❝Pain and suffering are always inevitable for a large intelligence and a deep heart.❞
—𝑭𝒚𝒐𝒅𝒐𝒓 𝑫𝒐𝒔𝒕𝒐𝒚𝒆𝒗𝒔𝒌𝒚—
-ˋˏ ༻✧༺ ˎˊ-
Sebuah keranjang anyaman rotan tertenteng di tangan mungil Gaia─seorang putri priayi Jawa yang kini menjadi teman Alma dan Reksa. Gadis itu menawarkan diri untuk membelikan Alma obat nyeri sendi atau semacamnya, katanya ia bosan kalau terus berdiam diri di rumah.
"Kita mau ke mana?" tanya Reksa yang berjalan beriringan dengan Gaia.
Gaia tidak menjawab, hanya tersenyum dan melanjutkan langkah kakinya. Sampai langkah itu terhenti saat Reksa hampir saja terjatuh karena menabrak sebuah gerobak yang tengah berjalan. Gadis itu membantu Reksa untuk menyeimbangkan kembali tubuhnya.
"Selamat datang di Vincke Passer alias Pasir Snees alias Pasar Senen, Mas ...," ucap Gaia seraya menunjukkan penampakan orang-orang yang berkerumun menjadi satu dan melakukan interaksi jual-beli.
Oh, jadi seperti ini Pasar Senen zaman dulu, Reksa membatin.
Sorot matanya tak bisa berhenti menatap takjub penampakan pasar. Mungkin Gaia akan berpikir kalau ini adalah kali pertama Reksa pergi ke pasar. Padahal alasan sebenarnya adalah ini pertama kalinya Reksa melihat ibu-ibu berkebaya mendominasi pasar. Atau mereka yang menjual beberapa barang yang tidak Reksa temukan di masa depan.
"Pasar Senen hanya buka pada hari Senin?" tanya Reksa.
"Awalnya begitu, Mas. Tapi pada tahun 1766 kalau tidak salah, pasar ini akhirnya dibuka untuk hari selain Senin. Ada juga Pasar Rebo yang bukanya setiap hari Rabu," jelas Gaia.
"Mas Reksa baru pertama kali ke pasar? Mas ini orang mana, sih?"
"Pasar Rebo itu Pasar Induk Kramatjati, ya?" tanya Reksa keceplosan.
Ia lupa kalau sekarang dirinya terjebak di tahun 1903. Detik selanjutnya, Reksa merutuki mulutnya sendiri yang kadang suka asal bicara.
"Pasar apa katamu, Mas?" tanya Gaia bingung.
Reksa menggeleng. Bisa gawat kalau Gaia sampai curiga, lebih baik ia mengalihkan topik pembicaraan sebelum mulutnya keceplosan lagi.
"Ayo, cari obatnya!" ajak Reksa seraya menarik lengan Gaia secara sepihak.
Reksa tidak sadar bahwa ia yang menyebabkan semburat merah padam sudah terpancar di wajah gadis enam belas tahun tersebut.
Reksa merubah tarikannya menjadi sebuah gandengan, takutnya Gaia merasa tidak nyaman kalau ditarik-tarik seperti tadi. Namun justru Reksa yang salah. Gaia malah semakin tidak nyaman saat telapak tangannya dan telapak tangan Reksa saling bertautan membentuk gandengan yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indurasmi Batavia✧ [𝒂 𝒉𝒊𝒔𝒕𝒐𝒓𝒊𝒄𝒂𝒍 𝒇𝒊𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏]
Исторические романы𝐁𝐚𝐭𝐚𝐯𝐢𝐚, 𝐇𝐢𝐧𝐝𝐢𝐚 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐧𝐝𝐚, 𝟏𝟗𝟎𝟑. ❝Semua tentangmu adalah pesona, Nona. Sebuah puisi yang lebih nyata dari ilusi.❞ ~ Carel Arthur van Mook, 1903. Ini bukan hanya kisah tentang Himeka, gadis dari tahun 2020 yang gagal m...