🐥 D U A P U L U H D U A 🐥

116K 13.6K 5.3K
                                    

Gue cuma mau bilang, telat bgt sih bilangnya wkwkwk. Pelafalan 'r'-nya si Aya itu kayak bilang 'Kh'. Jadi kalau mau baca dialog Aya, yang 'kh' tinggal diganti 'r' yaa. Btw, Ada kok orang cadelnya begitu sampe dewasa hihihiw

***

"Dumb Way to Clowning Yourself"

***

Jam istirahat kedua baru saja dimulai.  Itu adalah jam-jam paling ramai di kantin. Pada mau makan siang soalnya. Kembar and The Geng sudah berkumpul di salah satu meja kantin, minus Ucul. Katanya dia nyusul setelah ngapelin mbak pacar.

"Ntar pulsek nongki, skuy! Ada cafe baru buka, katanya lagi promo." Ajak Uyon setelah Ayana dan Tami kembali dari memesan makanan mereka.

"Gue skip, mau kekhkel," jawab Ayana singkat mengingat tugas kelompoknya dari guru sejarah.

"Gue sekelompok sama Aya," giliran Tami yang menjawab.

"Gue mau ke Gramed," ucap Keana.

Mata Uyon kini menatap Carrel, menunggu jawaban pemuda itu.

"Gue ikut sama Kea," jawab Carrel akhirnya.

Uyon berdecak. 

"Kapan-kapan aja sih, tuh cafe juga gak bakalan ngilang semalam," ucap Ayana.

"Orang kesana ngejar promonya!"

"Yaelah, jajan sekali kesana hakhta bokap lo gak langsung habis kali," Anak sultan berkata.

"Lo emang gak ngerti, ya, rasanya mau meninggal sangking irinya lihat orang punya laptop gaming!"

"Yaelah, laptop gaming bekhapaan sih?"

"Terakhir kita lihat berapaan, Rel?" Uyon beralih pada Carrel.

"Dua lapan-an kalo gak salah," jawab Carrel sedikit ragu. "Kira-kira segitulah."

"Tuh, segitu. Open BO juga seminggu gak bakal kebayar dah tuh," tambah Uyon.

"Open BO apaan dah?" Ayana bingung. Emang tampang doang yang barbar, tapi mainnya mah gak pernah jauh.

"Itu yang cew—"

"Belajar online, Ya. Kayak bimbel online gitu." Ucapan Uyon tadi dipotong oleh Carrel.

Kasihan bener anak orang diracuni si Uyon akal pikirannya.

"Tapi lo jangan bilang begitu ke orang-orang, ye. Kita-kita aja yang tahu," ucap Tami menanggapi perkacakapan liar sahabatnya. 

Ayana ngangguk-ngangguk mengerti. Jujur saja, ia kurang percaya dengan penjelasan teman-temannya. Googling ajalah ntar pikirnya.

"Ya," tiba-tiba suara bariton terdengar bersamaan dengan tepukan di bahu Ayana.

Ayana menoleh ke belakang, asal suara itu. Arthur Elang dan Ucul terlihat saling merangkul.

"Pernah lihat sendok makan gak?" tanya Arthur Elang sambil menaikan kedua alisnya sekilas lalu kembali turun.

Ayana mengeryit mendengar pertanyaan Arthur Elang. Tapi ia jawab juga. "Pekhnahlah!"

"Makannya gimana emang?" Setelah itu ia dan Ucul ber-high five ria, keduanya merasa berhasil menjahili Ayana.

Ayana saat ini? Tentu saja mukanya udah sepet. "Candaan lo basi!"

Ucul pun melepas rangkulannya pada Arthur Elang, kemudian mengambil duduk di sebelah Carrel.

Jajar Genjang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang