RAYARA ADANA NATANEGARA

52 5 0
                                    

Raya, perempuan itu kini tengah berjalan di lorong sekolah untuk menuju ke kelasnya. Dia melihat jam tangan berwarna putih yang terpasang cantik di tangan kirinya. Jam kini menunjukkan pukul 6 kurang 5. Dia berpikir pasti perpustakaan belum terbuka. Bukan hanya perpustakaan tapi sekolah pun masih sepi. Siapa juga si yang mau berangkat sepagi itu, selain yang punya kewajiban melaksanakan piket?

Sampai di pertigaan ujung lorong ini, dia memilih untuk berbelok ke arah kiri menuju kantin. Entahlah Raya rasa dia sedang membutuhkan kopi caramel untuk menenangkan dirinya. Sampai di kantin, dia langsung menuju ke kantin 4 untuk memesan kopinya. Hampir 10 menit Raya menunggu, akhirnya kopi itu diberikan padanya. Setelah membayar, Raya langsung menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Kelas XI IPA 2, ternyata sudah berisi. Disitu ada 10 orang termasuk Venus. Raya langsung menghampiri venus.

"Nus"

"Hm?" ujar venus sambil melihat kearah raya.

"Eh bentar Ray, ujung bibir lo kenapa?"

Raya yang mendengar itu langsung menutupi bibirnya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya mencari masker di tas bagian depan miliknya.

"Ray, gue tanya sama lo. Itu bibir lo kenapa? Jangan sampe masalah ini sampe di telinga tajemnya Alma"

"Kenapa kok ada nama gue?"

Raya dan Venus langsung melihat ke arah Alma. Raya mengelus dada, untung dia sudah mengenakan maskernya.

"Gak papa"

"Gaje lo nus"

Alma langsung duduk dimeja depan Venus dan Raya. Tanpa basa basi dia langsung menghadap ke belakang sambil menyodorkan tangannya.

"Ray, pr kimia dong"

Raya langsung memberikan bukunya kepada Alma. Daripada dia tanya tanya mendingan ngerjain pr kimia yang bejibun, pikir Raya. Setelah Alma menghadap depan.

"Ray, cerita sama gue. Itu bibir lo kenapa?" bisik Venus.

"Lo pasti tau itu Nus. Semalem Bang Oric ga pulang masalahnya"

"Emang kemana?"

"Ke luar kota"

"Berapa hari?"

"Seminggu trus semalem baru berangkat"

"Pokonya nanti malem sampe bang Oric pulang, lo harus tidur dirumah gue. Gue ga mau badan lo semakin babak belur. Dan gue maksa. Gue ngga kerepotan buat nampung lo selama seminggu. Klo bisa pun, gue mau lo tinggal dirumah gue sampe lo bisa berpisah sama dia" paksa Venus. Karena dia yakin, Raya pasti menolak jika tidak ia paksa.

"Iya Venus, nanti gue bilang bang Oric"

AngkasaRayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang