.

70 9 1
                                    

Seorang pria berseragam sekolah tengah mengintip dua orang yang sedang bicara dari kejauhan ia bersembunyi dibalik pohon besar dimana pohon itu berada dibelakang mereka.

"Van,Sebenernya gua nggak suka sama si Vraka,Gua cuman ngga tega aja liat dia sampe kek gitu Van,Gua dari dulu suka sama lo!"Kata seorang wanita,Wanita itu sedang berada didepan seorang pria,Mereka sekarang sedang berada dibelakang sekolah.
"Trus lu suka sama gue?"Tanya pria itu
"Iya van,Gua dah suka sama lu tuh dari dulu"
"Munafik lo Zerta,kalo lo suka sama gua ya dari dulu jangan kayak gini,Lu tau siapa yg jadi korban? Lu ga mikirin perasaan Vraka"Ucap Rivan
"Iyaa,Van tapi-"Ucapan zerta terpotong olehnya
"Kita udah dari lama sahabatan,trus ancur hanya karna lo kayak gini,Perihal suka ke sahabat sendiri yang bikin pertemanan kita bertiga hancur! "Tegas Rivan lalu meninggalkan Zerta yang tengah diam dan menahan tangisnya.

**
Bel sekolah sudah berbunyi diakhir pelajaran,menandakan bahwa murid murid akan segera pulang.

Vraka Novemberio Putra,cowok yang sedang duduk di rooftop sekolah,Ia Memandang langit sambil menghisap rokoknya.Cowok itu tak nampak seperti berandalan ia hanya ingin melepas setres.

"lu dah lama disini Ka?"Kata Rivan Yang baru saja datang,ia menaruh tasnya dan duduk disamping Vraka.
"Heem"ucap vraka lalu kembali menghisap rokoknya,Matanya keatas masih Setia menatap langit sore.
"Ehm..ka, ada yang mau gua omongin .."Kata Rivan terlihat sedikit gugup
"Zerta?"Ucap vraka tanpa menatap rivan,Lalu menghisap rokoknya kembali
"ehm iya..Kok lu tau..,ka gua sama sekali ga bermak-"
"Yaya gua ngerti,gua tau semuanya ini bukan salah lo"Kata vraka yang lagi lagi tidak menatap rivan,Lawan bicaranya.

Rokok yang ada dikedua jari Vraka sudah mulai memendek,ia kemudian membuang rokok itu sembarang arah,Ia berdiri Lalu mengambil tas yang ada dibawah kakinya saat dia duduk dikursi yg ada dirooftop tadi.

"Yaudah gua mau balik dulu,Lu ngga mau balik?"Kata vraka
"iya Ka tapi gua ngga enak ama lu"ucap Rivan yang memasang wajah sendu ke Vraka
"Ya,Sans aja gua dh biasa diginiin"kata vraka
"Yok balik"Lanjutnya,Vraka menggandeng bahu rivan lalu menuruni tangga sekolah.

**

"Bugh.. Bughh.." suara dinding yang dipukul keras terus menerus oleh Vraka,Ia tampak setres dan meluapkan semua apa yang ia rasa.
Lalu ia tiba tiba berhenti memukul,Dan duduk memeluk lutut,Vraka berteriak kencang dan menangis ala seorang pria,ia tampak seperti orang yang dikurung dalam penjara tanpa diberi makan,Tanganya berdarah darah,kening kepalanya pun lebam karna diadukan dengan dinding batu yang keras.ia melempar apapun yang dijangkaunya dengan keras.

Vraka seketika diam,lalu ia berdiri,Cowok itu masih dengan pakaian sekolahnya,bedanya ia hanya mengeluarkan kemejanya saja.Vraka menuju kamar mandi,Menghidupkan kan keran wastafel dan mencuci mukanya,Ia kemudian menatap cermin yang ada tepat didepanya.

Tampak wajah tanpa ekspresi wajah yang menunjukan seribu kisah, wajah yang sendu tanpa semangat,Dan wajah yang lebam karna Ulahnya sendiri akibat apa yang terjadi hari ini.Vraka tidaklah tampan seperti Rivan ia hanyalah Laki laki normal yang hidup dibenua asia,Ia berkulit sawo matang seperti halnya orang Indonesia.

"Bangsatt bangsat selalu aja gini,gua tau gua banyak yang kurang tapi kenapa ngga ditolak dari dulu anjing!!"Teriak vraka didepan cerminya tapi ia menundukan kepalanya sambil memukul sisi wastafel.

"Tut..tut.."bunyi getar handphone vraka yang membuat vraka berhenti menangisi nasibnya,Vraka lalu mengusap mukanya dan pergi mengambil hpnya itu ,Tercantum nomor yang tak dikenal tengah menelfonya,Lalu ia menempelkan telfon itu ketelinganya.







Next?Vote!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang