17. Konflik

119 12 0
                                    

"Apa yang ingin anda bicarakan?" Tanya Shafina pada wanita itu

"Panggil saya Sisca" wanita itu adalah istri dari Andra, mantan calon suaminya

"Saya heran apa yang dilihat dari wanita rendahan seperti mu hingga kamu masih dicintai oleh suamiku" lanjut Sisca

"Maksudnya?" Shafina mengerutkan keningnya, ia bingung apa yang Sisca bicarakan, selama ini ia tidak pernah sekalipun menghubungi Andra

"Mas Andra masih mencintai kamu Shafina, ia tidak menganggap aku istrinya karena masih mencintai mu, aku tahu beberapa hari ini mas Andra selalu mengirimkan mu bunga, ia selalu bersikap acuh padaku karenamu" 

"Kenapa aku yang dianggap mengganggu pernikahan kalian, aku sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan nya, bahkan bunga itupun aku tidak tahu siapa yang mengirimkan, tolong jangan sangkut pautkan kehidupan pernikahan kalian denganku" jawab Shafina tegas

"Apa yang kamu lakukan Sisca?" Andra tiba-tiba muncul dan menarik lengan Sisca, ia terlihat marah....

"Aku ingin mengingatkan wanita rendahan dan penyakitan ini agar pergi dari kehidupan mu mas" jawab Sisca lantang

Plakkkk....suara tamparan keras mendarat di pipi Sisca

"CUKUP!!!" Teriak Shafina, Sisca menangis mendapat perlakuan kasar suaminya

"jangan pernah melibatkan aku dalam masalah pernikahan kalian, aku tidak serendah yang kamu bilang, jika kamu memang mencintai suamimu pertahankan ia tapi jangan melimpahkan kesalahan pada orang lain" Shafina menatap Sisca tajam

"Dan kamu mas Andra, terimakasih untuk semua hinaan dan luka hati yang kamu dan keluarga mu lakukan termasuk istrimu, buang cintamu lupakan aku, jangan pernah ganggu hidupku lagi"

"Semakin kamu jauh, semakin dalam rasa cintaku Sha, INGAT ITU!!!" Perkataan Andra penuh penekanan

Bughhhhh.... seseorang memukul wajah Andra

"Kakak...." Shafina dibuat terkejut oleh kedatangan kakaknya dan juga seseorang berada disamping Syakiel yaitu Abyan yang terlihat wajahnya memerah karena marah. Shafina dibuat takut dan khwatit dengan sikap Syakiel dan ekspresi kemarahan Abyan.

"Jangan pernah ganggu Shafina lagi, jangan pernah berharap ataupun bermimpi bisa bersatu lagi dengan Shafina karena dia akan menjadi istri Abyan Syailendra" Syakiel menarik kerah baju Andra

"Lepaskan suami saya, mas kita pergi!!!" Sisca menarik lengan Andra untuk pergi dari tempat itu.

Saat ini hanya ada Shafina, Abyan dan Syakiel....

"Mas Aby, kakak, aku minta maaf"

"Kenapa tidak bilang kakak kalau kamu menemui Andra dan istrinya" jawab Syakiel

"Aku tidak tahu kalau Andra akan kekafe ini juga kak, tadi Sisca sendiri saat aku tiba"

"Mas Aby, jangan diam saja dong, bicara sama Shafina, kalau seperti ini Shafina merasa bersalah sama kalian."

"Sepulang dari sini, aku akan meminta mamah, papah, ayah dan ibu mempercepat acara pernikahanku, dan tidak ada penolakan" jawab Abyan tegas

"Kakak setuju, lebih cepat lebih baik, setidaknya akan ada yang menjaga dan bertanggung jawab terhadap dirimu selain kakak" sahut Syakiel

"Aku pergi dulu El, ada urusan yang harus diselesaikan, aku pamit, assalamualaikum" pamit Abyan

"Mas Aby....maafin Shafina, jangan diam saja!" Pinta Shafina namun Aby berlalu tanpa menjawab permintaan Shafina, saat ini ia sedang marah melihat Shafina diperlakukan seperti itu oleh Sisca dan Andra, serta ia kecewa karena Shafina tidak jujur padanya saat akan menemui Sisca karena tadi Abyan meminta Shafina menunggunya agar ia mengantarkannya pulang namun ditolak oleh Shafina dengan alasan dijemput Syakiel, dan kebetulan Syakiel menjemput Shafina dikantor namun Shafina tidak ada, akhirnya ia dan Aby janjian bertemu dikafe seberang tempat yang juga didatangi Shafina dan Sisca. Kebetulan yang tidak direncanakan....

****

Semalaman Shafina tidak bisa memejamkan matanya karena ia masih memikirkan Abyan yang saat ini masih marah dan kecewa padanya, pesan Shafina pun tidak dibalas olehnya yang membuat Shafina merasa bersalah, lebih baik ia dimarahi dengan kata-kata daripada harus diacuhkan seperti ini, ponselnya pun sepi dari pesan Abyan yang biasanya setiap saat menanyakan sesuatu pertanyaan ringan sebagai bentuk perhatian. Ia keluar dari kamarnya untuk sarapan dan setelah itu berangkat bekerja....

"Assalamualaikum mah, pah....loh kakak kemana pah biasanya sudah dimeja makan duluan" tanya Shafina, papah dan mamah nya menatapnya sendu

"Pagi-pagi sekali kakak ijin berangkat duluan mungkin ada urusan penting, hari ini papah yang akan mengantarkan kamu bekerja" jawab papah, mamah Shinta tidak bicara sepatah katapun yang membuat Shafina merasa ada yang disembunyikan.

"Mamah sehat?" Tanya Shafina

"Mamah baik-baik saja nak" jawab mamah Shinta

"Tapi mamah terlihat pucat"

"Mungkin mamah kurang istirahat" papah Yusuf yang menjawab. Entah mengapa perasaan Shafina menjadi gelisah dan tidak tenang, ia hanya berdoa semoga semua baik-baik saja....

****

"Sha.... kenapa diam dari tadi seperti ada yang dipikirkan" tanya Yeni

"Perasaan ku tidak enak Yen sedari tadi, aku pun bingung kenapa" jawab Shafina

"Paling kamu kangen Sha sama wakil direktur yang tampan" sahut Lita

"Hari ini sepertinya tidak masuk deh Sha" ucap bang Andika

"Benar kah bang?"

"Iya tadi diparkiran tempat biasa pak Abyan memarkirkan mobilnya tidak ada" jawab bang Andika

"Tuh kan benar dugaan ku Yen, Shafina terkena malarindu sama si pak bos tampan"

Shafina hanya diam tidak menyahuti obrolan temannya, hanya saja perasaannya tambah gelisah, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Abyan namun panggilan tetap tidak mendapat jawaban.

****

"Ayah, ibu aku ingin pernikahan ku dipercepat, akad nikah terlebih dahulu pesta menyusul, undang keluarga terdekat saja untuk proses akadnya" pinta Abyan

"Kenapa dipercepat nak? Ada masalah? Apa yang terjadi?" Tanya Bu Rani

"Shafina dituduh menghancurkan rumah tangga anak dari Bu Ajeng, rekan bisnis kita yang tak lain adalah mantan calon suami Shafina, ia masih mencintai Shafina Bu, Aby tidak rela jika Shafina mendapat penghinaan ataupun fitnah dari mereka, dengan menikah Abyan bisa melakukan tanggung jawab sebagai suami untuk melindungi istrinya" jawab Abyan

"Sebenarnya ada masalah yang harus kamu ketahui nak" sahut ayah Gunawan

"Bu Ajeng ternyata sudah mengetahui bahwa kamu anak ayah sekaligus calon suami Shafina, entah ia mendapatkan informasi darimana dengan secepat itu, ia akan mengambil saham yang diinvestasikan olehnya dari perusahaan kita" lanjut ayah Gunawan menjelaskan

"Dan itu artinya perusahaan kita akan kritis yah? Sebegitu bencinya Bu Ajeng dengan Shafina" jawab Abyan

"Pasti ada jalan keluar untuk masalah ini nak, jangan khawatir kan itu, masih banyak yang bersedia menginvestasikan modalnya di perusahaan kita" Bu Rani mencoba menenangkan suasana

"Besok pagi kamu harus ke Singapura untuk melakukan negoisasi dengan calon investor nak, dan ayah yang akan menangani perusahaan disini agar tetap stabil" ucap ayah Gunawan

"Baik yah, aku akan meyakinkan investor tersebut menanamkan modal di perusahaan kita"

"Lakukan yang terbaik nak, jangan lupa berdoa, untuk urusan pernikahan biar ibu dan mamah Shinta yang mengurus, mamah Shinta baik loh nak, ibu merasa punya saudara jadinya" ucap Bu Rani dengan senyum bahagianya.

****

Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang