Double update?!
▫️▫️▫️
Saat ini Van dan Rere sedang mencari cincin untuk pernikahan mereka yang akan diadakan 3 bulan lagi."Ini gimana, yang?" Tanya Rere sambil menunjuk cincin yang diselimuti emas putih.
Van menggeleng. Dia menunjuk cincin yang sejak awal sudah diinginkannya.
"Yang ini aja. Lebih simple. Lagian bisa dibawa untuk kerja apa aja" Jelas Van.
Rere cemberut, ketika Van sudah sembuh, sifat kekanakannya malah muncul.
Sebenarnya, siapa yang seharusnya lebih manja? Rere merasa kesal.
Padahal dulunya, Rere yang selalu ngambek. Sekarang? Mengapa mereka berdua melakukannya?
Rere keluar daru toko perhiasan, berniat pulang sendiri. Dan lebih menyedihkannya lagi, Van tidak mengejarnya. Jika dulu ketika Van masih memiliki OCD, dia akan mengejar Rere dan membujuknya.
Rere mulai berjalan ke parkiran, hendak mengambil mobilnya dan membiarkan Van berjalan kaki untuk pulang.
Namun belum sempat dia menghidupkan mesin mobilnya, sebuah panggilan ke ponselnya masuk.
Ran?
"Halo, Ran?" Tanyanya sambil memasang seatbelt.
"Hah?" Rere terkejut. Kemudian dia melepas seatbeltnya dan berlari ke toko perhiasan lagi. Hendak menemui Van.
Sesampainya dia disana, dilihatnya Van terduduk dengan tatapan kosong.
Ya Tuhan..
▫️▫️▫️
Sudah seminggu semenjak Alfian dilarikan ke rumah sakit, saat ini Ran sedang membantu Alfian mendapatkan makan siangnya.
Alfian menatap Ran, sama seperti dulu, penuh cinta.
Seharusnya sejak awal, Alfian tidak memutuskan untuk menyakiti Ran dan merusak hubungan mereka.
Begini jauh lebih baik. Hati keduanya tidak ada yang tersakiti, dan hubungan mereka jauh lebih terbuka.
Ran merasa sedih dan takut kehilangan Alfian, namun setidaknya dia merasakan arti bahagia yang sesungguhnya beberapa waktu ke depan.
Ran harus berani mengambil risiko kehilangan, agar Alfian dapat beristirahat dengan tenang.
Keduanya tampak mesra, seakan keduanya memang diciptakan untuk bersama.
Irwan menatap keduanya dari luar ruangan. Kini dia bersama Van.
Ran merasa saat ini adalah saat yang tepat pula untuk memulihkan dua orang tersayangnya. Dia ingin memulihkan hati Alfian yang sempat kehilangan warna, dan juga memulihkan psikis Van melalui hubungannya dengan Alfian.
Dan cara itu berhasil, meski baru seminggu, Van sudah didiagnosa sembuh 95% dari OCD nya. Dan kini dia sudah dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Bahkan Van berencana akan menikahi Rere setelah bertahun-tahun menjalin hubungan dan berjuang membuktikan dirinya pantas kepada calon mertuanya. Hingga akhirnya kedua orang tua Rere menyukai kehadiran Van dan memberi restu kepada mereka.
Van memandang Ran dan Alfian, dia mendapati ekspresi bahagia dari keduanya. Merasa lega, dia pamit untuk pulang kepada Irwan.
Kembali ke dalam kamar inap, Alfian menggenggam tangan mulus Ran.
"Ran, maaf ya. Aku sempat membuat kamu sakit hati." Ucapnya sambil mengelus punggung tangan wanitanya.
Ran hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saya Terima
General Fiction"Kamu mau gak jadi istri saya?" "Hah? Gimana? Gimana?"