•
•
•
~oOo~
"Aww! Ini sakit!"
"Aish, Lepaskan aku!"
"Aku tidak mau masuk!"
Jungkook menghela napas beratnya, saat melihat Eunbi yang cemberut lalu memalingkan wajah darinya. Sejak tadi istrinya itu terus meracau dan berteriak tidak jelas, membuatnya seolah-olah tampak seperti seorang penculik. Dengan cekatan ia menggendong tubuh istrinya lagi kemudian masuk ke dalam apertemen dan menguncinya. Kebetulan sandi apartemennya sudah ia ganti, dan hal itu akan menyulitkan Eunbi bila ingin kabur lagi.
Eunbi berontak dengan keras hingga Jungkook terpaksa menindih tubuh mungil itu dengan tubuh besarnya, kemudian menahan kedua tangannya di masing-masing samping kepala Eunbi. Jungkook juga tidak lupa mengunci pergerakan kedua kaki Eunbi dengan kaki panjangnya yang kekar. Dada Eunbi tampak naik turun dan nafasnya berat, terengah-engah. Matanya yang semula menatap Jungkook dengan sengit mulai sayu dan menyendu. Rasanya ia tiba-tiba menjadi melankolis setelah hampir seminggu lamanya tidak bertemu pujaan hatinya.
"Apa kau tidak merindukanku, hm? Mau sampai kapan seperti ini?" suara rendah dan berat yang khas memasuki pendengarannya. Eunbi tak menjawab, ia hanya diam sembari mengalihkan pandangannya.
"Tatap aku, Eunbi."
Eunbi tidak bergeming, ia tetap diam membisu. Jungkook menghela napas frustasinya, kemudian ia sedikit menyingkir dari tubuh Eunbi agar tidak terlalu menindih istrinya yang sedang hamil. Jungkook membenamkan wajahnya pada ceruk leher Eunbi yang beraroma manisnya vanilla.
"Aku merindukanmu, sayang."
Eunbi hanya diam, perlahan bulir-bulir air sebening kristal mulai mengalir keluar dari pelupuk matanya. Ia memejamkan kelopak matanya yang seindah kelopak bunga. Membiarkan Jungkook yang memeluknya dengan erat dan terus mengucapkan kata-kata rindu dan cinta padanya. Perlahan kedua tangannya merambat naik menyentuh punggung lebar Jungkook, ia balas memeluk pelukan hangat sang suami.
"Hiks … hiks! Oppa, bodoh!"
Jungkook tampak terperanjat saat menyadari Eunbi yang menangis dalam pelukannya. Tatapannya melembut, mengusap lembut bulir-bulir air mata yang membasahi pipi istrinya. Kecupan lembut mendarat pada kedua pipi tembam itu, menimbulkan seberkas rona merah yang menghiasi wajah cantik nan manis, Eunbi.
"Aku memang bodoh. Kau boleh memarahiku, mengataiku, dan memukulku jika itu membuatmu lega. Yang terpenting kau harus kembali padaku, Eunbi."
Eunbi menggeleng pelan, sudah cukup ia memarahi Jungkook dan mempermalukan Jungkook di depan umum tadi. Kini, ia mengalungkan kedua lengannya memeluk leher Jungkook. Menarik Jungkook untuk semakin erat dan menempel padanya.
"Aku merindukan, Oppa. Aku sulit tidur karena kau tidak ada di sampingku. Dan bayi kita selalu meminta ingin di elus olehmu. Bayi kita selalu menendang-nendang di malam hari dan memintaku untuk bertemu denganmu. Semuanya menyiksa, Oppa! Aku tidak mau berjauhan denganmu lagi, hiks!"
Jungkook mengecup kening Eunbi dengan mesra, "Sst ... Kita tidak akan berjauhan lagi. Aku janji! Jangan tinggalkan aku lagi, ya?" Kemudian Jungkook memberikan bertubi-tubi ciuman pada wajah Eunbi hingga wanita itu terkikik geli dan kegelian.
"Janji. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi, Oppa!" Eunbi sedikit mengangkat tubuhnya untuk kembali memeluk Jungkook dengan erat. Ia menyunggingkan senyuman manisnya di tengah bulir-bulir air mata yang masih menetes, hingga membasahi pakaian Jungkook dibagian bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife || BTS JUNGKOOK
RomanceJeon Jungkook, pria 28 tahun yang gila kerja dan selalu menghabiskan waktunya untuk pekerjaan. Ia berniat untuk tidak menikah karena trauma dari masalalu. Namun, takdir berkata lain. Ia dijodohkan karena wasiat yang di tinggalkan sang kakek. Menika...