Disclaimer: gak pake korona-koronaan yagesyaaa. Anggap aja dunia lagi normal. (o˙︶˙o)
🌷ㅡ🌷ㅡ🌷
BEL istirahat setelah pelajaran matematika adalah yang paling dinanti-nantikan kelas XI MIPA 1. Pasalnya, guru pengampu mata pelajaran itu sudah lanjut usia. Sebenarnya sih usia bukan faktor penghambat masuknya pelajaran dalam otak. Teknik pembelajaranlah yang paling penting agar murid tak mudah merasakan bosan.
Nah, si Bu Astuti ini, sudah bukan guru muda, teknik yang digunakan pun membosankan pula! Tak heran jika sebagian besar dari penghuni kelas nomor satu di tingkat kedua SMA Bertranda itu banyak yang diam-diam merapal doa agar bel segera berbunyi. Tak terkecuali Alodia Avioretta Nasution.
Walaupun dari awal Bu Astuti masuk sampai mau keluar namanya sebagai ketua tim olimpiade nasional terus dielu-elukan lantaran memenangkan pertandingan itu minggu lalu, Alodia tetaplah murid pada umumnya. Yang akan bosan dengan hal yang diulang-ulang. Namun, yang bisa ia lakukan hanya pasang senyum lebar dan cengengesan bila diperlukan.
"Ntu urat di bibir lo udah ke mana-mana, Di."
Alodia, masih memertahankan senyum, mencubit paha Acacia di sebelah, sedang pandangannya tetap terarah lurus pada Bu Astuti di depan. "Lo pilih diam atau gue sayang?" desisnya.
"Ogah bener! Mending lo sayangi noh, calon suami lo si ... MONYET PANUAN!"
Seluruh penghuni kelas, termasuk Bu Astuti, sontak melihat ke arah Acacia yang tiba-tiba berteriak. Sebagian merasa heran dan kepo, sebagian merutuk karena suara Acacia membuat mereka sport jantung dadakan. Opsi kedua berlaku pada Bu Astuti yang kini mengelus dada sambil mengucap istigfar sekaligus alhamdulillah masih diberi umur meski jantungnya hampir copot akibat terkejut.
Beda lagi dengan Alodia. Senyum paksa di bibirnya seketika sirna begitu saja. Tanpa diberi tahu pun pasti sudah tertebak apa penyebabnya.
Tepat sekali. Alvin Dean.
Alvin yang tersenyum konyol di balik jendela kelas sebelah Acacia. Pantas saja sahabatnya itu tiba-tiba berteriak! Astaga, mau apa sih si cowok aneh satu itu? Bukannya mempersiapkan UTBK yang sudah di depan mata, malah nongkrongin adik kelas! Nggak lulus baru tahu rasa!
Sialan!
Tak kelar-kelar Alodia menyumpahi Alvin dalam hati, sedang yang disumpahi dengan tanpa dosanya mengetuk kaca jendela. Acacia paham itu adalah kode agar jendelanya dibuka, tetapi dia memilih pura-pura tidak peka. Cubitan Alodia di pahanya yang terekspos belum lepas dan itu semakin lama semakin sakit, Man.
"Aleasha, buka jendelanya." Bu Astuti memerintah, membuat mata Aleasha Anastasia, alias Acacia, melotot lebar.
Pandangan Acacia kini mengarah pada Alodia, memohon pemakluman sekaligus permohonan maag pada cewek mungil itu. Alodia mendengus dan akhirnya membiarkan Acacia melakukan perintah Bu Astuti.
Lepas dari Alodia, Acacia mengelus sebentar bekas cubitan pada pahanya sebelum berisyarat agar Alvin mengambil langkah mundur karena ia akan membuka jendela. Setelah jendela terbuka, barulah Alvin menyelip di antara celah yang ada.
"Pagi calon ibu dari anak-anakku kelak."
Alodia melotot kaget, sedangkan teman-temannya dengan kompak menyahuti ucapan cringe Alvin, "PRET!"
Di depan sana, Bu Astuti hanya bisa geleng-geleng kepala. Tidak heran dengan tingkah laku ajaib anak didiknya satu itu. Sepertinya memang sudah bukan rahasia lagi kalau Alvin naksir berat sama si murid jenius Alodia. Bahkan, berita tersebut sudah sampai ke telinga kepala sekolah yang membuat Alodia keki setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Idaman Alodia
Teen Fiction"Tipe suami idaman kamu seperti apa? Mau memantaskan diri." Seandainya setiap manusia diberi satu kesempatan menghilangkan satu hal apapun dari muka bumi, maka tanpa perlu pikir panjang Alvinlah yang akan Alodia pilih. Cowok gila, sinting, dan nggak...