Hari ini sudah pagi. Ku memulai hari dengan bangun jam 5 pagi untuk membantu mama di dapur dan membersihkan rumah. Tak ada obrolan khusus saat di dapur. Kami hanya sibuk membersihkan dan mempersiapkan sarapan untuk anggota keluarga lainnya yang kemudian ku lanjutkan untuk menyapu lantai rumah.
Saat itulah, tiba - tiba pikiran konyolku muncul.
Ya, aku mempunyai seorang pacar. Yang diketahui oleh orang tua ku bahwa aku dan dia berbeda agama. Yang tentu saja membuat orang tua ku murka semenjak kedatanganku dirumah beberapa bulan lalu. Kemarahan mereka belum sepenuhnya hilang, apakah kalian mengerti? Itu sebabnya tak ada obrolan khusus saat di dapur tadi.
Pemikiran ku melayang saat menyapu. Aku mulai takut untuk memilih jalan. Ya, aku berada di persimpangan jalan. Aku harus menentukan jalan mana yang harus ku pilih. Melanjutkan pacaran dengan status beda agama atau merelakannya yang sudah 2 tahun ini menemani dan berjuang mempertahankan hubungan kami dengan dasar rasa sayang dan rasa cinta kami. Tak kuasa ku menahan rintik air mata saat pemikiran tersebut terlintas. Rasa syukur muncul ketika aku menyadari bahwa ruangan rumah ku remang - remang, sehingga tak membuat mama ku bertanya.
Setelah selesai menyapu, aku pun kembali ke kamar. Membuka jendela kamarku yang besar dan menghadap ke jalan raya. Disanalah aku duduk memandang langit seraya menumpahkan segala tangis dan rasa sedihku.
"Tuhan, apabila aku ditakdirkan untuk reinkarnasi jadi hewan atau masuk neraka, bisakah aku diambil sekarang?"
"Tuhan, ambil diriku sekarang. Supaya orang - orang sekitarku tak merasa tersakiti karena ku lagi. Biar aku saja yang merasa sakit sampai ajalku nanti. Tapi tidak untuk orang - orang yang kusayangi Tuhan"
"Tuhan, apakah diatas sana memang ada banyak agama seperti di bumi? Apakah memang Tuhan itu banyak seperti yang ada di bumi? Kalau Tuhan itu satu, mengapa di bumi muncul perbedaan besar seperti ini?"
"Mengapa perbedaan agama menimbulkan perpecahan dan tidak bisa menyatukan dua insan yang saling mencintai?"
"Mengapa orang - orang takut saat mengetahui ada kemungkinan aku pindah agama? Mengapa perbedaan agama dapat memutus tali keluarga Tuhan? Bukankah kita sama - sama umat-Mu Tuhan?"
Ku tutup mataku seraya membayangkan betapa bahagianya aku dan dia yang berbeda agama denganku.
"Tuhan, aku juga ingin bahagia terus dengan nya"
Lalu ku akhiri pemikiran hari ini dengan kalimat
"Tuhan, berikan petunjuk serta kekuatan-Mu untukku. Untuk bisa melanjutkan hidup serta segala pilihan - pilihanku nanti Tuhan"
Lalu ku beranjak dari jendela, ku tutup kembali jendela tersebut dan mulai meringkuk dalam kasur. Menenangkan hati dan pikiran agar tidak terlarut terlalu lama dalam perasaan gundah pagi ini.
Ah, aku mengawali hari dengan rasa seperti ini.
YOU ARE READING
My Weird Mind
SaggisticaRandom thought. I'll be update this when I want to. So, I hope whoever you are who read this don't be disappointed.