BAB|28

198 13 0
                                    


Selama dalam perjalanan Khanza tak henti-hentinya menangis hingga mereka sampai di RS. Gadis itu sangat ketakutan, dan terus menggenggam tangan Serkan Erat. Ini semua karenanya jika saja dirinya tidak ada, mungkin saat itu kejadiannya tidak akan seperti ini. Kehadirannya hanya membuat Serkan bernasib seperti sekarang dan berakhir di rumah sakit Melati. Farel membawa mobilnya dengan ngebut, untung saja jalan hari ini tidaklah macet seperti biasa karena itu cowok itu bisa membawa Serkan kerumah Sakit dengan cepat.

dan saat mereka sampai, beberapa suster keluar dengan mendorong brankar. Dengan cekatan memindahkan tubuh Serkan ke atas Brankar, kemudian para suster mendorongnya diikuti Farel dan Khanza dari belakang.

Gadis itu wajahnya sangat pucat, seragam sekolahnya juga dipenuhi dengan darah Serkan.

Dan saat sampai di depan ruang UGD brankar Serkan langsung di dorong ke dalam, sedangkan salah satu suster menahan Khanza yang mencoba untuk masuk ikut ke dalam.

"Maaf anda bisa menunggu di luar!" ujar suster itu lalu menutup pintu ruang UGD.

"Ta-" kalimatnya menggantung saat tangannya ditahan oleh Farel.

"Udah Zha. Gue ramal, Serkan akan baik-baik saja." kata Cowok itu berusaha untuk bersikap tenang. Dengan begitu semuanya bisa bejalan dengan lancar.

"Lo tau ramalan gue gak pernah salah," lanjutnya. Tidak seperti sebelumnya, setidaknya Khanza mau mendengarkan Farel kali ini.

Setelah melihat Khanza mulai tenang, Farel mengajak cewek itu untuk duduk dan menunggu kabar dari dokter tentang bagaimana kondisi Serkan saat ini.

Duduk disamping Khanza, cowok itu menghela napas gusar. Andai saja, Banyu tidak melihat Serkan dan Khanza saat dihajar oleh Beni. mungkin Farel, tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Serkan sekarang. syukurlah Tuhan sangat baik dengan Serkan sehingga Tuhan mengirim malaikat sebaik Khanza untuk selalu disampingnya.

dulu waktu mereka masih kelas 10. Farel mencoba untuk lebih akrab dengan Serkan, dengan mengadalkan sifatnya yang humor. Tapi siapa tau, Serkan terlalu susah untuk didekati. Seolah memang Serkan sendiri yang tidak memberikan mereka satu kelas sebagai temannya.

Kegiatan Serkan selama sekolah tidak jauh dari tidur dan tidur. Setiap kegiatan di sekolah juga dia hanya sesekali melakukannya. Dan yang sering mereka ketahui tentang Serkan adalah dia adalah orang miskin. Untuk janjan di kantin saja, Serkan tidak pernah. Hingga mereka terkejut saat pertama kali mereka melihat seorang Serkan jajan dikantin apalagi bersama dengan Khanza.

Dan saat mereka hendak berbicara dengannya. Serkan terlebih dahulu melototinya sehingga siapapun akan takut dengan cowok itu.

pernah suatu kejadian, dimana imagenya benar-benar tercemar. Karena saat pemilihan osis Serkan menghajar Beni hingga akhirnya dia di skors beberapa hari dari sekolah.

Jarang mengeluarkan suara, tapi suka menatap mereka dengan dingin dan menakutkan. Siapapun akan lari terbirit-birit saat kalian melihat tatapan seolah-olah hari ini kalian harus mati ditangannya.

 "Udah Za, Serkan pasti gak kenapa-kenapa kok dia kan kuat." kata Serkan lagi. Dan Khanza menoleh untuk menatapnya, lihat kedua tangan Khanza sejak mereka tiba dirumah sakit masih saja gemetaran.

Lalu manik Farel berhenti di leher Khanza, yang disana ada bekas tangan Beni. Dia lupa untuk mengobati Khanza, gadis itu pasti juga terluka.

"Ayo kita ke dokter!" ajak Farel.

"Gak. Aku baik-baik aja!" tolak Khanza dengan suara berat.

tak lama setelahnya, baru saja Farel hendak memaksa tapi beberapa orang datang menghampirinya.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang