TWENTY TWO

3.9K 209 5
                                    

Hoek! Hoek! Hoek!

Revan langsung bangun tidur setelah mendengar istrinya mengalami morning sick. Ia langsung menghampiri Alea dan memijat tengkuk Alea.

Alea mengalami morning sick selama tiga bulan. Tubuh selalu lemas.

"Sayang.." Revan mengusap kening istrinya. Mengikat rambut Alea dengan asal. "Masih muntah?." Revan melihat istrinya diam sejenak.

Alea menggeleng. Revan langsung membersihkan bibir istrinya tanpa jijik.

Ya. Revan selalu siaga didekat Alea. Kadang-kadang Alea selalu manja didekatnya. Suka peluk-peluk padahal belum mandi.

"Sayang aku belum mandi loh." Alea memeluk tubuhnya. Menghirup tubuhnya.

Heran. Masih belum mandi suka peluk tubuhnya.

"Jangan mandi dulu ya, Mas." Ucap Alea pelan. Dia sangat suka bau tubuh suaminya. Meskipun belum mandi masih suka bau tubuh suaminya.

"Iya." Revan mengalah. Menggendong istrinya ke tempat tidur.

"Masih mual?." Tanya Revan. Tangannya mengusap perut Alea sedikit membuncit.

"Udah enggak." Jawab Alea.

Revan mengangguk. Tiba-tiba ponsel milik Revan bergetar. Ada panggilan dari kantor. Mau tidak mau harus mengangkat.

"Ya. Halo?." Revan mengangkat. Tangannya masih mengusap kepala istrinya. "Sekarang ya?." Revan melirik Alea yang menatapnya.

"Oke. Setengah jam lagi saya kesana." Revan mengakhiri panggilan.

"Sayang, Mas harus ke kantor. Ada meeting mendadak sama klien luar kota." Kata Revan dengan lembut.

"Lama nggak?." Tanya Alea.

"Mas juga nggak tahu. Paling cuma dua jam aja sih. Nanti Mas pulang bawa sesuatu buat kamu. Kamu mau minta apa?." Tangan Revan mengusap rambut Alea.

Alea menggeleng kepala. Tiba-tiba mood Alea gak bagus. Dia beranjak dari tempat tidur. Melangkah ke kamar mandi.

Revan melihat istrinya sedang mode gak mood. Menghela nafasnya pelan. Dia harus sabar menghadapi istrinya yang sedang hamil.

Beberapa menit kemudian. Revan melihat Alea sudah keluar dari kamar mandi. Istrinya tampak sudah segar habis mandi.

"Sayang.." Revan panggil istrinya. Namun yang dipanggil cuma diam. Meletakkan handuk di gantungan.

"Kamu marah ya? Maaf ya. Kalau gitu Mas batalin deh." Revan hendak mau mengambil pondelnya. Namun Alea menahan lengannya.

"Jangan Mas. Aku enggak marah. Cuma ya enggak mau jauh dari Mas." Akhirnya Alea bicara.

"Tapi kamu marah."

"Enggak Mas. Sana mandi dulu. Nanti telat." Revan mengangguk dan menuruti perintah istrinya. Sebelum masuk kamar mandi. Revan mencium kening istrinya dengan lembut.

Sudah lebih dari dua jam. Revan belum pulang. Alea dari tadi duduk di ruang tamu. Sembari memakan snack yang ada di meja ruang tamu.

Alea melihat Reina sedang mengerjakan sesuatu. Padahal hari libur masih saja kerjakan tugas sekolah.

Revan sama Reina sama aja. Suka berkutat sama kertas. Alea semakin cemberut.

"Ma, kok wajah Mama gitu?." Tanya Reina setelah selesai mengerjakan tugas. Dia merapikan bukunya. "Bete ya Ma?."

Alea tidak menjawab. Masih melanjutkan makan snack.

"Uh, dedek bilang sama Mama dong. Kayaknya Mama lagi ngambek nih." Reina berbisik dan mengusap perut Alea.

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang