Dead End Street

1.9K 144 10
                                    

Hinata tidak bisa mempercayai ini. Ia harus segera menikah? Terlebih lagi, tunangannya adalah pria yang ia benci setengah mati; si pewaris Uchiha, Itachi Uchiha.

Hinata menahan kemarahan dan keterkejutannya di hadapan Hiashi yang duduk bersandar di tempat tidurnya. Kesehatan ayahnya memang semakin memburuk belakangan ini. Sudah beberapa minggu Hiashi tidak hadir dalam rapat dewan Hyuga dan mewakilkannya pada Hinata.

Hinata harus berhati-hati dalam bersikap dan berbicara agar tidak menimbulkan stres emosional yang dapat memperburuk kondisi Hiashi. Makanya ia hanya diam saja saat Hiashi menyampaikan maksudnya memanggil Hinata. Lebih baik diam daripada berteriak marah-marah dihadapan ayahnya kan?

Hiashi menghela nafas menghadapi kediaman Hinata. Ia sudah menduga Hinata akan keberatan jika hidupnya diatur sejauh ini.

"Putriku... Sejak ayah kehilangan ibumu bertahun-tahun lalu, hanya kamu wanita satu-satunya yang ayah cintai. Selama ini Hinata sudah tumbuh dewasa dengan sempurna dan membanggakan ayah. Untuk seterusnya ayah juga ingin Hinata selalu dalam kebahagiaan. Tapi dengan kondisi ayah sekarang... Ayah tidak tahu berapa lama lagi-"

" Ayah hentikan! Tolong jangan berbicara seperti itu ayah..." Hinata meraih kedua tangan ayahnya. "Ayah akan terus bersama Hinata sampai Hinata tua..."

Hiashi mengelus kepala Hinata yang sekarang terbaring di pangkuannya. "Untuk jaga-jaga saja... Lagipula anak perempuan seusiamu seharusnya sudah menikah."

"Hinata tidak masalah tidak menikah ayah."

"....... Tapi ayah ingin melihatmu menikah."

Hinata mengangkat kepalanya dan menatap Hiashi. "Ayah...?"

"Ayah ingin melihatmu mengenakan baju pengantin, mendampingimu berjalan menuju altar, dan secara pribadi menyerahkanmu pada pria yang ayah percaya."

Jantung Hinata berdebar, Hiashi seperti sedang mengucapkan permintaan terakhir sebelum mati. "Hinata janji akan melakukannya. Tapi tidak sekarang ayah."

"Hinata... Umur ayah-"

"Tidak! Ayah akan berumur panj-"

UHUK UHUK UHUK!!

Tiba-tiba Hiashi terbatuk-batuk. Ia mencengkram dadanya dan mulai kelihatan sesak nafas.

"Ayah!"

"Hiashi-sama!" Perawat yang selalu mendampingi ayahnya mendekat dan segera memberikan obat hisap dan sejenis suntikan pada Hiashi. Ia meminta Hinata mundur sejenak.

Tidak beberapa lama, Hiashi tenang dan tertidur.

"Hinata-sama, mohon maaf. Tolong jangan membuat Hiashi-sama banyak pikiran dulu. Kondisinya sedang tidak baik belakangan ini." Perawat tersebut meminta pengertian Hinata. "Hinata-sama, jika saya boleh menyarankan, mungkin Hinata-sama dapat mengikuti keinginan Hiashi-sama dulu sementara ini. Mari dicoba, siapa tahu dapat memberikan motivasi dan semangat untuk mencapai kesembuhan Hiashi-sama."

Hinata memandangi ayahnya yang terlelap. Hanya ayahnya satu-satunya keluarga yang ia miliki sekarang. Apapun akan Hinata lakukan demi Hiashi. Tapi kenapa harus menikah dengan si brengsek Itachi?

Hinata tidak tahu apakah Hiashi tahu bahwa Hinata memiliki sejarah kelam bersama pria itu tujuh tahun yang lalu. Hinata memejamkan mata dan memijat pelipisnya. Ia menjadi sakit kepala. Tapi, apa yang dikatakan Kou mungkin benar. Mungkin dengan melihat Hinata menuruti permintaannya ayahnya akan lebih bersemangat.

"Mungkin kau benar Kou-san." bisik Hinata.

Hinata kemudian melangkah keluar dari kamar. "Saya titip ayah ya Kou-san. Ada beberapa hal yang perlu saya urus."

This Black LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang