🌸 bagian satu

3.4K 507 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Beberapa jam setelah acara pemberkatan, Bang Chan dan Minho meninggalkan gedung pernikahan untuk langsung menuju ke kediaman yang lebih muda.

Berniat memberitahu kabar pernikahan mereka pada orangtua Minho.

"Ah, saya harus memanggil anda bagaimana?" tanya Minho ketika mereka berada di dalam mobil menuju rumah si Lee.

"Aku pikir aku lebih tua darimu, panggil kak saja atau terserah padamu yang penting jangan tuan. Ingat, aku suamimu."

Minho mengangguk kaku dan tak terasa 45 menit perjalanan mereka telah sampai.

🔔 ting tong!

Si Australia berdiri dengan tenang setelah memencet bel, sedangkan sosok manis di sampingnya bergerak gusar. Panik melandanya.

Cklek!

Pintu kediaman Lee terbuka, menampakkan Ayah dan Ibu Lee yang memandang dua orang berbeda usia itu bingung.

Ya, Bang Chan berbeda dua tahun dari Minho. Yang lebih tua berusia 28 tahun besok, sedangkan yang lebih muda berusia 26 tahun.

"Selamat siang, Tuan Lee."

"Siang, eum ... Minho, siapa yang kamu bawa?"

Ayah Lee menatap putranya bingung. Bagaimana tidak? Beliau mendapati putranya pulang dengan seseorang dan penampilan mereka terlihat seperti pasangan baru menikah.

Ya, memang sih.

"Ayah jangan marah ke Minho, ya. Dia Bang Chan, suami Minho. Maaf kalau Minho pulang-pulang bawa berita mendadak."

Ayah Lee berkedip sejenak sebelum membuka lebar pintu utama. Ibu Lee sendiri masuk ke dapur untuk menyiapkan suguhan dan kembali lagi setelah siap.

"Astaga, bagaimana ayah bisa marah kalau keinginan ayah satu-satunya sudah terpenuhi? Walaupun ayah tidak diundang karena mendadak, tidak masalah."

Bang Chan memandang Minho yang hanya dihadiahi gelengan.

"Masuklah! Maaf kalau sedikit berantakan."

Ayah Lee sedikit menepi untuk memberikan akses masuk pada pasangan itu.

Mereka berdua masuk terlebih dahulu disusul keluarga Bang setelahnya.

Papa dan Mama Bang lebih senang menyusul karena ingin memperhatikan bagaimana putra mereka menyelesaikan sendiri keputusan mendadak yang diambil beberapa saat lalu.

Setelah mereka semua duduk di sofa ruang tamu, Bang Chan mulai menjelaskan dari awal hingga akhir dan didengarkan oleh lima pasang mata di sana.

"Harusnya aku marah karena tidak diundang dalam pernikahan anakku sendiri, tapi mengingat ini mendadak ya sudah tidak apa-apa. Ayah harap kalian bisa bersama seterusnya."

Bang Chan mengangguk mantap dengan hati yang mengamini, sedangkan Minho hanya menunduk.

Merasa sedih karena setelah ini ia harus hidup bersama sang suami. Ah, padahal ia masih ingin bersama kedua orangtuanya.

"Minho sayang," panggil Ibu Lee menyebabkan Minho mendongak dengan mata berkaca-kaca.

"Oh, astaga kucing kecil ibu."

Tubuh Minho ditarik masuk ke dalam dekapan ibunya, isakan kecil terdengar dari bibir mungil itu. Ah, putranya ini sudah dewasa tapi tetap saja akan cengeng jika sudah menyangkut orangtua.

"Kamu bisa kesini lagi jika ingin, Bang Chan tidak mungkin melarangmu mengunjungi kami, kan?"

Sosok yang merasa namanya dibawa dalam pembicaraan mengangguk, lalu berujar, "Tentu tidak, ibu. Aku tidak melarang Minho menemui orangtuanya dan begitu sebaliknya."

"Nah, dengar. Sekarang, kucing kecil ibu berhenti menangis ya? Nanti gemasnya hilang."

Minho yang digoda sang ibu hanya bisa mencebilkan bibir lucu dan menghentikan isakannya.

"Nah, itu baru kucing kecil ibu. Oh ya, kalian menginap dahulu saja. Anggap saja perayaan sederhana atas pernikahan kalian. Sekarang kalian berdua berganti pakaian dan istirahat."

"Err ... apa tidak merepotkan ibu kalau kami menginap di sini?" tanya Bang Chan canggung.

"Tidak, sudah sana kalian berdua ke kamar!"

Kalau begini, baik Bang Chan ataupun Minho hanya bisa menurut.

Tersisa dua pasang orangtua yang asyik mengobrol banyak hal di ruang tamu. Mereka mulai akrab dan membicarakan masakan atau perayaan seperti apa yang akan disiapkan sedemikian rupa di kediaman Lee.

.

Risih ga kalau aku pakai teks panjang? Kalau iya, aku bakal ngurangin di chapter depan.

𝐬𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧 𝐦𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang