Chapter 19

1K 62 10
                                    

Kenapa pakai target?
Karena, viewers sama vote nya jauh banget:)
Banyak dari kalian yang siders. Sedih aku tuh:(
Makasih banyak buat 101k viewers dan 3,13k vote!!😭😭


Happy reading!

Setelah Kayla dan Lionel pergi, Lionel langsung membawa Kayla menuju apartemennya. Lionel kesal. Perempuan ini sangat suka keluar malam. Sama seperti Tasya.

"Sayang jangan marah dong," ucap Kayla menatap Lionel

"Kamu udah gak betah tinggal di apartemen?" tanya Lionel masih fokus menatap jalanan

Mampus lo Kay batin Kayla

Jika sudah menyangkut apartemen, maka bisa dipastikan Lionel tidak akan mengizinkannya lagi untuk tinggal di apartemen

"Enggak gitu, yaudah iya maaf."

"Emang ngapain sih keluar malem-malem gini?" tanya Lionel kesal

"Pengen makan seblak,"

"Kenapa gak bilang sama aku kalau kamu mau makan seblak?Kan aku bisa beliin By," geram Lionel

"Takut ngerepotin kamu,"

Mereka sudah sampai di apartemen dan keluar dari dalam mobil. Lionel langsung menggenggam tangan Kayla

"Kayla, aku itu pacar kamu. Dan kamu gak ngerepotin aku."

"Iya iya maaf,"

Setelah sampai di depan apartemennya, Lionel membuka pintu dan langsung masuk ke dalam kamar bersama Kayla.

•••

Arvin mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dengan suara klakson dari mobil yang lain. Dia marah. Dia takut. Takut kehilangan Tasya.

Setelah sampai di tempat yang dituju, ia langsung keluar dari mobil dan berjalan dengan cepat menuju apartemennya.  Dia masuk dalam kamar dan langsung memukul kaca yang ada disitu dengan kencang. Cairan berwarna merah segar langsung mengalir di jari-jari tangannya. Dia tidak peduli. Yang ia pikirkan sekarang hanya Tasya.

Dia tidak mau kehilangan Tasya.

•••

Arvin masuk ke dalam kamar Tasya dan berjongkok di samping kasur Tasya, "Bangun, Sya," ujar nya sambil menepuk pelan pipi Tasya

Tasya tidak bergerak sama sekali.

Arvin menepuk pipi Tasya kembali, "Bangun, Natasya." ucap nya dingin

Tasya membuka matanya, lalu mengucek kedua matanya

"Mandi buruan," suruh Arvin dingin lalu keluar dari kamar Tasya

"Kapan dia masuk kamar gue?" tanya Tasya kepada dirinya sendiri

Tidak ingin memancing emosi Arvin, Tasya langsung bangun dan mandi.

Selama lima belas menit bersiap, Tasya langsung keluar kamar dan melihat Arvin menyiapkan bekal. Tasya mengernyitkan dahinya melihat Arvin tidak memakai seragam sekolah.  Tasya memilih diam, tidak ingin bertanya. Biasa, perempuan kalau lagi marah suka gengsi.

MY POSSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang