Suara Hati

29 3 0
                                    

   Rara bangun lebih pagi dari biasanya. Ia melihat Bayu yang masih tertidur. Ia menuju dapur untuk membuat sarapan. Beberapa saat kemudian, sarapan sudah siap. Rara pun membangunkan Bayu.

"Bay, ayo bangun.." Bayu mengerjapkan matanya. Lalu merengganggkan ototnya. Ia duduk seraya mengumpulkan nyawanya.

"(Senyum) aku tunggu di meja makan ya. Sekarang kamu cuci muka dulu" Dengan malas Bayu berjalan ke kamar mandi. Tak lama, ia pun duduk di depan Rara.

"Bay, kamu ada kelas hari ini?"

"Iya tapi Sore. Kamu?"

"Aku nggak ada."

"Nanti kamu ikut kerumah ku. Bawa barang-barang penting. Rencana nanti aku mau pulang larut malam. Nyicil tugas. Aku sudah bilang kedua orang tuaku. Mereka setuju"

"Makasih banyak ya Bay. Meskipun kita belum lama kenal, kamu sudah mau membantuku sampai sejauh ini. Aku jadi nggak enak sama kamu, karena aku sudah banyak merepotkan kamu. Bahkan bisa saja membawamu dalam hal membahayakan"

"Tidak apa-apa. Kita kan teman, dan itu karena kemauanku untuk membantumu. Kamu jangan khawatir karena aku bisa jaga diriku sendiri. Cepat habiskan makanmu dan kita kemasi barang-barang"

....

Rumah Bayu

  Bayu membantu membawakan koper Rara. Kedatangan mereka disambut hangat kedua orang tua Bayu. Mereka lalu masuk dan duduk di ruang tamu. Ibu Bayu datang dari arah dapur seraya membawakan 4 cangkir teh dan beberapa camilan.

"Kenapa kalian tidak lapor polisi saja agar ini diselidiki lebih lanjut.  Bisa saja itu si penguntit nak Rara" kata Ayah Bayu.

"Nanti Bapak sama Ibu tolong antar Rara ke kantor Polisi ya. Soalnya Bayu ada kelas sore dikampus."

"Iya. (Memeluk Rara dari samping) sabar ya nak. Semoga segera tertangkap orang itu. Barang-barang kamu tidak ada yang dicuri kan?"

"Tidak, Bu"

"Yasudah, nanti kamu tidur sam Ibu saja. Biar Bapak tidur sama Bayu."

"Maaf karena saya sudah merepotkan"

"Tidak Nak. Ibu siapkan kamarny dulu"

***

  Setelah dari Kantor Polisi, Rara dapat telepon dari pemilik rumah yang disewanya. Karena ada paket di depan Rumah.

"Ya, saya akan mengambilnya."

"Ada apa nak?" Tanya Ibu.

"Dari pemilik rumah Bu, katanya ada paket. Saya harus mengambilnya. Itu pasti dari orang tua saya"

"Kalau begitu ayo kita kesana"

"Mm..Bu, biar saya saja. Ini kan belum gelap juga. Kalau begitu saya kesana sekarang" Rara mencium tangan kedua orang tua Bayu.

"Hati-hati ya, kalau ada apa-apa langsung telepon kami"

  Rara mengangguk seraya tersenyum.

SUARA HATI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang