[0.7]

15 3 2
                                    

"Jangan bercanda. Disitu nggak ada apa apa," ucap Linda sambil menatap Nara. Perempuan itu menggeleng.

"Ada tante. Namanya Ara, dia anak kecil. Lucuuu banget hehe, rambutnya dikuncir dua," Nara tersenyum sambil menatap Linda. Sedangkan yang ditatap menatap Nara dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"A-ara? Kamu bilang Ara?" tanya Linda. Nara mengangguk.

"Iya tante. Itu dia lagi senyum ke tante. Hehe, lucuuu banget!" ucap Nara sambil menunjuk sofa.

"Kamu bisa liat hantu?" tanya Linda. Nara mengangguk.

"Dimana?! Dimana Ara?! Tante pingin ketemu sama Ara?! Dimana nak?!" ucap Linda sambil mengguncak bahu Nara.

"Mah," ucap Ata lirih.

"Eh? Tante siapanya adek manis ini?" tanya Nara.

"Udah mah udah," ucap Ata sambil menghentikan tangan Linda yang terus menggincang bahu Nara.

"Ara, dia anak tante!" seru Linda. Air mata mulai membasahi pipi wanita itu. Tatapannya sendu.

"Bener?" ucap Nara kepada Ara. Anak itu mengangguk.

"Kak bilangin ke mama. Jangan nangis lagi. Ara jadi sedih. Ara mau liat mama senyum," ucap Ara. Nara mengangguk.

"Tante, Ara bilang kalo tante gak boleh nangis. Ara nya jadi sedih. Dia mau liat tante senyum," ucap Nara kepada Linda.

"I-iya?" tanya Linda. Nara mengangguk. Linda menghapus air matanya lalu duduk di samping Nara.

Just for your information, sofa yang Nara sama Ata dudukin itu panjang. Ata ada di kanan Nara sedangkan Linda ada di kiri Nara.

"Tante bisa gak liat Ara? Atau bicara sama dia? Tante mohon, tante kangen banget sama Ara," ucap Linda sambil menggenggam tangan Nara.

"Mah, nggak mungkin. Ara udah gak ada, gimana mama bisa bicara sama dia? Biarin dia hidup tenang," ucap Ata.

"Bisa kok," ucap Nara.
"Tante bisa bicara sama Ara," lanjutnya.

"Kamu serius kan nak?" tanya Linda. Nara mengangguk.

"Tapi Ra, itu mustahil," ucap Ata. Nara menggeleng.

"Bisa kak. Tenang aja," ucap Nara.

"Jadi gimana? Tante harus ngapain?" tanya Linda.

"Tante gak ngapa ngapain. Nara bakal nyoba buat masukin arwah Ara ke tubuh Nara. Nanti tante bisa deh bicara sama Ara," ucap Nara.

"Ra, lo yakin?" tanya Faikha.

"Lo jangan sembarangan masukin arwah ke tubuh lo. Bisa bahaya kalo dia gak mau keluar lagi!" ucap Keysa.

"Kalian tenang aja. Ara anak baik baik. Dan gue percaya sama dia," ucap Nara.

"Gak papa Ra?" tanya Ata. Nara terkekeh.

"Gue gak akan ngusulin ini kalo berbahaya kak. Tenang aja," ucap Nara. Perempuan itu lalu bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah Ara yang posisinya masih sama.

"Ara, nanti kamu masuk ke tubuh kakak ya? Tapi kamu harus janji bakal keluar lagi! Okey?" ucap Nara sambil menatap Ara.

"Bener kak? Ara bisa bicara sama mama kan?" tanya Ara.

"Iya, tapi Ara harus janji mau keluar nanti,"

"Oke! Ara janji!"

Nara tersenyum lalu mulai duduk di sofa yang Ara tempati. Ia memejamkan mata dan mulai mengosongkan pikiran. Melemaskan badan juga menenangkan hati. Eak.

She is Strange or Different?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang