"Taman Bermain."

5.8K 442 21
                                    

Di sinilah Taehyung, berdiri tegap menghadap banyaknya arena berwarna-warni; taman bermain. Bocah berusia 5 tahun itu, sudah mempersiapkan tenaganya untuk bertempur. Ia makan banyak tadi, sampai-sampai ia harus menunggu setidaknya selama 2 jam agar seluruh makanannya turun secara sempurna ke lambungnya.

7 menit yang lalu, hanya bermodalkan rasa penasaran dan nekat, serta sepasang sandal singa kesukaannya, ia berjalan dengan tidak santainya menuju taman bermain yang berjarak 300 meter dari rumahnya itu. Berdasarkan informasi yang tak sengaja Taehyung dapat dari para tetangganya, taman bermain itu baru saja dibuka tadi pagi. Ia penasaran sekali. Ingin cepat-cepat mencobanya.

Dengan segala keberanian yang melimpah, ia memulai dengan sebuah tangga yang terhubung dengan papan seluncur di bawahnya. "Wiiihh!" Taehyung berteriak senang. Pertama kalinya ia naik papan seluncur setinggi ini. Taehyung suka, jadi ia memutuskan untuk mencobanya kembali. "Woahh, gelii!" Taehyung tidak berhenti berteriak gembira. Kedua tangannya dibawa ke udara, merasakan lonjakan geli dalam perutnya saat ia terjun di atas papan seluncur tersebut.

Setelah puas menaiki papan seluncur itu, kini matanya tertuju pada sebuah kuda-kuda dengan sebuah per besar sebagai penyangga agar dapat bergoyang-goyang saat dinaiki. Hmm, sangat disayangkan jika ia tidak mencobanya. Maka dengan cepat ia berlari menuju targetnya.

HUP!

Taehyung sudah duduk sempurna di atas wahana tersebut. Lalu, ia mencoba menggoyang-goyangkan benda tersebut dengan tubuhnya. Senyum riang kembali menyapa wajah mungilnya itu. Sudah Taehyung tetapkan, bahwa hari ini adalah hari terbaik di dalam hidupnya. Iya, sesederhana itu.

Karena terlalu asyik bermain dengan seluruh wahana di taman bermain kecil itu, ia tidak sadar kalau sang mentari hampir turun dari singgasananya. Taehyung mendadak diserang panik. Bukan. Bukan panik jika ia akan dimarahi oleh kakaknya karena ia terlambat pulang. Ia panik sebab waktu bermainnya bersama wahana-wahana kesukaannya itu semakin menipis.

"Huh! Padahal Tae-Tae baru bermain sebentar!" keluhnya dengan wajah cemberut. Ia tidak rela bila ia harus pulang, meninggalkan seluruh wahana permainan tersebut, khususnya wahana kuda-kuda itu. Taehyung pun mulai memaksa otaknya untuk berpikir. "Aha! Tae-Tae tahu!"

Dengan sigap, ia berjalan menuju wahana kuda-kuda yang tak jauh darinya itu. Taehyung lalu berjongkok, membawa sepasang tangannya untuk menyentuh per besar tersebut. Ia lalu menarik napasnya sembari menyiapkan seluruh tenaga yang masih tersisa di dalam tubuhnya. Baiklah, pada hitungan ke-3, ia akan melakukannya.

Satu,

Dua,

Ti-

"Yaak! Apa yang sedang kamu lakukan, Min Taehyung!?"

Tiba-tiba saja, sebuah suara yang terdengar begitu ganas sampai di telinga Taehyung. Membuat pundak-pundaknya terlonjak oleh rasa terkejut. Dan diakhiri dengan dirinya yang jatuh ke atas pasir putih itu. Ia lalu menengok ke belakang. "Yoongi Hyung! Jangan ganggu Tae-Tae!" katanya dengan raut cemberut. Ia pun bangkit dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Mengabaikan sosok kakaknya di belakang sana yang semakin gemas akan tingkahnya itu.

"Ck, kenapa kamu tidak bilang kalau ingin bermain di sini?"

Tak ada jawaban. Taehyung benar-benar sibuk sepertinya.

Yoongi menatap bocah itu dengan tajam. Ia lalu berjalan sembari berkacak pinggang; terlihat persis seperti seorang ibu tiri yang hendak menghukum anaknya. Dilihatnya Taehyung yang masih berkutat dengan kegiatannya itu. "Kamu mau apakan benda itu?"

"Tae-Tae mau membawanya pulang, Hyungie!" jawabnya dengan semangat.

Yoongi tahu, seharusnya ia marah pada adiknya itu saat melihat tindakan Taehyung yang sangat nyeleneh itu. Namun, entah kenapa amarah Yoongi surut dalam sekejap, setelah mendengar perkataan penuh semangat dari Taehyung itu. Sepasang tangannya ia turunkan dari pinggangnya, beralih melipat mereka di depan dada. Ia mengambil tempat duduk yang berjarak 10 langkah dari Taehyung, dan mulai memasang senyum kecilnya saat Taehyung terlihat begitu berusaha keras.

Sebenarnya, tenaganya itu tidak menghasilkan buah apapun bagi wahana itu. Namun, ia tidak menyerah. Taehyung terus menariknya sekuat mungkin. Yoongi hanya mengawasi bocah tersebut, tiada berniat untuk membantunya. Bukan tidak niat, sih, lebih tepatnya, ia malas.

BRUK!

Tiba-tiba saja, Taehyung terpental ke belakang. Dan tentu saja wahana tersebut masih setia di tempatnya; tidak bergerak barang seinci pun. Tenaganya yang telah melampaui batas pun sia-sia. Tapi, beruntung bocah itu mendarat di atas pasir yang lembut, sehingga yoongi tidak perlu merasa khawatir kalau Taehyung akan–

"Hiks, hiks ... huweee!"

Menangis.

Yoongi terkejut saat Taehyung menangis kencang. Ia langsung berlari pada bocah itu. Tanpa basa-basi, Yoongi memeluk tubuh mungil tersebut. "Hey, sudah, tidak apa-apa..." katanya sembari membersihkan butiran-butiran pasir yang hinggap di tubuh itu. Setelahnya, ia memberi usapan-usapan menenangkan di rambut Taehyung. Yeah, Yoongi memang berubah 180 derajat saat melihat Taehyung menangis. Ia berubah menjadi sesosok kakak yang sangat lembut dan penyayang. Yoongi akui, dirinya memang tak berdaya bila berhadapan dengan Taehyung yang berlinang akan air mata.

Taehyung membalas pelukan tersebut dengan tak kalah erat. Menyembunyikan wajahnya di dada Yoongi sembari menangis tersedu-sedu. "Hiks ... Hyu-Hyungie, kenapa ku-kudanya tidak mau bergerak? Kudanya benci Tae-Tae, ya...?" tanyanya begitu pelan.

Perlahan, Yoongi melepaskan pelukan tersebut. "Tidak, kok. Buktinya saja, dia tidak marah saat kamu naik di atas tubuhnya," jawab Yoongi. Lalu, tangannya tergerak untuk menangkup wajah Taehyung. "Tae-Tae harus tahu kalau dia mempunyai rumah seperti kita, dan rumahnya itu di sini. Di taman bermain ini."

Tangis Taehyung tak lama mereda, setelah mendengar penuturan sang kakak. "Ja–jadi, kudanya tidak boleh ikut dengan kita?"

"Iya, Sayang ... tapi, Tae-Tae masih bisa bermain dengannya setiap hari di sini, kok," katanya, "Jadi, Tae-Tae jangan sedih lagi, ya ... ok?"

Taehyung mengangguk pelan meski wajahnya masih tertekuk lesu. "Kuda ... maafkan Tae-Tae, ya..." katanya sembari mengusap wajah kuda putih tersebut dengan penuh sesal. Kemudian, ia menghadapkan kembali tubuhnya pada Yoongi. "Pulang ..." ia merentangkan kedua tangannya. Nada bicaranya terdengar begitu memelas dan penuh manja.

Imut sekali ... ugh, sial! Kalau begini ceritanya, Yoongi bisa ambyar di tempat.

"Pulang? Baiklah," balasnya dengan senyum kecil di wajah. Ia menggendong bocah tersebut dan mulai melangkahkan sepasang kakinya.

"Bye-bye, Kuda..."

🐱🍏🐯

Boleh dong vommentnya, hehe💜.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cute Little Monster; MYG + KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang