya yang dimana muridnya itu pada sibuk bercerita tidak mendengarkannya bicara. Ada yang bermain pesawat terbang seperti bocah sd. Berikutnya, Farel yang sedang berdialog membaca ceritanya sendiri dan ada juga Dita dan Siska yang sedang bersolek mempercantik diri.

Terakhir ada yang tidur seolah tidak menganggap Jeni itu orang.

Walaupun begitu, Jeni tetap melanjutkan ceramahnya ya entah di dengar atau tidak. Setidaknya ada 1 orang yang cukup mendengarkan ucapannya yaitu Khanza.

"Karena semua murid 12 Ips B terlalu menyepelekan setiap mata pelajaran..."

"Produk ini ori, bagus dan bahan terjamin. Dikulit aku si pas, coba pakai aja di Sis!"

"Kamu jahat!"

Farel mengangguk kemudian ekspresinya berubah, dia berbalik arah ceritanya lagi bicara dengan lawan jenisnya.

"Aku gak jahat, hanya jadi joker sebentar."

"Ya, bahan itu semua bagus aku ta-"

"DIAM KALIAN SEMUA!" tak tahan lagi dengan dengan semua kebisingan yang terjadi dikelasnya.

Jeni, wanita paru baya itu rasanya ingin menelan semua anak muridnya jika bisa. Kenapa hanya kelasnya yang seperti ini? Tak bisakah mereka diganti dengan murid yang lain? Maksudnya murid teladan yang cukup menghargainya sebagai guru didepan sini.

Mendengar teriakan Jeni, mereka semua langsung terdiam. Tak lama kemudian kembali melanjutkan aksi mereka.

Jeni sampai mengacak rambutnya sendiri sangking gemasnya.

Khanza memperhatikan teman-temannya.

Gadis itu berinisiatif untuk membuat teman-temannya itu pokus mendengarkan ucapan bu Jeni.

Kasihan sekali, ucapannya sama sekali tidak didengarkan oleh teman-temannya.

"Permisi," ujar Khanza lembut. Tapi sayang, tak ada dari mereka yang mendengar ucapan Khanza barusan.

Menarik napasnya dalam-dalam. Khanza gadis itu berjalan ke arah Serkan lalu menarik cowok itu untuk maju ke depan.

Alhasil membuat tidur Serkan terganggu. Dengan separuh nyawa, cowok itu menatap Khanza yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.

Melihat, Serkan di seret untuk ke depan. Jelas membuat para murid di kelas 12 ips B langsung terdiam.

"Ngapin si lo?" tanya Serkan memekik lantas menepis tangan milik Khanza.

"Gimana kalau hari ini, Serkan jadi ketua kelas Bu Jeni?" usul Khanza yang mendapat respon penolakan dari semua teman-temannya.

Serkan jadi ketua kelas? Yang benar saja? Nggak mungkin lah...bisa mati muda kalau gini caranya.

"Maksud lo apaan?" tanya Serkan ketus.

Yang sengaja diabaikan oleh makhluk menyebalkan seperti Khanza.

"Gimana Bu? Melihat respon teman-teman sepertinya mereka setuju. Aku yakin, kelas ini akan berubah jika ketua kelasnya tegas seperti Serkan. Buktinya, sesuatu yang tidak bisa ibu lakukan. Ternyata Serkan bisa."

Ada benarnya juga ucapan Khanza, semua muridnya pada takut dengan Serkan. Mungkin dengan menyetujuhi usulan dari Khanza muridnya bisa lekas berubah.

"Gak! Gue gak mau jadi ketua kelas!" tolak Serkan kesal.

Memimpin adalah sesuatu hal yang sangat tidak Serkan sukai, dan sekarang? Dengan seenak jidatnya Khanza mengaturnya untuk menjadi ketua kelas.

Gak mungkin!

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang