Hal selanjutnya yang kuketahui akan hari itu adalah Mom dan Dad yang tak kembali, maksudku mereka menghabiskan malamnya di rumah Gabriela. Aku cukup yakin karena yang terlihat di garasi hanya Subaru milik Louane.
Aku bersyukur Louane sudah kembali setelah kencannya dengan, oh, aku tidak tahu siapa nama lelaki itu. Ia tinggi, berambut hitam, keturunan Polandia. Terus terang aku sempat mengira dia akan menghabiskan malam dengan kencannya—melakukan apa, semesta yang tahu.
Ini belum terlalu larut untuk menghabiskan sisa malam di ruang keluarga sambil menonton film. Jadi aku menyambar berondong jagung dari oven dan membanting tubuh ke atas sofa.
"Tidak ada salahnya untuk berbagi."
Aku menoleh dan mendapati sosok Louane di ujung tangga.
"Kukira kau sudah terlelap." tukasku.
"Tidak bisa, kelebihan daya."
"Itu karena kau sedang jatuh cinta!" Aku berseru dan tertawa.
"Hey, bukan seperti itu!" Ia berusaha memalingkan wajahnya yang kuyakin mulai memerah. "Lagipula aku mendengar tawa Manu dari ujung jalan. Dan, Miss, kau tertangkap basah menyelinap."
"Aku tidak punya pilihan." balasku membela diri. "Aku tidak mau Mom mengurungku di rumah sampai kepergianku ke London."
"Itu tidak mungkin."
"Huh?"
"Akhirnya, A," Ia mengukir senyum penuh arti. "Kau jauh dari kata 'lugu'."
"Well, mungkin karena malam ini orang yang mengadakan pesta adalah Benhur." Aku meluruskan. "Maksudku, kau tahu, kan? Benhur itu bukan murid populer. Tapi, kau bisa mengatakan ia punya banyak kenalan yang cukup populer."
"Seperti Emily?"
"Kau tahu Emily?"
"Oh, siapa yang tidak tahu reputasinya?" Ia tertawa, terdengar meremehkan. "Ditambah dengan hal-hal yang sering kudengar dari acara gosip rutinmu."
Kami berdua tergelak.
Lalu, Louane bertanya, "Jadi, kau masih dengan Lelaki B ini?"
Louane punya kebiasaan menyebut Benhur sebagai "Lelaki B". Ia menyemat semua cowok yang berinisial B dengan panggilan itu. Aku akan selalu mengingat mereka sebagai "B", oh, juga dengan semua cowok yang berinisial B, ungkapnya saat pertama kali memberitahuku tentang pacar ketiganya, Broodje, yang berselingkuh. Fakta bahwa Louane ditinggalkan oleh kedua cowok sebelum Broodje membuatnya tambah yakin untuk melakukan pelabelan bodoh ini.
"Apa maksudmu?"
"Kau masih tergila-gila, ya, padanya?"
"Apakah aku terlihat begitu?"
"Entahlah," Louane mengedikkan bahunya. "Kau begitu rela menyumbangkan waktumu untuk keluar sampai larut malam."
Louane benar. Tapi membiarkan waktuku terbuang bukan berarti aku tergila-gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Way You Run Away To
FanficOrang-orang di Salt Lake tahu Orion Asiana Fitzgerald-yang hanya ingin dicap sebagai A-itu gadis yang lugu. Tak pernah keluar dari zonanya. Tak pernah mengintip ke dunia dimana anak-anak lain selalu berkunjung ke sana. Namun, suatu malam ia meningg...