Terima Kasih

29 7 0
                                    

Karena di bawah senja adalah kekuatan.

Mulai saat ini, Ayu akan tinggal sendiri di rumahnya. Panji tidak pergi dari rumah itu, tapi Panji dan Ayu sudah tidak pernah bertemu kembali. Walaupun Ayu sangat merindukan papanya juga, tapi dia juga masih menginginkan keadaannya baik-baik dan tanpa luka.

Seperti tidak ada tanda kehidupan dirumahnya, dan rasa jenuh selalu datang kepadanya. Ayu sudah tidak berharap suasana kembali seperti semula. Walaupun begitu, dia selalu teringat kala teman-temannya datang ke rumah dan makan bersama masakan mamanya. Ayu sangat ingin temannya datang, tapi sudah tidak akan bisa, dan Ayu juga melarang temannya untuk datang.

Tidak lupa dengan Abi. Dulu, Abi suka bermalam di rumahnya. Meskipun saat Abi datang, dia lebih sering dengan Panji dan mencampakkan Ayu. Dulu memang Panji sangat dekat dengan Abi, entah untuk saat ini.

***

Terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Seingat Ayu, papanya tidak sedang pergi, lalu siapa yang berani datang? Atau teman Panji?

Rasa penasaran membuat Ayu ingin melihat siapa yang datang. Sangat aneh, sudah lama rumahnya tidak menerima tamu.

Seketika mata Ayu melotot, sampai-sampai seperti akan lepas. Tidak disangkanya, laki-laki itu berani datang ke rumahnya, yang sebelumnya sudah diwanti-wanti agar tidak datang.

Abian Delon :
Gue di depan, tapi gak berani masuk.

Mobil sport kuning itu terparkir rapi tepat di depan gerbang rumahnya, dan ada kemungkinan Panji akan tahu kedatangannya. Jantung Ayu bergemuruh, takut Panji akan melukai Abi seperti Panji melukainya.

"Abi lo tuh pinter, tapi kok tolol sih? Ngeyel amat dibilang jangan pernah dateng." Gerutu Ayu yang sedang di dalam kamarnya.

Tanpa pikir panjang, Ayu akhirnya turun dari tangga daruratnya. Tangannya melambai memberi kode kepada Abi untuk memajukan mobilnya ke arah Ayu.

"Jalan yok, masa setiap weekend gak keluar?" ajaknya dengan wajah berseri dan senyum lebarnya.

Sudah melewati tiga kali weekend mereka tidak pernah jalan berdua. Yang biasanya setiap libur pasti jalan, sekarang sama sekali tidak pernah melakukan itu. Sebenarnya Ayu juga merasa suntuk bila setiap hari harus berdiam diri di kamarnya.

"Jalan ke?"

"Terserah Ayunda cantik deh,"

"Oke Abi jelek, tungguin bentar ya. Di sini aja jangan gerak - gerak." Abi langsung menciptakan wajah masamnya saat mendengar kata 'jelek', tetapi kenapa Ayu terlihat seperti sedikit khawatir?

Abi menuruti permintaan kekasihnya untuk tidak berpindah tempat. Entah untuk apa, yang penting ia menurutinya.

Tidak butuh waktu lama untuk menunggu gadisnya itu. Ayu terlihat cantik dengan menggunakan celana jeans hitam panjang dengan kaos hitam bertuliskan 'live life' di bagian dadanya. Warna bajunya senada dengan Abi, sama-sama mengenakan baju dan celana hitam.

"Wah pacar Abi tambah jelek," balas Abi.

Ayu hanya memiringkan mulutnya, ia tidak pernah merasa bermasalah bila dikatai jelek, malahan bila ia dibilang cantik kadang tidak enak hati. Memang Ayu selalu rendah hati meski sadar bahwa dirinya cantik.

Sepasang kekasih itu sudah ada di dalam mobil sport, dan Abi mulai meninggalkan rumah Ayu. Rasa senang terlihat jelas dari wajah Ayu. Berbeda dengan biasanya. Saat di ajak jalan memang ia senang, namun berbeda dengan saat ini, ia seperti baru saja mendapatkan kebebasan.

Ayunda & AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang