12

174 23 0
                                    

Kamu membunuh hewan lagi? ayolah kenapa harus hewan terus? Coba kamu bunuh eomma atau appamu

Minum obatmu atau kubunuh

Ayo, ambil pisau itu, bunuh mereka

Pulanglah, ambil sesuatu yang tertinggal di rumahmu

MINUM OBATMU SEKARANG!

JANGAN!

***

"HYUNG!!!" aku terbangun. Berlari menuju kamar Jongdae. Ini masih pukul 3 pagi. Aku baru tidur 1 jam

"Jongdae ayolah jangan begini terus. Aku bisa mati muda" keluhku padanya. Semoga dia tidak mendengarnya. Hampir 1 minggu aku kurang tidur karena Jongdae begini terus

"kita pulang ya? aku lelah jika mengurusmu sendiri"

Jongdae kembali tertidur. Aku menggaruk kepalaku kasar. Segera kutelpon appa untuk menjemput kami pagi nanti

Halo?

Appa, kau belum tidur?

Malas tidur, kenapa?

Appa besok ada waktu? Jemput aku dan Jongdae. Kami akan tutup cafe seminggu

Oke

***

Kami sudah sampai di rumah 15 menit yang lalu. Eomma menyambut kami ramah. MENYAMBUT KAMI! Jongdae juga disambut! Hei ada apa ini?

"Minseok, Jongdae. Aku merindukan kalian. Apa kabar? Jongdae kamu sudah sembuh?" kami berdua terkejut. Tidak hanya kami, appa juga

Sekarang kami sedang makan. Eomma memberikan daging sapi lezat. Kami makan sambil bercerita kehidupan kami mendatang

"jadi kalian sudah membuka cafe? Eomma ingin sekali kesana. Boleh kan?" aku mengangguk ragu

"Jongdae bagaimana masakan eomma? Enak kan?" Jongdae mengangguk. Sebenarnya dia tidak makan, dia memberikan padaku secara diam-diam. Tes racun katanya. Kurang ajar!

"setelah ini kita pergi bertiga, ya. Appamu sibuk sekali minggu ini. Dia mau menyanyi lagi" eomma mengelus punggung appa. Appa menyambutnya dengan senyuman ikhlas. Aku ikut tersenyum melihat tingkah pasutri ini. Seandainya ini terus terjadi dalam kehidupan kami

Kami sedang di departement store. Membeli beberapa bahan makanan dan baju baru. Jongdae terus menerus melihat kedai kopi di setiap lantai. Eomma yang menyadari hal itu menawarkannya kopi. Namun dia menolak. Jongdae terus memegang tanganku erat. Tangannya gemetar. Dia selalu memasang wajah waspada.

"hei, rileks"

"hyung, aku takut. Kenapa eomma mengajak kita kesini? Disini banyak orang"

"Minseok, ayo ikut eomma ke sana. Sepertinya ada barang bagus disana" eomma mengajak kami ke toko perawatan tubuh. Saat kami masuk terdengar suara berbisik sambil menatap kami bertiga

"hei, lihat keluarga itu. Lihat lelaki yang memegang tangan itu"

"aduh, ganteng banget mereka. Mereka kakak adik? Yang mana kakaknya?"

"si mata kucing itu seperti adiknya. Yang bibir kucing itu pasti kakaknya. Uuhh.. Lucu banget"

Sepertinya kami akan terkenal. Kami terus mendengar suara-suara yang mengatakan 'tampan, ganteng, imut'. Aku agak besar kepala saat ini. Eomma menarik tangan kami untuk melihat kosmetik pengeluaran terbaru. Kami bersenang-senang hari ini. Eomma senang bisa pergi bersama kami. Aku senang karena aku dibilang tampan sepanjang jalan. Perjalanan kami berakhir di sebuah tempat karaoke. Kami sudah memilih beberapa lagu untuk dinyanyikan

"eomma suaramu hebat sekali. Pantas appa sayang padamu" pujiku. Eomma tersenyum lembut

"sekarang giliranku" aku segera bernyanyi Maroon 5

"hah, lelah sekali. Oh ini lagu pilihan Jongdae. So Chan Whe. Hah? Kamu memilih lagu ini? mau merusak pita suaramu?" aku terkejut. Tears, lagu legenda yang hanya bisa dinyanyikan beberapa penyanyi saja. High notenya yang menjuntai berhasil membuat beberapa penyanyi kehilangan suaranya

"aku tidak sengaja. Aku tidak mau nyanyi" panik Jongdae. Eomma menenangkan dan menyuruhnya bernyanyi. Jongdae yang ketakutan akhirnya bernyanyi

Lagu selesai. Jongdae kelehahan. Kami berdua terkejut. Itu suara cewek, namun Jongdae berhasil menyanyikannya. Nada - nada high note dituntas habis olehnya. Jongdae duduk di kursinya dengan ketakutan

"a-apa a-aku membuat ke-kesalahan?" tanyanya ragu-ragu

"yak, apa itu tadi? Kamu gak lipsing kan?" tanyaku balik. Dia menggeleng takut. Tangannya memainkan sedotan dan mengelap gelas berkali-kali. Dia hampir memasukkan tangannya ketika

"ya, Jongdae kau benar mirip appa. Bahkan appamu tidak pernah bisa menyanyikan lagu itu" eomma memuji Jongdae! Dia mendongak, melihat mata eomma. Aku sama terkejutnya

"eomma?"

"kenapa? Eomma hanya memuji suara Jongdae. Tidak boleh?"

***

Kami sampai di rumah saat matahari berganti shift dengan bulan. Ditemani bintang-bintang kami membuka pintu. Appa sudah menunggu dengan seribu pertanyaan

"dari mana kalian?"

"sayang, lihat ini. saat dalam perjalanan pulang, Jongdae diberi ini" eomma memperlihatkan kartu nama dari agensi terkenal. Appa membacanya dengan seksama

"kok bisa?"

"karena Jongdae berhasil menyanyikan lagu Tears dengan sempurna?"

"Tears? Lagu melegenda itu?" eomma mengangguk. Entah kenapa dadaku rasanya sakit. iri. Kenapa semua keberuntungan selalu berpihak pada Jongdae? Kepintaran, suara, bahkan tubuh kami. Tubuhnya sangat atletis, bahkan dulu dia sempat memiliki 'chocolate factory' di tubuhnya, walaupun sekarang luntur karena terapi psikologis dari Luhan. Wajahnya juga tampan. Bibir kucing dipadu dengan mata sipit, bulu mata lentik serta tambahan alis segarisnya yang tebal. Berbeda 180ᵒ denganku

"kalian berdua, tidur" appa menyuruh kami masuk ke kamar. Aku pergi duluan, meninggalkan Jongdae sendirian. Aku membanting pintu agak keras, menghela napasku

"kenapa selalu Jongdae?" monologku sendiri. Aku berjalan ke kasurku dan merebahkan tubuh remukku





Sakit










Sakit sekali

Waktu semakin berlalu. Sekarang pukul 2 pagi. Aku terbangun. Bukan karena Jongdae, tapi kehausan. Aku turun menuju lantai 1 untuk meminum air. Jongdae juga di dapur. Ah, aku sedang malas bertemu dengannya. Aku membalikkan badan menuju kamar, namun niatku terhenti. Aku mengikuti Jongdae yang sedang berjalan meuju kamar appa. Hei hei, ada yang salah disini

Jongdae membuka pintu kamar, berhenti sejenak. Sepertinya dia mengusap air matanya, karena aku mendengar suara sesegukan darinya. Dia kembali berjalan masuk ke kamar. Berdiri di samping appa yang sedang tertidur. Memegang tangannya dan—

***

Tuhan tolong aku, cerita ini semakin tidak nyambung

semoga bisa mengikuti dan enjoy dengan cerita ini

btw, uwu akhirnya Chen nongol T_T

menangis akutuuu~

HELP ME! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang