Seberkas cahaya matahari yang menyilaukan mata.
"Hmm siapa yang membuka gorden sih" ucap senja.
"Ini ibu" ucap sang nyonya di rumah ini.
"Aku masih ngantuk ibu" ucap senja
"ngantuk katamu? Ini sudah siang nak kamu gak mau kerja hari ini" kata sang ibu dengan marah.
"Iya iya aku bangun" senja bangun dari kasur menuju kamar mandi.
Di meja makan sudah ada ayah, ibu dan adik ku yang telah menunggu untuk sarapan.
"Pagi ayah" sapa senja kepada ayah
Pagi princessnya ayah" balas ayah senja
Aku gak di sapa juga mbak? Tanya Raditya adik senja,
"duh lupa dek nyapa kamu. Kata senja sambil tersenyum.
"Dih mbak emang selalu lupa sama adiknya mbak yang ganteng banget nih".
"Pede banget sih kamu dek" kata senja sambil geleng-geleng kepala.
"Sudah-sudah kalian ini ayo sarapan" kata ibu.
"Ibu, ayah, dit senja duluan ya udah mau telat nih" kata senja sambil berlari keluar rumah karna gojek yang senja pesan sudah menunggu sejak tadi.
"Hati-hati di jalan ya nak" teriak ayah dari dalam rumah.
"Iya ayah" teriak senja.
"Pak bisa cepat gak karna saya sudah mau terlambat nih" kata senja
ditengah perjalanan menuju kantor banyak hal yang dipikirkan oleh senja termasuk sang pemilik hati yang entah dimana saat ini. Senja sendiri pun tak tahu dimana dia berada. Dulu saat mereka masih bersama dia berjanji akan kembali setelah menyelesaikan pendidikannya tapi sudah beberapa tahun berlalu sampai senja sendiri sudah selesai kuliah hingga sekarang bekerja dia tak kembali sesuai janjinya pada senja. jangankan tahu kabarnya tau nomor telpon baru saja tidak. Semenjak dia pergi semua kabar tentang menghilang bagai ditelan bumi.
"huhu kenapa aku memikirkan ini lagi sih" ucap senja
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tak terasa senja pun sama ditempat kerjanya.
"terima kasih pak" ucap senja kepada driver gojek
"iya sama-sama neng" ucap sang gojek
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Hilang
Teen FictionKepada dia yang telah kusakiti maaf karena itu kau pergi meninggalkan aku