BAB 8: PERTEMUAN

201 101 88
                                    

Aku sudah lelah menceritakan mengenai nuansa pagi hari di Kerajaan Amethyst. Lebih baik langsung kudeskripsikan dengan lugas saja bahwa saat ini hari sudah pagi, dengan burung yang berkicauan dan udara segar yang sehat.

"Pete--" Baru saja Charlotte hendak mengajak Peter untuk berangkat ke Perpustakaan Zona Bebas dan Netral, Peter sudah mengetahui maksud dan keinginan Charlotte.

"Ayuk," jawabnya lugas seperti dapat membaca pikiran Charlotte.

Charlotte membulatkan matanya. "Hei! Kamu kok hebat sekali, Pete? Tahu dari mana kalau aku mau mengajakmu ke Perpustakaan Zona Bebas dan Netral?"

Peter tertawa garing. "Ini kan sudah menjadi rutinitasmu, Charlotte. Hampir setiap hari--eh, tidak, tidak. Benar-benar setiap hari kamu akan berangkat ke perpustakaan itu."

Charlotte terkekeh. "Betul juga sih, Pete. Baiklah, tunggu sebentar ya, aku ingin ganti pakaian dulu."

Setelah menunggu beberapa menit, Peter terkesiap melihat Charlotte dalam terusan warna putih bercorak bunga mawar. Ia tampak sangat cantik walau rambut dan matanya saat ini berwarna cokelat muda, bukan rambut pirang dan mata biru seperti aslinya.

"Gimana, menurutmu, Pete?" Charlotte memutarkan tubuhnya.

"Cantik kok." Untung saja Peter saat ini dalam wujud sapu sehingga wajahnya tidak akan terlihat memerah karena tersipu dengan kecantikan Charlotte.

"Tapi, kenapa tiba-tiba penampilanmu semanis ini?" tanya Peter lagi.

Charlotte menunjukkan raut wajah sebal yang dibuat-buat. "Huh, memangnya biasanya tidak manis?"

"Eh--bu--bukan gitu." Peter lagi-lagi tergagap. Untuk sebuah (uh, atau seorang) sapu terbang, Peter sangat mudah tersipu dan tergagap. "Manis kok...."

Charlotte tergelak. "Kamu tuh sapu atau manusia sih? Gemas sekali. Ayo, Pete."

Charlotte berjalan menuju halaman istana dengan Peter yang terbang di sampingnya. "Oh ya, jawabannya adalah... karena hari ini aku akan 'menangkap' si penulis surat itu."

Jawaban Charlotte menjelaskan mengapa hari ini ia bangun lebih pagi dan berangkat ke perpustakaan itu lebih awal. Tenang saja, perpustakaannya buka dua puluh empat jam kok. Bahkan pernah ada yang tidur di sana!

Setelah lima belas menit menempuh perjalanan menuju Perpustakaan Zona Bebas dan Netral, mereka akhirnya tiba di halaman perpustakaan itu.

Charlotte sangat bersemangat sehingga ia buru-buru loncat dari atas Peter bahkan sebelum Peter memarkirkan dirinya dengan baik.

"Baik-baik di sini ya, Pete. Semoga kamu bertemu dengan gadis itu lagi!" seru Charlotte yang langsung berlari masuk ke dalam gedung perpustakaan.

Jika saat ini Peter sedang dalam bentuk manusia, mungkin ia akan menggeleng-geleng tanda keheranan melihat tingkah Charlotte.

Di dalam perpustakaan, Charlotte langsung menuju lantai sepuluh dengan lift dan berlari menuju rak tempat buku bersampul biru keemasan itu dipajang. Saat ia hendak meraih buku itu, ada tangan lain yang juga ikut meraih buku itu.

ASTAGA!

Alangkah kagetnya Charlotte ketika tangan lain yang hendak meraih buku itu ternyata adalah tangan Arthur, Sang Pangeran Mahkota dari Kerajaan Ruby.

Untung saja ia saat ini menggunakan sihir penyamaran sehingga ia kemungkinan besar tidak akan dikenali oleh Pangeran Arthur. Anehnya, wajah Arthur tampak terkejut juga melihat Charlotte. 

Tidak mungkin kan ia tahu bahwa ini adalah aku? Kan katanya ia baru mempelajari sihir tingkat satu. Kecuali ia adalah pemilik sihir tingkat empat, tidak mungkin ia bisa mengetahui rupa asli seseorang di balik sihir penyamaran.

Crystallium ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang