[CHAPTER 5]

120 16 1
                                    

Author's note:

Untuk lebih nge-feel saat baca chapter ini, aku rekomen untuk baca sambil denger lagu "I Wish". Karena menurutku feel lagunya cocok. Selamat membaca~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bagi Jihoon, kehadiran Mingyu di hidupnya sedikit banyak bisa menggantikan posisi Soonyoung. Walaupun tidak benar-benar bisa menggantikan, tapi paling tidak kehadiran Mingyu bisa sedikit mengobati rasa kesepiannya.

Sejak hari dimana Mingyu memintanya untuk melepas Soonyoung, saat itu juga Jihoon bertekad untuk mencoba menghilangkan perasaan cintanya pada Soonyoung. Ia sudah terlalu lelah jatuh cinta sendirian selama empat tahun. Ia juga terlalu lelah merasakan sakit dan sesak di dada karena selalu ditampar kenyataan kalau Soonyoung tidak bisa ia raih. Jadi, daripada terus menerus menyakiti diri, bukankah lebih baik ia move on dari cinta sepihak ini dan lanjut berjalan ke depan? Maka itu, Jihoon sudah mencoba untuk menjauhi Soonyoung sedikit demi sedikit. Walaupun pada awalnya sangat menyakitkan untuknya melihat raut wajah kecewa Soonyoung, tapi ia harus menahannya demi dirinya sendiri.

Sebenarnya rencananya untuk move on bisa berjalan mulus kalau saja Dewa mendukungnya. Tapi nyatanya langitpun tidak mendukungnya sama sekali. Dewa benar-benar suka mempermainkan hatinya seperti ini.

Hari ini adalah hari dimana Jihoon yakin kalau Dewa benar-benar tidak mendukungnya untuk move on dari Soonyoung. Bagaimana bisa dirinya dipasangkan dengan Soonyoung dalam project penelitian? Hanya berdua! Tolong digaris bawahi, HANYA BERDUA! Setelah semua usahanya menjauhi Soonyoung, kenapa sekarang ia harus dipasangkan dengan Soonyoung dalam project penelitian kelas?

Sepeninggal gurunya setelah pelajarannya berakhir, Jihoon hanya terdiam di kursinya, menatap lurus buku catatannya sambil meratapi nasibnya dua minggu ke depan karena mau tidak mau ia harus mengerjakan project penelitian bersama Soonyoung, yang mana berarti frekuensi pertemuan mereka berdua akan kembali bertambah. Jihoon belum sepenuhnya menghilangkan perasaannya pada Soonyoung dan lewat frekuensi pertemuannya dengan Soonyoung yang akan kembali meningkat, ia yakin usahanya selama ini akan sia-sia.

Ia masih mencintai Soonyoung.

Sepulang sekolah, Jihoon menceritakan soal project penelitian itu pada Mingyu dan si pemuda jangkung itu hanya mengelus pelan punggung Jihoon tanda menyemangati. Mingyu tahu bagaimana kerasnya usaha Jihoon untuk menghilangkan perasaan cintanya pada Soonyoung, dan ia juga tahu kalau perasaan Jihoon belum benar-benar hilang, bahkan Mingyu bisa bilang kalau perasaan itu masih ada sampai sekarang.

"Sudahlah jangan dipikirkan lagi." Kata Mingyu.

Jihoon hanya menganggukkan kepalanya pelan. Sekarang Jihoon hanya bisa berdoa agar perasaannya tidak tumbuh semakin besar setelah project penelitian ini selesai.

.

.

Hari ini hari Sabtu dan jam baru menunjuk pukul sepuluh lewat lima belas, tapi Jihoon sudah rapi dan tengah mematut diri di depan cermin sambil menyisir rambut. Masih sambil menatap bayangannya sendiri di cermin, ia menghela nafas panjang. Hari ini ia memiliki janji dengan Soonyoung untuk pergi ke perpustakaan kota. Mereka berniat mencari bahan untuk project penelitian kelas mereka.

Kurang dari tiga puluh menit lagi ia akan menemui Soonyoung, dan entah kenapa jantung Jihoon terasa berdebar, padahal bukan ini yang seharusnya ia rasakan. Ia harus cepat melenyapkan perasaannya pada Soonyoung.

Sambil menghela nafas berat, Jihoon membuka pintu kamarnya lalu keluar. Ia baru berjalan dua langkah keluar dari kamar, ia melihat Mingyu berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Jihoon mengerutkan dahi karena kebingungan ada urusan apa Mingyu datang ke rumahnya hari ini.

Bestfriend | Soonhoon [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang