Kini Serkan tengah berada dikedai makan milik pamannya. Cowok itu mengelap kaca dengan pandangan kosong. Melihat itu, Vivi bibinya Serkan, mengeleng pelan. Tidak biasanya keponakannya itu melamun apalagi saat di jam kerja seperti ini.
Ingin menghampiri Serkan, eh tamu malah datang. Dan mau tak mau wanita itu harus mengurungkan niatnya. Bagaimanapun juga pelanggan adalah raja yang harus di nomor satukan.
Serkan, yang sadar sejak tadi dia asik memikirkan perkataan Khanza siang tadi. Membuat tangannya dengan ringan memukul kepalanya pelan.
Gila, satu kata yang ada dipikiran Serkan tentang dirinya.
"Kamu benar, tapi demi kamu. Aku harus punya nyali gede."
Serkan semakin kasar mengelap kaca didepannya.
"Kamu harus buktiin ke mereka, kalau kamu ini sebenarnya orang yang baik."
Serkan melempar kain lapnya dengan kasar ke tanah. Hari ini sikapnya mendadak aneh dan ya hatinya juga terus gelisah.
Menatap sekelilingnya, ini kenapa lagi? Apa yang salah dengan hatinya? Kenapa dia berharap gadis nyebelin itu datang untuk menganggunya. Tidak, Serkan tidak boleh lepas dari zona kesendiriannya. Cukup sekali, Serkan tidak ingin dikhianati lagi untuk yang kedua kalinya.
Selesai melayani tamu, Vivi kembali menghampiri Serkan yang sejak kapan duduk di aspal.
"Serkan, kamu ngapain bengong disitu?" Vivi berjalan mendekati Serkan. Cowok itu lantas bangkit lalu kembali melaksanakan tugasnya yang belum terselesaikan.
"Kamu baik-baik saja? Ada masalah sama sekolah kamu?" tanya Vivi khawatir.
Menggeleng, pertanda tidak. Serkan langsung melanjutkan pekerjaan, membiarkan bibirnya terus menatapmya dengan aneh.
***
Pagi cerah, begitu indah. Berjalan dengan malas di koridor sekolah, setelah kejadian kemarin ekspresinya masih saja tidak berubah. Dengan santainya dia berjalan melewati orang-orang yang tengah menatapnya takut. Lalu mencoba untuk menghindarinya.
Mendesah cukup panjang, Serkan masuk ke dalam kelasnya. Yang dimana disana sudah ada Khanza yang lagi membaca buku.
Kali ini gadis itu cukup kalem dan tidak banyak omong. Hanya, seluruh meja Khanza penuh dengan coretan aneh yang membuat manik Serkan langsung membulat.
Berjalan ke arah kursinya, cowok itu dengan ekspresi seperti biasa saat menatap Khanza yang tengah duduk di sampingnya.
Melihat Kedatangan Serkan, dengan senyum merekah. Gadis itu meyapa Serkan.
"Pagi Serkan! Kamu udah makan?"
Merasa bersalah, setelah meletakan tas ranselnya. Serkan membuka seragam sekolahnya.
Lalu mengambil air minum Khanza yang ada di botol.
Melihat Serkan menuangkan air minumnya ke Seragam sekolah cowok itu. Seketika mulutnya langsung terbuka lebar.
Dan saat Serkan hendak membersihkan mejanya yang kotor dengan seragam sekolah Serkan. Jelas membuatnya langsung berteriak.
"Jangan nanti kotor!" teriak Khanza melarang.
Tapi Serkan masa bodoh dan dengan santainya membuat seragam sekolahnya itu sebagai lap.
"Lo diperlakuin kayak gini, itu semua karena gue." kata Serkan sambil terus menggerakan tangannya maju mundur membersihkan meja Khanza.
"Aku gak papa kok Serkan. Kam-"
Kalimat Khanza terhenti saat Serkan menatapnya dengan tajam.
Melihat sikap Serkan, semua kelas saling bergunjing untuk membicarakan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN[TAMAT✓]
Teen FictionCukup diam dan mengerti segalanya, hanya waktu yang dapat mengungkap siapa dirimu sebenarnya. No plagiat! Cerita murni ide authornya. Ceritanya Colab bersama dengan @SalmaBugis dan @Siqi_Naya Folow akun ini sebelum membaca. Okey!