Aresya part 1

9 1 0
                                    

Aslinya

"jangan melihat hanya dari luarnya saja. Akan pasti iri. Semua orang akan sedemikian rupa menutupi kekurangannya. Jadi jangan terpercaya oleh hal yang memukau, itu hanya cover". Aresya tersenyum setelah membaca kutipan dari salah satu postingan di ig.

Dia pun menscroll beranda instagramnya ke bawah. Tak berapa lama kemudian ponselnya berdering menunjukkan panggilan masuk dari "mama".

"Ya" jawabnya setelah dia memencet tombol hijau untuk panggilan masuk.
" kamu pergi ke rumah hanna aja, soalnya malam ini mama lembur" kata mama dengan nada lirih.
"oke" jawabnya dan setelah itu sambungan dimatikan sepihak.

Resya menghela nafas, sudah berkali-kai mamanya menelfon hanya untuk memberitahu kalau dia tidak bisa pulang dan menyuruhnya pergi ke rumah hanna.

Tanpa berlama-lama lagi dia langsung mengambil cardigannya dan keluar dari kamarnya. Saat menuruni tangga dia berpas-pasan dengan papanya. Dia hanya menatap papanya dengan datar dan segera melanjutkan menuruni tangga.

Dia tak hanya menelfon hanna tetapi sahabatnya yang lain juga. Mereka berkumpul di rumah nisa, salah satu sahabatnya.

Sebelum kerumah nisa dia mampir ke mini market di dekat rumah nisa dan mengambil cukup banyak snack ataupun makanan, karena resya tau kalau para sahabatnya itu selalu kelaparan. Apalagi dengan yang namanya GRATIS.

Saat dia sudah merasa cukup melihat isi keranjang. Dia segera berjalan ke arah kasir. Saat membayar, resya baru tersadar dia tidak membawa dompet dari rumah.

Resya melihat tatapan jengkel dari kasir yang menunggunya membayar belanjaan.
Mati gue. Batinnya.
Bisa-bisanya maluin diri sendiri. Sambungnya lagi.

Dan tiba-tiba sebuah tangan menjulur kearah kasir dengan beberapa lembar uang di tangannya. Jika bukan saat ini dirinya tidak malu setengah mati. Dia akam melototi orang yang membayar belanjaanya.

Dia tak mau merepotkan orang dan dia juga tidak mau membalas budi apa yang telah dibuat. Tapi sekarang ini, dia harus merelakan prinsipnya yang terbang entah kemana.

Dia segera mengambil tiga kantong belanjannya dan menunggu cowok itu di depan mobilnya. Dia mencek ponselnya dan memberi tau pada sahabatnya jika dirinya ada drama yang mungkin agak lama. Jadi tak usah tunggu dirinya.

"Gue kesini rencananya cuma mau beli rokok yang harganya tiga puluh ribuan eh malah kena tiga ratus ribu" katanya sambil senyum miring dan melirik kearah resya.

"Kalo nggak niat, nggak usah sok jadi penolong" jawab resya sambil melihat miring cowok yang sedang menyilangkan tangannya di depan dada.

"Gue kasian liat muka lo tadi" katanya sambil mengambil satu batang rokok dari kotak rokok yang baru dibukanya.

"Alesan banget" jawab resya dan dia segera membuka pintu mobil dan saat resya ingin masuk, tangannya di tarik sama cowok itu.

"Nggak gratis" ucap cowok itu sambil menaiki kedua alisnya. Resya menatap cowok itu dan tersenyum.
"Udah gue duga" katanya sambil tersenyum remeh.

Lalu resya menyilangkan kedua tangannya di dada dan mengangkat satu allisnya. "Apa?" Tanyanya.
"Gue pinjam mobil lo" katanya singkat, sambil melirik mobil resya.

"Buat?" Tanya resya.
"Gue pake lah" jawab cowok itu.
"Buat berapa hari?" Tanya resya sambil melirik cowok dihadapannya ini dari atas sampai bawah.
"Cuma lima hari, kenapa nggak yakin sama penampilan gue?" Tanya

"Ya gila lima hari?" Tanya resya.
"Terus gue pulang naik apa?" Tanya resya lagi.
"Seterah lo lah. Atau nanti gue bayar sewa mobil lo" tawar cowok ini.
"Mana uangnya?" Tanya resya.

"Yang lo pake itu" jawab cowok itu dan segera masuk kedalam mobil.
"Weh gue gimana dong?" Tanya resya.
"Cepetan masuk" ucap cowok, menarik lengan resya dan membuka pintu kursi penumpang dan mobilpun melaju dengan kencang.

______

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AresyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang