8: Awkward

27K 580 2
                                    

Jared POV

"Ahahahah. Lu udah se sexy mungkin tapi dia juga ga tertarik sama lu?" Ucap gua saat telepon dengan cewe random ini.

Udah semingguan lebih gua teleponan sama cewe yang gak gua kenal ini. Dia asik, enak buat curhat. Ya, walaupun gua gapernah ketemu sama dia. Tapi, kalo dia mau dengerin curhatan, why not?

"Jangan ketawa wei! Jahat banget.." Ucap cewe itu yang kelihatanya jengkel.

"Okeoke... Hahahah." Ucap gua sambil tertawa kecil.

"Udah dulu ya gua tutup dulu, mau masuk kelas nih. Byee." Ucap gua sambil mengakhiri pembicaraan.

                            •••••

Tepat pukul 16.00 sore, gua selesai kuliah. Seperti biasa, gua menuju kafe favorit gua.

Saat gua berjalan untuk masuk ke dalam mobil, ya gua melihat dia.

Anas.

Gua melihat anas berjalan sambil membawa buku buku kuliahnya. Gua harus mengakui kalau gua kangen melihatnya. Ah, rasanya gua ingin mendekatinya dan memeluknya dengan erat dan berkata "please, dont go."

Anas jadi.......... Cantik. Dia sekarang sudah bisa merawat diri. Kelihatan dari rambutnya yang kelihatan halus dan dibiarkan panjang sepinggang. Badanya pun tetap seperti dulu. Mungkin ia menjaga pola makanya. Anas banyak berubah. Dia juga memakai sedikit polesan dan membuat dirinya semakin lebih.... Cantik. Ya, cantik.

Tak lama, adi datang sambil memeluknya dari belakang. Anas terlihat senang sekali saat adi datang. Sungguh pemandangan yang membuat gua mual. Gua pun langsung masuk ke dalam mobil dan menggas mobil gua menuju kafe.

                           •••••

Anas POV

Aku kesal. Kesal sekali. Gatau kenapa, setelah hari anniversaryku dengan adi, Adi seperti sibuk dengan kuliah dan urusan pribadinya. Aku banyak ditinggal. Ya, mungkin karena adi masuk arsitek, aku bisa maklum. Tapi diluar kuliah, adi juga tetep sibuk. Kenapa sih?

"Sayang....." Ucap seseorang sambil memelukku dari belakang.

"Adi...." Ucapku sambil tersenyum tipis.

"Kok disini sih? Jalan yuk. Kita nonton film baru. Gimana?" Ucap adi.

Ya, ketika aku kesal memikirkan adi, adi selalu datang dan menyenangkanku seperti ini, membuatku jadi makin sayang sama adi.

"Yuk!" Ucapku semangat.

Tiba tiba teleponku berdering.

Manusia asing. Nama itu muncul di layar hapeku.

Aku pun segera mengangkatnya sambil tersenyum.

"Ada apa, mr terong?" Ucapku sambil berjalan menuju mobil adi.

"Siapa, nas?" Ucap adi ketika ia mendengar mr terong keluar dari mulutku.

"Temen gilaku." Ucapku.

"Gua bete. Tadi barusan gua liat dia." Ucap cowo itu.

"Iya? Wah... Setelah sekian lama. Makin cantik ga?" Ucapku sambil sok sok penasaran.

"Iya, makin cantik. Cantik banget malahan." Ucap cowo itu.

                            •••••

Aku baru saja tiba di rumah ketika kak diaz mengagetkanku dengan berdiri didepan pintu.

"Astaga, kak! Ngapain sih kakak disitu?" Ucapku sambil mundur selangkah.

"Cowo lu........" Ucap diaz.

"Putusin dia." Lanjut diaz.

"Hah? Kak, gausa gila gini deh. Aku cape kak mau bobo. Minggir dong, kak." Ucapku sambil menggerakan tangan untuk menyuruh kak diaz minggir.

"Jangan deket deket dia lagi. Dia ga baik buat lu, nas." Ucap kak diaz tanpa menggerakan badanya sekalipun.

"Kak, adi baik banget sama aku. Dia gapernah apa apain aku selama 1 tahun ini. Aku sayang sama dia, kak. Mana mungkin aku bisa putusin adi gitu aja? Masa aku putus sama adi gara gara disuruh kakak?" Ucapku lemas.

"Lu gatau dia yang sebenarnya, nas. Gua mohon. Demi kepentingan lu." Ucap kak diaz.

"Terserah kakak. Permisi." Ucapku sambil menggeser badan kak diaz dan segera masuk ke dalam kamar.

Ada apa sih dengan adi? Selama ini adi baik dan sweet banget sama aku. Aku jadi teringat ucapan jared di halaman belakang sekolah.

Tapi, nggak. Gua gabakal jauhin adi. Aku sayang banget sama dia.

                             •••••

 

                       

Unpredictable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang