Eighteen

30.3K 3.8K 1K
                                    

Bilang kalau ada typo atau nama yang salah
Happy Reading

Hidup Jaemin di masa lalu itu jauh dari kata sempurna, terlalu buruk untuk dikenang, terlalu sakit untuk diingat.  Na Jaemin, anak lelaki manis yang terlahir dari sebuah kecelakaan sepasang kekasih yang sama-sama tak akan keduanya sangka semua itu terjadi.

Ayah Jaemin saat itu tak pernah menyangka akan menghamili kekasihnya sendiri  di saat ia bahkan ingin mengakhiri hubungannya. Bunda Jaemin mendatangi sang pasangan, sambil menangis tersedu dan menunjukkan sebuah testpack dengan dua garis merah yang tersemat di alat itu.

Keduanya terpaksa menikah, benar-benar terpaksa karena sudah sama-sama tak  saling mencintai namun tetap melanjutkan pernikahan demi nama baik keluarga saat Jaemin lahir pun, kebahagiaan hanya dirasa sang bunda, tidak berlaku untuk sang ayah .

Tak ada yang spesial tentang alur hidup keluarga kecil mereka meski si kecil lahir dan  tumbuh dewasa bersama mereka.  Kala Jaemin menginjak umur tiga belas tahun, ayahnya menikah lagi dengan sosok yang dia cinta.  Jaemin tak masalah, bunda pun seperti itu. tak ada kata cerai, mereka tinggal
bersama dengan istri baru ayah.  

Ah, istri baru ayah itu sangat cantik, dan sangat baik hati. tidak seperti dikebanyakan film tentang karakter sosok orang ketiga yang jahat. wanita yang Jaemin panggil dengan sebutan ibu itu benar-benar memiliki hati bak malaikat.  Dia bahkan menerima keadaan Jaemin dan memperlakukan remaja manis itu  layaknya anak sendiri. mereka hidup bahagia.

 Tapi, tak seterusnya bahagia. awal kehancuran menghampiri mereka. hari itu, ibu terjatuh dari tangga karena  ulah tak sengaja bunda.  awalnya, kedua wanita cantik itu sedang bercengkrama sambil sesekali bercanda di  lantai atas. tak jarang keduanya tertawa terpingkal-pingkal sambil sesekali iseng saling memukul pelan satu sama lain.

 Hingga, tak sengaja bunda mendorong bahu ibu hingga terjatuh dari tangga.  kepala  wanita cantik itu membentur ujung anak tangga terakhir yang tajam.  saat itu pula ayah melihat semuanya.

 "Jeno, bunda boleh titip, Jaemin?"  Jaemin yang baru saja pulang sekolah, ditarik bunda untuk pergi menuju rumah  tepat di samping kediaman mereka. rumah Jeno.
 

"boleh, bunda."  bunda saat itu tersenyum, lantas mengusap surai kelam Jeno dengan penuh kasih sayang.

 "mau jagain Jaemin buat bunda, gak, Jeno?"  Jeno mengangguk, tersenyum tipis melihat sorot manik lembut bunda.

 "mau banget, bunda. Jeno kan sayang Jaemin."  Ingin tahu kenapa bunda menitipkan Jaemin pada sang tetangga, sahabat yang  sekaligus sudah bunda anggap layaknya saudara sendiri?  bunda yakin, ayah tak akan melepaskannya dan meminta pertanggug jawaban atas semua yang terjadi pada ibu.

 Bunda pasti disalahkan. dan dia tak ingin anaknya melihat hal buruk apa yang akan  terjadi nanti.

 "kak Jeno, kok Jaemin harus nginep disini? Jaemin pengen jenguk ibu sama nengok bunda, kak”

 Si manis mengeluh sambil melihat masakan mama Jeno yang disajikan untuknya di atas meja makan.

 Sedangkan yang lebih tua, hanya mampu mengulas senyum, tak merespon sedikitpun. Jeno tahu masalah keluarga Jaemin saat ini. lebih tepat masalah bunda. dia sudah cukup dewasa untuk mengerti.

Adiós || Nomin ☑️(Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang