Chapter 1.
~
Kristal-kristal salju tak pernah lelah untuk menyelimuti kota London dengan hawa dinginnya sejak pagi kemarin. Dan itu sukses membuat orang-orang lebih memilih untuk tinggal dirumah dibanding bepergian, yang mungkin saja akan membuat syaraf telinga mereka mati.Seperti layaknya penduduk kota London lainnya, Niall James Horan, seorang superstar yang sampai saat ini masih setia dengan band yang sudah membuat namanya melejit, One Direction, ia pun juga memilih untuk menghangatkan diri didepan tungku perapian, daripada mengurusi berkas-berkas nya di kantor, toh, Kristoff juga sudah ada disana.
"Hi Dad!"sapa seorang lelaki tampan, yang dengan sangat mengejutkan dapat menyelesaikan pendidikan kedokterannya hanya dalam jangka waktu satu tahun.
"Oh hi Zedd"balas Niall pada Zedd, anak sulungnya.
Well, biar ku beritahu sedikit informasi mengenai kehidupan Zedd. Peristiwa bersejarah itu sudah terjadi 6 bulan lalu, dimana Zedd sudah mengetahui rahasia yang selama ini Niall dan Ashley kunci rapat-rapat. Dan setelah kejadian itu, Zedd sendiri memutuskan untuk tetap tinggal bersama keluarga Horan; keluarga yang sudah menjaganya sejak kecil. Namun tenang saja, ia tak serta merta melupakan ayah dan saudara kembarnya. Zedd sering menginap dirumah Peter, atau terkadang Greyson lah yang menginap dirumah Niall dan Ashley.
"Penghangat dikamar tak mampu mengalahkan perapian ini, Dad"canda Zedd sambil mendekatkan dirinya pada api yang sedang membakar kayu pada tungku perapian. "Demi seluruh makanan yang ada di dunia, cuaca hari ini sangat dingin"
Niall tertawa kecil, lalu mengangguk. "Yeah, demi seluruh kekasihku, perapian ini sangat hangat"
"Hm.. Apakah lebih hangat dari pelukan ku, Mr. Horan?"ucap seseorang yang langsung membuat Niall dan Zedd mengalihkan pandangan mereka dari perapian. Ashley sedang tersenyum jahil sambil memegang nampan dengan 5 gelas berwarna hijau -warna favorit Niall- diatasnya. "Hot chocolate is ready"katanya seraya meletakkan nampan tersebut ke meja kecil yang diatasnya berdiri tegak beberapa figura foto keluarga bahagia tersebut.
"Woah, tentu saja kau yang terbaik, sayangku"Niall tersenyum seraya menarik Ashley ke pelukannya. Ia kemudian menatap mata Ashley dalam, lalu mencium bibir wanita itu lembut.
"Oh, tuan dan nyonya Horan.. Sebaiknya aku kembali mengingatkan kalau aku ini masih dibawah umur"celetuk Zedd yang langsung membuat tuan dan nyonya Horan itu melepaskan bibir mereka.
"Oh astaga aku lupa kalau anakku masih sangat kecil seperti semut"kata Niall yang langsung membuat Zedd memutar kedua bolamatanya.
"Perlu kau ketahui, aku lebih tampan dari seekor semut, Dad"Zedd tersenyum bangga seraya merapikan rambut coklatnya.
"Ketampananmu menurun dariku, son"Niall menaikkan sebelah alisnya bangga. Dan itu sukses membuat Ashley dan Zedd tertawa.
"Hey, apakah ada yang kami lewatkan?"teriak seseorang sambil berlari menuruni tangga. Seorang gadis pirang yang mengenakan sweater berwarna peach dengan motif bunga-bunga sedang berlari excited ke tungku perapian yang berada di ruang keluarga. Ia pun berlari dan langsung duduk bersila disebelah Zedd, kakak tertuanya.
Dibelakang gadis itu, berjalan dengan santainya seorang lelaki yang mengenakan sweater hitam polosnya. Ia langsung mengambil tempat disebelah ibunya. Jadi posisi mereka saat ini adalah membentuk busur mengelilingi tungku perapian yang api merahnya sedang berkobar, membuat kehangatan dibalik cuaca yang sangat dingin ini.
"Kalian hampir saja kehilangan cokelat panas"ucap Zedd santai, sebenarnya ia bermaksud untuk mengerjai kedua adik kembarnya itu. Dan benar saja, kedua anak kembar -Darren dan Pearl- langsung membulatkan mata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hertz // g.c and a.b
FanfictionSeberapa besar frekuensi yang tercipta, tak peduli, Hertz selalu menyertai di belakangnya, menjadi satuan pendamping setianya. "Seberapa besar perubahan yang kau buat -demi kebaikan tentunya-, maka semakin besar hasil memuaskan yang akan kau petik"...