6

1.2K 117 1
                                    

Jimin turun ke backstage untuk mengganti pakaian nya yang basah oleh keringat. Konser hari ketiga telah usai. Dengan begitu konser mininya telah berakhir dengan sukses.

Di backstage, para staff sedang membereskan perlengkapan konser. Para Noona pun membantu Jimin untuk berganti pakaian dan mengeringkan keringat Jimin.

Jimin celingak-celinguk mencari seseorang. Namun ia sama sekali tidak melihat tanda-tanda Sejin. Biasanya Sejin akan menunggunya di backstage untuk membicarakan bayaran gaji Jimin ataupun hanya sekedar mengucapkan selamat karna konser telah usai. Namun kali ini, Sejin tidak ada disana. Setelah berganti pakaian, Jimin pun memutuskan untuk mencari Sejin. Ia telah menelepon Sejin berkali-kali tapi tak satupun di angkat oleh Sejin. Jimin jadi khawatir jika terjadi apa-apa kepada Sejin.

Selama 30 menit lebih mencari, akhirnya Jimin menemukan nya. Wajah Sejin murung, matanya sedikit memerah seperti habis menangis. Jimin langsung saja menubruk Sejin untuk memberikannya pelukan. Mengusap punggungnya dengan sangat lembut.

Sejin menangis dalam diam. Air matanya mengalir namun Sejin sama sekali tak terisak. Berkali-kali Sejin menghapus air matanya agar Jimin tak melihatnya. Setelah air matanya mengering, ia kemudian melepas pelukan Jimin.

"Jimin, Hyung minta maaf" Sejin mulai membuka pembicaraan setelah beberapa detik ia hanya diam menatap wajah Jimin.

"Ada apa Hyung?" Jimin sangat khawatir kepada Sejin. Percuma saja Sejin menghapus air matanya, karna tanpa Jimin melihatnya secara langsung pun, ia sudah tau jika Sejin menangis. Yang membuat Jimin khawatir adalah, tidak biasanya Sejin menangis. Jika Sejin menangis maka masalah yang ia hadapi sekarang cukup besar.

"Aku dipecat"

"APAA!!! bagaimana bisa Hyung? Kau melakukan pekerjaan mu dengan sangat baik. Apa alasan mereka memecatmu?? Setidaknya mereka harus memberimu alasan untuk itu. Mereka tidak bisa melakukannya dengan seenak-..."

"Ayahmu Jimin"

"A-ayah?"

"Iya, ayahmu yang meminta Bang PD-nim untuk memecatku" Sebenarnya Sejin tidak tega untuk memberitahukannya kepada Jimin. Tapi Jimin harus mengetahui ini.

"Mianhae Hyung.... gara-gara aku, kau harus kehilangan pekerjaanmu. Aku benar-benar minta maaf Hyung. Mian... Mianhae Hyung... Jeongmal mianhae" Jimin tertunduk menatap sepatunya, ia sangat menyesal dengan perbuatan ayah tirinya.

"Tidak Jimin. Aku yang seharusnya minta maaf. Aku tak bisa menjagamu lagi. Juga karna aku harus bekerja di perusahaan ayahmu. Aku merasa seperti pengkhianat"

"Kau- bekerja di perusahaan ayahku?" Jimin sangat terkejut dengan apa yang Sejin ucapkan. Maksudnya, sejin harus bekerja dibawah pimpinan ayahnya?

"Iya Jimin. Aku dipecat, tapi aku dipekerjakan oleh ayahmu di perusahaannya. Jika aku menolak, aku tidak bisa menafkahi keluargaku. Maafkan aku Jimin"

"Tak apa Hyung. Terimakasih untuk kerja kerasmu selama ini" Jimin tersenyum kepada Sejin. Sebenarnya Jimin sangat kecewa kepada Sejin, namun ia sama sekali tidak bisa marah kepadanya. Mau bagaimanapun semua ini adalah salah Jimin. Sejin kehilangan pekerjaannya karna Jimin. Jadi ia tak bisa protes jika Sejin bekerja di perusahaan ayahnya.

Kau memang selalu menyusahkan orang-orang didekatmu Jimin. Batin jimin

"Baiklah Hyung, aku harus kembali ke apartemen" Jimin pamit kepada Sejin. Sejin pun mengangguk setuju. Jimin pergi kedalam mobilnya. Biasanya Sejin akan selalu ada di kursi kemudi dan Jimin disampingnya. Tapi sekarang, Jimin harus menyetir mobilnya sendiri.

Ugh Jimin sangat tidak menyangka ini. Ayahnya sudah sangat melewati batas. Bisa-bisa nya ia memanfaatkan Sejin untuk menjatuhkan Jimin. Ia tidak bisa menerimanya. Jimin harus protes kepada ayahnya. Ia pun meneleponnya.

Our Destiny | Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang