16 (END)

5.2K 122 19
                                    

" om. " panggil ku pada dirinya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

" hm? Kenapa sayang? "

" maaf ya. " ucap ku tertunduk.

" maaf? Maaf kenapa love? " tanya Bagas bingung. Dirinya pun bergegas mendekati ku dan meneliti tubuh ku.

" aku hamil. " ucap ku pelan.

" apa? "

" aku hamil. " sahut ku sekali lagi. Membuat dirinya menarik diri ku ke dalam pelukannya.

" serius love? Kamu hamil? "

" iya om. Aku hamil. Maaf ya? "

" kenapa minta maaf sayang? " tanya Bagas dengan kening berkerut.

" aku bilang, aku kemaren gak mau hamil. Mau nanti - nanti. Tapi sekarang aku malah hamil. Aku takut om mikir aku perempuan plinplan. " jawab ku.

" astaga. Enggak love. Mana mungkin om mikir gitu. Gak pernah sekali pun om mikir gitu love. " ucap dirinya.

" kamu tau dari mana kalau kamu hamil love? " tanya Bagas lagi.

" aku gak dapet bulan bulan ini. Bikin aku nya curiga om. Trus aku beli tespek tadi pulang kuliah. Dan aku cek ternyata positif. " ujar ku menjawab dengan tetap mengubur wajah ku di ceruk lehernya.

" ya udah. Kita besok pagi ke dokter ya? Om besok gak ada ngajar di kampus. Ya love? " tanya dirinya pada ku. Dan aku yang masih speechless karena kehamilan ku ini pun hanya mengiyakan ucapannya pada ku.

" iya om. "

*****

Aku sama sekali tak menyangka, kehamilan pertama ku ini benar - benar menjadi saat yang begitu membahagiakan. Kini kehamilan ku sudah memasuki bulan ke sembilan. Dan Bagas amat sangat berperan menjadi sosok suami dan calon ayah yang siaga. Nyaris semua keinginan ku dapat di penuhinya. Bahkan dalam keadaan dirinya lelah sekali pun.

Bagas juga tak pernah sekali pun mengeluarkan keluh kesahnya. Dirinya juga mengambil alih seluruh pekerjaan rumah tanpa boleh aku ikut membantu. Bagas benar - benar menyuruh ku untuk istirahat. Bagas hanya memperbolehkan ki untuk istirahat, makan, dan bermanja - manjaan dengan dirinya.

Aku benar - benar beruntung memiliki dirinya sebagai suami ku dan juga imam ku. Aku harap, aku dan calon anak kami berdua akan baik - baik saja sampai hari melahirkan beberapa hari lagi.

*****

Flashback on

" love? Sayang? " tegur Bagas pada ku yang tengah tenggelam dalam bacaan ku saat ini mengenai kehamilan.

" hm? Kenapa om? " ujar ku memandangnya dan menghentikan kesibukan ku saat ini.

" udah malem sayang. Tidur dulu. Istirahat. Besok kan masih bisa di sambung. " ujar Bagas lagi mengelus lembut perut dan pipi ku dengan ke dua tangannya.

" nanggung om. Bentar lagi. " sahut ku mencoba bernegosiasi dengan suami ku ini.

" muka mu keliatan capek gitu. Udah sayang. Baby nya juga pasti capek kan kalo mamanya capek. " ujar Bagas tegas akhirnya mengambil buku yang tengah ku pegang saat ini dan meletakkannya di nakas samping dirinya.

" om. Ih. Kenapa di ambil? " protes ku pada dirinya.

" sayang. Udah ya. Lanjut besok aja ya. Jangan keras kepala dong. " balas Bagas atas protes ku dan mulai membungkam mulut ku dengan bibirnya.

" om. " rengek ku setelah bibir ku terlepas dari bibirnya.

" stt. Tidur sayang. Istirahat. Lagian om gak mau kamu kecapean. " ujarnya lagi dan akhirnya membuat ku mengalah pada dirinya.

LOVE YOU, OLD MAN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang