Six

12 0 0
                                    

Haaaai guys, aduh maaf banget baru bisa bersihin jamur yang ada di cerita ini:" baru sempat dan baru bisa update lewat laptop:" Tugas sana sini yang bikin aku gak bisa update:" but i'll give you my best. Dan soal bahasa percakapan mereka, aku bakal ubah sewaktu-waktu ya, jd senyaman kalian gimana bacanya aja :) Sooo...

Check it out!!

*****

ALIFIAN

Akhirnya povku dimunculin juga sama nih author. Masa cuma jadi figuran doang. Masa cuma si Zayn yang dimunculin beberapa kali. Aku juga perlu kali mah, aku kan juga manusia disini. Sebel gitu setiap Angel cerita soal Zayn. Bukan karena cemburu ato apa sih, aku takut aja dia bakal ngerasain trauma yang menyakitkan itu lagi.

Aku paham apa yang kalian pikirkan. Yap aku berteman dengan Angel dan Dea sejak kecil. Itu lah kenapa aku tau tragedi menyakitkan itu terjadi pada Angel. Aku tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya berada di posisi Angel saat itu. Ah sudahlah, aku tak ingin mengingatnya lagi. 

Mempunyai sahabat perempuan itu memang terkadang rempong dan terkadang merepotkan. Hal apapun yang dibahas oleh keduanya selalu membuatku menggeleng-nggelengkan kepala, karena apa yang mereka bahas tak pernah bisa kujangkau hingga ujung otakku. Heran, sebenarnya yang terlalu bodoh untuk berfikir ini aku atau topik mereka yang terlalu meluber kemana-mana.

Sifat mereka denganku sangat berbanding terbalik. Jadi ketika aku melakukan sesuatu, di mata mereka aku terlalu tidak peduli sama mereka, tapi menurutku itu hal yang wajar. Sudah kubilang sebelumnya, terkadang rempong terkadang merepotkan.

*ting*

A: "Fiaaaan!!"

F: "Ya?"

A: "Sibuk kaah? Jalan yuk sm Dea, bosen guenya". Tuh kan, apa kubilang.

F: "Ogah."

A: "Ayolaaaah, sekali ini ajaaaa:( gue yg bayar deh"

F: "Hm"

A: "Hm artinya iya! Oke gue sm Dea tunggu di tempat biasanya ya"

Mampus! Belum bilang iya udah disimpulin sendiri. Gini ini kl udah punya sahabat yang suka ngajak tanpa ada penolakan. Bukannya mau sok bomat, tapi kan akunya lagi males kemana-mana. Belum lagi hujan diluar, bikin malesnya kuadrat. 

Kalo kalian bilang aku cowok cuek yang gak punya perasaan, kalian salah besar. Cuma gak tau deh, bawaan dari lahir ato akunya yang dikutuk sama Tuhan jadi sifatku begini sama orang. Untungnya Angel sama Dea ngerti sama sifatku. Angel itu dari kecil sifatnya udah supel, dan dia eksis banget di sekolahan tapi dia nggak pernah menyadari keeksisannya. Dia suka aktif di organisasi apapun. Beda sama Dea sahabat cewekku yang satunya. Dia polos, dia baik dan nggak sesupel Angel, pokoknya Dea itu anaknya lebih diem dari Angel.

Tapi daridulu aku lebih deketnya sama Angel, nggak tau kenapa apa yang bikin aku jadi lebih deket sama Angel daripada sama Dea. Padahal aku juga sering kumpul sama mereka. Buktinya sampek sekarang aku masih satu sekolah sama mereka berdua. Bukan berarti aku nggak deket dan perhatian sama Dea ya. Perhatian masih, cuma levelnya beda. Dan itu yang sempet bikin Dea salah paham sama sifatku ini, padahal ya aku sayang sama mereka berdua. 

*****

DEA

"Ngel, gimana? Fian mau?" tanyaku penasaran. Angel kalau udah ada maunya deh, gak bisa diganggu gugat dan ditolak.

"Gak tau nih dianya belum bales chat gue lagi...Aaaaaah dia mau deee dia mau! Asikkk" kata Angel tiba-tiba yang membuatku mengerutkan kening.

"Emang dia bilang iya?" tanyaku penasaran. Bukannya dijawab malah ketawa cengar-cengir, bau-baunya gak enak nih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang