2. Musuh

53 2 0
                                    


"Emang beneran sinting, pamit dulu apa gimana. Main pergi aja." Reinna kesal dengan perlakuan Elang yang pergi begitu saja, setelah dia berucap terimakasih. Ya, Reinna baru saja diantarkan pulang oleh Elang dengan montor kesayangannya, karena tadi Elang yang melakukan kesalahan. Itu pun dengan paksaan Daffa, kalau tidak di bujuk oleh sahabatnya mana mungkin Elang mau. Jangan tanyakan raut muka Elang, sepanjang perjalanan mengantarkan Reinna. Elang masih saja menampilkan tampang datarnya, sekaligus tatapannya yang tajam.

Reinna berjalan menaiki tangga rumahnya, tidak ada siapa - siapa selain dia dan bundanya Terlihat sangat sunyi sekali, rumah dengan bangunan sederhana tetapi hanya di isi oleh Reinna dan Reta, bundanya.

Gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu, tetapi ada suara yang memanggilnya.

"Reinna!" Panggil Reta yang melihat anak semata wayangnya yang baru saja pulang dari sekolah.

"Bunda." Reinna menghampiri Reta, memeluknya dengan sayang. Reinna selalu melakukan kebiasaannya setelah pergi atau pun sebelum dia pergi. Dia hanya memiliki Bundanya, jadi Reinna tidak akan menyia - nyiakan itu.

"Sudah pulang kamu." Bunda Reinna melepas pelukannya dan tersenyum melihat Reinna.

"Sudah bun, bunda juga baru pulang?"

"Enggak, hari ini bunda pulang cepat." Reta membawa Reinna ke meja makan, untuk makan bersama.

Tidak apa - apa Reinna hanya memiliki bundanya. Reta selalu berlaku baik kepada anaknya, kasih sayangnya tidak pernah berkurang sedikit pun.

"Bunda makan yang banyak ya, biar selalu sehat." Gadis itu tersenyum dan Reta menanggapi dengan senyumannya.

"Tadi kamu di antar siapa?" Mungkin wanita berambut sebahu itu melihat anaknya diantarkan oleh lelaki seumuran dengan Reinna.

"Sama orang gila bun." Balasnya asal sembari memakan makanannya lagi, dia masih kesal dengan kejadian tadi.

"Kamu tuh kebiasaan, ngomong sembarang." Reta menegur Reinna.

"Hehe, musuh Rei dia bun." Reinna asal, gadis itu sudah menganggap Elang menjadi musuhnya semenjak mereka pertama kali bertemu.

Bunda nya hanya menggelengkan kepalanya.

---

"Lo beneran Lang, malam ini mau balas dendam?" Tanya Oky menatap Elang.

"Lo ngeraguin gue?" Menatap Oky dengan keheranan.

"Yuk cabut aja lah!" Saut Arga berjalan keluar dari Warbeh dan di ikuti oleh semua anggota Gelvinstor. Elang? Dia bahkan berjalan dahulu sebelum Arga.

Gelvinstor sedang mencari keberadaan Nextral, di basecamp nya pun tidak ada. Jadi mereka semua yang berjumlah sangat banyak, mencari lagi tempat yang biasa didatangi oleh Nextral.

"KITA HARUS CARI DAVID INI PERINTAH!!!" Elang dengan nada kerasnya di barisan paling depan.

Mereka menyusuri semua perjalanan yang ada di kota itu, entah bagaimana David dan para anggotanya tidak ada di tempat yang biasa mereka datangi.

"Kita udah cari kemana pun, tapi Nextral gak ada." Kenzo kesal, membuka helm full face nya.

"Gue tahu satu tempat lagi." Kini anggota Gelvinstor yang bernama Sandi kelas X membuka suara.

"DAVID JANGAN KABUR LO!!!" Elang dengan penuh kemarahannya, berlari mengejar David yang sedang berlari juga. Ketua Nextral memang begitu, melakukan apapun seenaknya sendiri tetapi tidak mau menerima resikonya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gelvinstor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang