"Halo?" Yuqi yang saat ini sedang berada di kamar mendapat telepon dari tetangganya, yang menelfon tepat jam tujuh malam.
"Qi, sibuk gak?"
"Enggak kok. Gue baru aja selesai ngerjain tugas. Kenapa, Ni?"
"Temenin gue makan dong di Kontiki Cafe. Gabut banget nih."
"Galau lagi?" Yuqi hafal betul jika Minnie sudah begini, dia pasti sedang merasa gelisah.
"Hehe, ya gitu deh. Sekalian mau curhat. Kuy?"
"Yaudah tunggu. Gue ijin emak gue dulu habis itu cus ke rumah lo.""YA AMPUN MAKASI YUQI SAYANG! DUH EMANG TEMEN TERBAEK LO MAH." Teriak Minnie melalui telepon hingga Yuqi buru-buru menjauhkan telinganya.
"Otw. Tunggu." Yuqi mematikan telepon.Kemudian Ia menghampiri Sang Mama yang sudah berbaring dikamarnya, "Ma, aku makan diluar sama Minnie ya. Deket sini kok, di Kontiki Cafe, Ma."
Sang Mama yang sedang menonton sinetron di salah satu channel televisi langsung menoleh Yuqi yang berdiri di dekat pintu kamarnya. "Iya, sayang. Sini, Mama kasi uang." Beliau bersiap mengambil dompetnya tetapi Yuqi menolak segera.
"Eh gausah, Ma. Orang Minnie mau traktir aku kok. Yaudah aku pergi dulu ya, Ma. Assalamu'alaikum." Yuqi berlalu pergi.
Di Kontiki Cafe.
"Lo mau pesen apa, Qi?"
"Lo yang bayarin kan?"
"Lah napa gitu?" Minnie memanyunkan bibirnya.Yuqi melihat-lihat menu di meja, "Ya.. kan gue disini tugasnya dengerin curhatan lo. Jadi, lo yang harus bayar lah. Lagian gue gak bawa duit, Ni. Yaudah elah, terima nasib aja napa."
Minnie berdecak kesal, tapi tetap setuju dengan argumen sahabatnya barusan. "Oke, oke. Gue yang bayar. Pesen aja seenak udel lo."
"Ikhlas kaga nih? Kalo kaga, gue cabut ya." Yuqi beranjak bangkit dari kursinya, namun secepat kilat Minnie menahan tangannya. "Etdah baper amat. Ikhlas gue, ikhlas. Ya Allah punya temen kok gini banget yak."
Yuqi tersenyum puas atas kemenangannya. Setelah memesan makanan, keduanya pun mulai bercengkrama. "Cerita gih. Sekalian nunggu makanannya dateng." Ujar Yuqi.
Minnie menarik nafas, "Jaehyun. Gue berantem sama dia, Qi."
"Gara-gara?""Gue terlalu posesif katanya. Jadi dia tuh keluar sama temennya, terus itu tuh lama banget kek hampir 4 jam an gitu. Tapi dia sama sekali gak ngasi kabar ke gue. Menurut gue, ya itu gak wajar lah gila." Minnie menggerutu hingga mulutnya berbusa.
Yuqi tertawa kecil, menghela nafas. "Mungkin si Jaehyun perlu waktu buat nongkrong sama temennya kali, Ni. Ya jadinya gak selalu bisa ngabarin lo. Maklumin aja elah."
"Empat jam lo ngapain aja sih? Emang dia mindahin monas? Apa lagi ngitung ikan di laut? Lama bener anjir."
"Iya juga sih. Kalo sampe empat jam kelewatan namanya." Jadi sebenarnya, Yuqi ada di pihak siapa kali ini? Bahkan Ia terdengar labil.
"Nah kan. Lo sependapat sama gue."
Mata Yuqi berkeliling ke sudut cafe hingga tanpa sengaja menemukan seseorang yang Ia kenal. Sangat kenal.
"Lucas?"
Minnie mengikuti arah pandangan Yuqi, mendapati sesosok pria tampan berbadan atletis sedang duduk bersama seorang wanita. Minnie menutup mulutnya kaget, "Jadi– Itu cowo yang namanya Lucas? Cowo yang udah dua tahun ini lo sukain? Yang itu orangnya?" Minnie menunjuk ke arah Lucas.
Yuqi menarik tangan Minnie, "Ya gausah ditunjuk juga gila. Nanti kalo dia ngeh gimana?"
"Ih jawab gue dulu, Qi. Yang itu orangnya?" Minnie sungguh penasaran dan butuh jawaban.
"Hooh." Sahutnya seadanya.Minnie menggelengkan kepala, "Ckckck, kalo yang modelan begitu mah siapa yang kaga demen? Ya pantes aja lo naksir berat, Qi. Itu liat mana mukanya cakep banget lagi. Buset dah. Jaehyun lewat ini sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan Senja | Lucas x Yuqi
FanfictionCoba tanyakan pada gemercik air yang jatuh, Pada embun yang menghiasi dinding kaca, Atau bahkan pada lumut yang menempel di sudut ruangan, Sudahkah kita pantas untuk saling mendoakan? Atau selamanya aku hanya menjadi bayangan senja? Bersembunyi diba...