Pada bagian yang kita tak lagi tinggal bersama. Ada hal yang tidak dapat ku terima begitu saja. Sebuah sadar setelah sesal. Tentang kita, sepasang sia-sia yang gagal memahami rasa.
Barang kali benar, tidak ada cinta yang benar-benar istimewa di dunia ini selain cinta pertama. Ingatanku masih kuat, tentang kamu yang tetap saja masih ku dekap. Sebuah usaha untuk melupakan tak segampang saat pertama kali jatuh cinta. Banyak cerita yang telah kita buat bersama. Semakin kuat untuk melupakan maka semakin keras pula usaha untuk menjadi orang baru buat diri kita sendiri. Mungkin kamu biasa-biasa saja dengan apa yang aku alami hari ini, menghapus tentangmu bukanlah hal yang mudah, tak semudah ketika mengedipkan kelopak mata. Bila saja kau mau menukar tempatmu dan mencoba diam pada keadaanku, mungkin tangismu akan melebihi air mataku. Pergimu membunuh segala yakinku. Kau belum mengerti betapa sukarnya aku untuk memenangkan titik ini. Namun aku tak heran dengan pilihanmu andai saja kau dapat peka betapa rebahnya aku yang tak kuasa atas kepergianmu.
Mengertilah tentang kita yang dulu begitu dekat. Aku merasa tidak pernah baik-baik saja saat kembali mengingatmu. Aku paham. Terkadang kita harus memenangkan titik paling siksa agar bisa melupakan. Memang berat, melepaskan seseorang yang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidup sama halnya dengan menguliti tubuh kita. Akan terluka sendiri. Entahlah, sepanjang kenyataan ini aku belum sepenuhnya mengikhlaskan kepergianmu. Tinggal aku dan kenangan bersamamu. Aku ingin belajar mencintaimu dengan cara melepasmu seutuhnya. Kamu dengan hidupmu yang baru dan aku di dunia baru yang memasa lalu. Sulit, teramat sulit untuk kuceritakan pada semesta.
Perlu menghabiskan banyak air mata untuk benar-benar meninggalkan semua tentangmu. Tolong bantu aku agar bisa menghabiskan sisa-sisa kenangan yang telah lewat. Aku cukup tersiksa dengan semua ini. Bagaimanapun aku saat ini, tetap saja pergimu tak dapat menyisa benci. Justru sebaliknya, aku semakin tunduk pada keanggunan kenangan bersamamu. Pernah berusaha dan memperjuangkan harapan. Tapi tak ada yang berubah. Semua tetap sama. Aku yang terlalu mencintaimu hingga lupa bagaimana cara mencintai diri sendiri. Aku yang terlalu mencintaimu hingga lupa bahwa mencintai tak selamanya harus memiliki. Aku yang terlalu mecintaimu hingga aku tidak tahu bagaimana caranya berhenti. Aku. Iya aku yang terlalu percaya diri. Ternyata aku terlalu berharap pada sesuatu yang tidak akan pernah mungkin untuk terwujud. Dulu, aku mudah tersenyum hanya karena melihatmu. Namun sekarang, aku hanya mampu mengingat tentangmu. Sekalipun, adakalanya dengan mengingatmu hatiku akan kembali tersenyum. Aku sadar, kita takluk pada kenyataan yang mematahkan. Kan ku jaga sisa rasa yang ada. Seutuhnya, seperti semula. Tanpa ada yang berubah. Sedikitpun.
Pada akhirnya, semua tergantung aku. Bukan tentangmu yang membuat aku tak berdaya. Aku saja yang harus belajar merela dan mulai berdamai dengan diriku sendiri, tidak dengan masa lalu. Tersebab, kita telah menyelesaikan kata "Aku sayang kamu" untuk selamanya. Terimakasih. Kita adalah satu yakin yang meretak oleh ragu. K.A.M.U adalah empat huruf yang tak mungkin kumiliki kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulih itu- Perih
RomanceAda yang ingin kutanyakan padamu malam ini; Siapa yang akan kau bahagiakan dalam hidupmu? Kau menjawab "kamu"- tapi kamu yang kau maksud; bukanlah aku. Kepada telingamu; Aku tak menyangka untuk didengar olehmu menjadi sesulit ini sekarang. Suara yan...