21

736 41 0
                                    

Disebuah kamar bernuansa pink,terlihat seorang gadis sedang mondar mandir. Dia sejak tadi sedang merasa gelisah karena sang kekasih belum memberinya kabar sejak kemarin malam.
"Jinan kemana sih di chat nggak di bales di telfon nggak bisa ck"
Cindy sudah beberapa kali mencoba untuk menelfon Jinan tetapi tidak bisa,ia juga mengirimkan beberapa pesan kepada Jinan namun sampai skrng Jinan belum membalasnya,bahkan dibaca pun tidak,Cindy semakin merasa khawatir,ia takut terjadi sesuatu pada Jinan.
"Sayang kamu kemana sih? Jangan bikin khawatir dong" ucap Cindy dengan mata yg berkaca²,hati dan pikirannya tidak tenang memikirkan kekasihnya.
Cklek
Terdengar suara pintu dibuka,Cindy menoleh kearah pintu untuk melihat siapa yg datang. Ternyata itu mamahnya,Shania menghampiri anaknya yg sedang berdiri di dekat jendela.
"Kamu kenapa kok mamah liat kamu lagi gelisah banget?"
"Jinan dari kemaren nggak ada kabar mah"
"Kalian berantem? Bukannya kemarin malem Jinan main kesini?"
"Iya mah tapi habis dari sini,Jinan nggak ada kabar,chat aku nggak di bales,ditelfon juga nggak diangkat"
Cindy memeluk Shania dan mulai menangis dipelukan Shania
"Cindy takut Jinan kenapa² mah hiks hiks"
"Mungkin Jinan lupa ngasih kamu kabar kali,positif thinking aja,tungguin sampe nanti malem kalo sampe malem nggak ada kabar kamu dateng aja ke rumahnya nanti mamah anter"
"Iya mah makasih"
"Yaudah nggak usah nangis lg"

Malam hari
Cindy turun dari kamarnya menuju meja makan,disana sudah ada kedua orang tua dan adiknya sudah menunggu.
Cindy duduk disamping sang adik,makan malam kali ini ia ikuti dengan sangat tidak semangat,pikirannya masih tertuju pada Jinan.
"Kamu kenapa Cin?" tanya boby
"Jinan masih belum ngasih kamu kabar?"
"Belum mah" ucap Cindy dengan lesu
"Kenapa? Lagi berantem?" tanya boby pada shania
"Jinan dari kemaren belum ngasih kabar"
"Tadi kayanya papah liat Jinan"
"Papah liat Jinan dimana?" tanya Cindy
"Di toko perhiasan"
"Papah salah liat kali pah"
"Beneran mah,yg papah liat itu Jinan,Jinan masuk ke salah satu toko perhiasan"
"Ngapain Jinan kesana?"
"Ya nggak tau,beli cincin kali"
Hp Cindy tiba² berdering,Cindy langsung membuka hpnya dan disana tertera nama orang yg sejak tadi ia tunggu. Tanpa pikir panjang,Cindy langsung mengangkat telfon tersebut.
"Hallo Ji kamu dimana? Kamu gpp kan? Aku khawatir sama kamu Ji,dari kemaren kamu nggak ada kabar"
"Cin ini gue Chika"
Cindy terdiam,mengapa hp Jinan berada ditangan Chika? Apakah Jinan dan Chika sedang jalan bersama?
"Halo cin lo masih disana kan?"
"Eh iya Chik halo,ada apa? Kok hp Jinan ada sama lo?"
"Lo dimana skrng?"
"Dirumah,kenapa?"
"Lo ke sini skrng ke jalan ******"
"Ngapain?"
"Jinan kecelakaan buruan lo kesini sebelum terlambat"
Setelah itu Chika menelfon sambungan telfonnya secara sepihak.
Cindy tak dapat membendung air matanya,ia langsung pergi dengan tergesa². Kedua orang tua nya menatap Cindy dengan tatapan bingung.
Cindy menuju ke tempat Jinan menggunakan ojek. Sesampainya disana ia melihat Jinan terbaring ditanah dengan Chika yg berada di sampingnya.
"Kenapa nggak langsung di bawa ke rumah sakit sih Chik?!!!"
"Jinan nggak mau Cin,dia mau nungguin lo"
"Terus lo kok bisa ada disini? Lo habis jalan sama Jinan?"
"Iya Cin tadi kita habis jalan" Chika menundukkan kepalanya ia tak berani menatap Cindy.
Cindy sangat marah pada keduanya,sejak kemarin ia menunggu kabar dari sang kekasih,namun Jinan malah jalan dengan mantannya. Cindy rasanya ingin memarahi Chika dan Jinan,tp ini bukan saat yg tepat.
Chika pergi dari tempat itu,ia membiarkan mereka berduaan.
"Ji kamu tahan ya,kita ke rumah sakit skrng"
Cindy sebenarnya agak bingung,katanya Jinan kecelakaan tapi disini ia tidak melihat mobil ataupun motor yg Jinan kendarai. Ia juga bingung Jinan kecelakaan tapi bukan dijalan,Jinan kecelakaan di sebuah taman. Apakah Jinan dan Chika berduaan di taman ini? Cindy terus memikirkan hal² yg membuatnya pusing,tapi ia berusaha menepisnya. Skrng ia fokus pada Jinan.
"Ng..gak u...sah a...ku g..p..p"
"Disaat kaya gini kamu masih bilang kalo kamu gpp? Kamu nggak liat kepala kamu,hidung kamu,tangan kamu dipenuhi darah kamu masih bilang kamu gpp?" Cindy menangis melihat kondisi Jinan saat ini,ia tidak tega melihat kekasihnya.
"C..in ja...ngan na...ngis" Jinan menggenggam kedua tangan Cindy.
"Gimana aku nggak nangis nan,kalo aku liat orang yg aku sayang,kaya gini" ucap Cindy
"Cin a..ku m...inta ma..af ka..lo a..ku selalu bi...kin kamu se...dih,ma...af ju...ga a..ku ng..gak bi...sa ja..gain kamu"
"Jinan kamu ngomong apa sih" air mata Cindy mengalir semakin deras.
"Happy anniversary sayang,makasih udah mau nemenin aku sampai saat ini makasih juga udah sabar sama sikap aku"
Hah ini hari jadinya bersama Jinan? Cindy benar² tidak ingat bahwa hari ini adalah hari jadi mereka berdua. Cindy terlalu sibuk memikirkan Jinan sampai melupakan hal itu.
"Cu...kup sampai di...sini aku ja...gain ka...mu"
"Jinan sampai kapan pun kamu tetep orang yg selalu disamping aku Ji,aku ga mau yg lain aku cuman mau kamu"
Jinan tersenyum pada Cindy.
"Aku pu...nya sesuatu bu..at kamu,to..long ambilin di sa..ku ce..la...na a..ku"
Cindy pun mengambil sesuatu yg berada di saku celana Jinan.
Sebuah kotak berukuran sedang Cindy dapatkan dari kantong Jinan. Setelah Jinan menyuruh Cindy membukanya,Cindy pun membuka kotak tersebut. Cindy terkejut dengan isi dari kotak tersebut,kotak tersebut berisi cincin. Tak lama lampu² menyala,Cindy semakin terkejut dengan hal itu ia tidak menuyadari bahwa disekelilingnya banyak lampu tumblr. Jinan kini sudah duduk dihadapan Cindy. Dibelakang Jinan ada sebuah banner yg bertuliskan "Cindy Hapsari will you be my wife?"
Cindy menutup mulutnya dengan satu tangannya,ia masih tak percaya dengan semua itu.
"Aku mau berhenti jagain kamu sebagai seorang kekasih,aku mau lanjut jagain kamu sebagai seorang kekasih" Jinan menjeda sejenak ucapannya,kemudian ia melanjutkannya lagi.
"Jadi mau kah kamu menikah denganku,jadi istri ku,jadi ibu dari anak² ku,jadi orang yg pertama kali aku lihat setiap aku bangun pagi dan jadi orang yg aku lihat setiap aku pulang kerja?"
Cindy tak mampu berkata² lagi ia hanya menganggukan kepalanya. Jinan tersenyum,ia memakaikan jari ditangan Cindy kemudian memeluk Cindy. Cindy membalas pelukan Jinan dengan erat,Cindy menangis namun kali ini tangis haru.
Saat menyadari sesuatu,Cindy melepaskan pelukannya pada Jinan kemudian menatap Jinan.
Cindy megusap darah yg ada diwajah Jinan,dan saat itu juga Cindy menyadari bahwa ternyata itu darah palsu.
"Jinan kamu boongin aku" Cindy memukul² bahu Jinan.
"Aduh aduh sakit Cin" Jinan menahan tangan Cindy agar Cindy berhenti memukulinya.
"Kamu tau nggak sih aku itu khawatir sama kamu,sejak pulang dari rumah aku,kamu nggak ada kabar aku kepikiran kamu terus aku takut kamu kenapa² Ji,dan aku makin khawatir pas Chika bilang kalo kamu kecelakaan hiks hiks"
Jinan merasa menyesal karena sudah membuat gadisnya khawatir.
"Maaf ya aku nggak bermaksud bikin kamu khawatir,udah ya ga usah nangis lagi yg penting kan skrng kamu udah tau kalo aku baik² aja"
"Trs soal kamu jalan sama Chika itu?"
"Iya gue emang jalan sama Jinan tapi kita nggak cuman berdua jalannya" ucap Chika yg muncul tiba² bersama dengan badrun.
"Chika emang jalan sama Jinan tapi gue juga ikut,jadi kita jalannya bertiga" kata badrun
"Jadi ini semua kalian yg bikin?"
"Bukan kita tapi Jinan,kita mah cuman nemenin doang,iya nggak sayang?" ucap badrun
"Iya betul,ini semua Jinan yg bikin dan yg punya ide"
Cindy kembali menatap Jinan dan memeluknya
"Makasih Ji"
"Sama²,yaudah yuk pulang udah malem"
Jinan melepaskan pelukan Cindy,kemudian mengajak Cindy pulang.

Cinta SegitigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang