Pukul 23.00
Lisa masih terduduk di balkon kamarnya, sebelah kakinya ditumpangkan di kakinya yang lain, helaan napasnya kembali terdengar-entah yang keberapa kalinya.
"Ngapain?"
Oke. Dia sampai tidak bisa mendengar suara pintu kamarnya sendiri yang kemungkinan sudah dibuka abangnya dari beberapa menit yang lalu.
Bambam menyusul duduk di satu satunya kursi yang kosong di samping Lisa. Mengambil mug kosong di genggaman cewek itu, lalu menggantinya dengan mug miliknya yang berisi cokelat panas lengkap dengan kepulan tipis di atasnya.
"Gak lagi ngapa ngapain," jawabnya.
"Besok gak mau anterin nih?"
"Mau kok."
"Ya udah, tidur. Udah malem," titah cowok berbalut kaos over size berwarna merah itu.
"Bentar lagi deh," Lisa menyeruput cokelatnya-lebih tepatnya cokelat keduanya.
Bambam tersenyum lembut, lalu menyandarkan tubuhnya dengan santai. "Ada yang mau ditanyain gak?"
"Hm?"
"Lili ada yang mau ditanyain gak ke abang?"
Yash! Abangnya itu memang selalu tau apa isi otaknya.
Tanpa ditawari lagi, Lisa langsung menghadap ke arah abangnya itu, "Oppa, kalo misalkan cowok tiba-tiba aja sikapnya jadi agresif gitu, itu kenapa ya?"
Bambam terkekeh, "Emang siapa?"
"Ng.. Itu.. Temennya Lili kan ada yang lagi deket gitu sama cowok, nah terus si cowok yang biasanya galak-eh enggak galak sih, dia itu agak judes gitu. Nah tiba-tiba si cowoknya jadi agresif gitu ke temen Lili, makanya temen Lili jadi bingung."
"Sampe kepikiran terus?"
"Iya."
"Sampe tengah malem begini?"
Lisa mengangguk, "Heem."
"Berarti kamu beneran suka sama Jungkook."
"Kalo itu mah udah jelas- bentar, kenapa jadi aku sih?" protes Lisa merasa ada yang aneh dengan pembicaraan mereka.
"Hahahaa.. Oke oke, enggak, abang cuma bercanda doang. Mau jawabannya gak?"
Setelah mendengus sebal, Lisa mengangguk.
"Cuma ada dua alasan yang paling kuat-"
"Satu?" potong Lisa tak sabaran.
"Si cowoknya bales perlakuan si cewek sekaligus. Maksudnya, dia ngerespon balik tapi secara sekaligus."
"Dua?" tanya nya lebih bersemangat.
"Dua. Si cowoknya gak mau digangguin lagi, jadi dia agresif. Menurut bahasa kerennya itu disebut sebagai pengusiran-"
"Aish!! Kampret!" umpat Lisa sembari memalingkan wajah dari Bambam yang tengah menahan tawanya.
"Heh, kenapa malah ngumpat ke abang sih?"
"Tau ah, sana pegi!" usirnya. Dia sangat kesal dengan penuturan dari abangnya barusan. Bukannya mendapatkan pencerahan, malah membuat dirinya lebih terbebani lagi.
Bagaimana tidak? Kejadian kemarin siang masih saja menggelayuti pikiran cewek berpiyama pink itu.
Lagipula siapa yang bisa tenang-tenang saja jika Jungkook menggodanya seperti kemarin.
"Mau?"
Ish.. Kata itu masih saja terngiang ngiang di kepalanya, membuat fokusnya selalu saja menjadi buyar. Kalau saja kemarin Jeil tidak menyusul mereka ke UKS, mungkin saja Lisa sudah mengatakan iya dan mungkin saja..
KAMU SEDANG MEMBACA
Lili Closet Film ✓
Fiksi Penggemar[Sebelum baca, aku saranin untuk follow akunku dulu yaa💜] "Btw, kamu bisa munduran gak? Badan kita hampir sentuhan." Bisiknya pelan. Lagi, Jungkook mengerjap. Ia baru sadar kalau dirinya sudah menghimpit Lisa bahkan lebih dekat dibandingkan denga...