Yang kangen, yang kangen awokwokwok
Sambil nunggu teaser gf yuk baca my boss dulu hohoho
Jungkook melangkah tergesa memasuki kedai yang di beritahukan Jimin. Langkahnya seketika terhenti saat melihat sang kekasih yang menelungkupkan wajah di meja, sedang di hadapan perempuan itu ada Jimin yang tadi menghubungi dirinya. Jungkook menghampiri keduanya, melirik sekilas kearah Jimin lalu mendudukan diri di samping Eunha.
"Eunha?" Jungkook menggoyangkan pelan lengan Eunha, namun di tepis begitu saja.
"Dia mabuk." Ucap Jimin membuat Jungkook menoleh kearah asisten kekasihnya itu. Sekali lagi Jungkook mencoba membangunkan Eunha, dan hal serupa kembali ia dapatkan.
Eunha yang merasa terganggu sontak memukuli orang yang sejak tadi membangunkannya. "Haish! Kau ingin ku bunuh hah?!"
Jungkook yang di pukuli hanya bisa pasrah, sebab mau melawan Eunha terlihat lebih bar – bar ketika sedang mabuk.
Aksi memukuli orang yang sejak tadi mengganggunya terhenti, Eunha menyipitkan mata untuk melihat orang itu lebih jelas. "Hnggg... siapa kau?"
"A – aku Jungkook." Jungkook sedikit meringis saat pukulan Eunha masih terasa menyakitkan di lengan dan bahunya.
"Jungkook?" Eunha tampak berpikir, perempuan itu mengetuk – ngetukan telunjuknya di bawah dagu sambil bergumam. "Ah! Kau Jeon Jungkook si lelaki payah itu ya?" Setelahnya Eunha terkikik geli, membuat Jimin yang sejak tadi melihat tingkahnya menghela napas panjang.
"Sedang apa hik kau di sini hah? Kenapa hik tidak pergi saja dengan mantan kekasihmu itu?"
Jungkook meraih jemari Eunha namun kembali di tepis, "aku ingin menjemputmu."
"Aku tidak hik mau di jemput hik olehmu."
Eunha kembali menepis saat Jungkook ingin menggenggamnya. "Aku bilang tidak ingin di jemput olehmu! Jim, tolong aku, dia ingin menculikku ... huuaaaaaa."
Jimin memijat keningnya, tingkah Eunha saat mabuk membuatnya pusing. "Biarkan saja dia." Cegah Jimin saat Jungkook ingin kembali meraih Eunha. "Biarkan sampai dirinya tidak sadarkan diri."
Setelah Jimin berkata demikian, Eunha tiba – tiba ambruk. Perempuan itu hampir saja terjatuh kalau Jungkook tidak menahannya. Membenarkan posisi sang kekasih – yang ternyata tertidur – Jungkook merapikan anak rambut Eunha yang menutupi wajah.
"Lebih baik kau segera membawanya pulang sebelum ia sadar dan kembali bertingkah memalukan." Jimin bangkit dari duduknya, hendak melangkah namun Jungkook menahannya.
"Bi – bisa bicara sebentar?"
Jimin mengangkat sebelah alisnya, memandang Jungkook bingung. Namun setelahnya lelaki itu mengangguk.
"Mau bicara soal apa?"
Jungkook menjilat bibir sesaat sebelum mulai bicara. "E – eunha sudah menceritakan soal hubungan kalian di masa lalu."
Jimin kembali mengangkat sebelah alisnya, "lalu?"
"Bi – bisakah kau menjaga jarak dengan Eunha di luar jam kerja?"
Sudut bibir Jimin terangkat, lelaki itu menyenderkan tubuh dan melipat kedua tangannya di dada. "Kenapa aku harus melakukannya?"
"A – aku tidak suka melihatmu terlalu dekat dengan Eunha."
Jimin terkekeh lalu memandang Jungkook remeh. "Kalau aku tidak mau bagaimana?"
"E ... emm, I .. itu ..." Jungkook seketika bungkam, tidak tahu harus membalas perkataan Jimin seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS
FanfictionCr poster : @rlo_kook Bagaimana jika sang mantan ketika SMA, kekasih, serta calon tunangan berada di perusahaan yang sama dan menjadi bawahannya?