telat

9 2 0
                                    

Setelah 3 hari aku menjalankan Mos akhirnya aku menjadi anak sma, rasanya biasa aja. Akhir akhir ini banyak yang membicarakanku dari belakang ataupun secara terang-terangan, ada juga yang menjauhiku, ada juga yang takut jika dekat denganku. Kampret tu orang. Gara-gara terlalu memikirkannya aku jadi telat ke sekolah padahal ini hari pertama, tambah hancur sudah imageku.

Saat aku sampai, gerbang sudah tertutup rapat. Sekarang aku jadi panik, masa baru hari pertama aku harus bolos, kalau ini smp sih gak papa. Aku jadi panik, jika panik begini aku jadi keringat dingin ditambah aku ingin boker. Boker sembarangan kayak kucing bisa gak sih?

Aku melihat sekeliling sekolah mencari tempat yang biasanya menjadi spot bolos anak sekolah. Aku yang sudah berpengalaman menjadi anak bolos sejak smp mulai mencari tempat yang sepi. Dan benar saja, aku melihat gerbang kecil yang tidak terurus.

Aku yang baru saja mau membukanya, gerbang itu ternyata macet. Sialan! Aku mengumpat dan tak sadar mengucapkannya.

"Uhuk" seseorang batuk. Sejak kapan dia ada disini? Tempat yang tadinya kosong kini sudah ada seorang cowok yang sedang duduk. Mata elangnya menatapku, seakan sedang menelitiku.

"Ngapain lu, sejak kapan ada disini, setan ya lu?" aku melontarkan semua pertanyaan yang ada didalam kepalaku. Apakah dia preman sekolah? Anak berandal? Pengunjung setia ruang bk? Anak nakal? Eh yang kusebutkan tadi semuanya termasuk anak nakal.

"Lu yang ngapain disini?" bukannya menjawab dia malah bertanya kepadaku.

"Tadi gua bangun kesiangan gara-gara mikirin omongan orang-orang sialan itu, terus pas udah sampe ternyata gerbang udah tutup, yaudah gua cari jalan yang biasa anak bolos lewati, ternyata nemu, tapi sialnya gerbang yang ini macet, terus terus lu udah ada disini!" aku menjelaskan semuanya secara rinci, dan tanganku ikut bergerak. Setiap kali aku menjelaskan sesuatu pasti tangan ini refleks pengen bergerak.

Dia cuman mengangguk sambil menarik tanganku. Mau dibawa kemana nih? Dia hanya diam sambil menarik tanganku saat aku sibuk melontarkan sejuta kalimat padanya.

Saat sampai didepan gerbang, seorang satpam membukakannya pintu gerbang sambil tersenyum. Aku langsung diam padahal didalam hatiku sedang bertapuk tangan dengan meriah. Jika orang-orang terlambat pasti akan dimarahi habis-habisan oleh satpam. Tapi dia, seorang cowok yang menarik tanganku, lebih tepatnya menyeretku malah diberikan senyuman manis oleh pak satpam. Jangan-jangan dia anaknya?

"Eh kok, loh, ha apasih, gua kenapa, he ada apa?" aku merasa sedang error saat sudah masuk ke dalam pekarangan sekolah dan dia sudah melepas tangannya.

Dia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya "Masih ada 5 menit sebelum bel bunyi, buruan masuk ke kelas lu" dia meninggalkanku yang masih bengong. Ekspresinya dingin seperti ice cube yang ada di dalam kulkas. Melihatnya pergi, aku juga ikut pergi dan mencari kelasku.

"Ngapain sih ngikutin gua mulu, mau bilang makasih? Yaudah sama-sama. Udah sana lu pergi ke kelas lu sendiri atau lu mau tanda tangan gua? Yaudah sini gua kasih, mau dimana ha? " seseorang tiba-tiba berbalik saat sudah berada di depan pintu kelas yang menjadi kelasku. Aku baru sadar ternyata cowok yang tadi ada didepanku. Aku pikir dia beda orang.

"Idih! Sapa yang mau minta tanda tangan? Orang gua ke kelas" aku menunjuk ke arah kelas, dia terlihat kaget saat aku menunjuk kelas. Apakah...?

"Jangan-jangan kita sekelas?" aku menutup mulutku dan menunjuknya. Dia hanya mengangguk dan mengusap wajahnya. Mashyaallah ganteng kali mukanya.

Saat sudah dikelas hanya ada dua bangku kosong dibagian tengah. Terpaksa aku dan dia duduk berdua. Ciahh berduan udah kayak orang pacaran, gak kayak yang baca. Jomblo.

Look At Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang