Disinilah Olivia sekarang, dia sedang menunggu kabar dari dokter yang menangani neneknya. Olivia sedari tadi tidak bisa berhenti menangis, paman dan bibinya sudah berusaha menenangkan Olivia tapi sangat sulit. Hingga akhirnya dokter pun keluar dari ruang UGD dengan raut wajah sedihnya.
"Dokter, gimana keadaan nenek?"-tanya Olivia cepat
"Maafkan kami, tapi nenek kamu tidak bisa kita tolong. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolongnya, tapi hasilnya nihil. Maafkan kami"-helas Dokter sambil membungkukkan badannya dengan penuh rasa bersalah
"Tidak!!! Tidak! Nenek gak bakal ninggalin aku!"-Olivia menangis
"Via, hei udah gak usah nangis ya nak. Ikhlaskan nenekmu, berdoa supaya dia tenang disana"-paman Seojun menenangkan Olivia
"Iya nak, kalau nenek kamu ngeliat kamu kayak gini pasti dia juga ikut sedih. Yang sabar ya Via"-tante Minyoung ikut menenangkan Olivia.
SKIP
PAGIOlivia tidak pergi kuliah karena harus menghadiri acara pemakaman neneknya. Semalaman Olivia terus menangis saking sayangnya dia pada neneknya. Tapi kabar buruknya adalah, kekasihnya belum datang juga. Olivia mengira Jimin akan datang dan memberikannya pelukan hangat supaya kesedihannya tidak berlanjut. Tapi kenyataannya itu semua hanyalah khayalan belaka. Olivia duduk dan menyapa para tamu yang datang dengan mata merah dan bengkak juga hidung yang ikut memerah.
"Olivia"-panggil seseorang lirih
Olivia yang namanya dipanggil menoleh ke asal suara dan mendapati sahabatnya menatapnya dengan tatapan sedih. Taeri Yang tidak ingin melihat sahabatnya terus bersedih langsung memeluk Olivia. Aeri juga ikut memeluk Olivia, dua orang itu ikut menangis merasakan apa yang Olivia rasakan sekarang. Mereka tau jika Olivia sangat sayang pada neneknya yang sekarang sudah kembali pada Tuhan.
"Hiks...Taeri...Aeri"-tangis Olivia
"Sstt, jangan nangis Oliv, kita gak mau liat lo sedih terus. Jangan nangis ya, gue sama yang lain turut berduka"-Taeri menenangkan Olivia
"Jangan nangis terus, ingat kesehatan lo. Kami gak mau liat lo nangis mulu, bukan Olivia yang biasanya tau!"-Aeri
Olivia mengunggulkan kepalanya menyetujui perkataan kedua sahabatnya.
"Jimin?"-tanya Olivia
"Um, mungkin dijalan. Kita udah kasih tau tadi"-Heeseung
Olivia mengangguk lagi sebagai jawaban, sahabatnya sudah selesai memberi doa pada mendiang nenek Olivia. Sekarang Olivia hanya menunggu jimin datang. Olivia tidak lagi menangis sekarang, dia sudah cukup tenang.
SKIP
Jimin tadi datang, ia sangat khawatir saat melihat Olivia dengan penampilan yang berantakan. Tapi dia sudah pulang, sekarang Olivia beserta keluar sedang melihat proses penguburan nenek tercinta. Olivia menahan tangis, ia sudah tidak ingin menangis lagi. Tapi usahanya sia-sia, karena detik berikutnya cairan bening jatuh di kedua pipinya.
"Nek, yang tenang disana. Olivia bakal jaga diri disini, nenek gak perlu khawatir lagi. Olivia udah dewasa sekarang, makasih udah rawat Olivia sampai sebesar ini nek, Olivia sayang banget sama nenek. Olivia juga bakal sering-sering datang kesini, Olivia pamit dulu"-Olivia
RUMAH
Olivia kembali sendirian, rumahnya sudah sangat sepi sekarang. Tetesan air di washtafel dapur sampai terdengar, Olivia duduk di depan TV yang menyala sambil memakan semangkuk ramen. Olivia sama sekali tidak menikmati siaran Tv nya, tatapannya kosong melihat kearah TV. Hingga bel rumahnya berbunyi, semua perhatiannya mengarah ke pintu. Dengan lesunya Olivia bangkit untuk membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
a strange occurrence
FantasySeorang gadis remaja bernama Olivia tidak sengaja melihat cermin di gudang rumahnya terlihat sangat bersinar. Saking penasarannya ia menyentuh cermin tersebut dan langsung berada di tahun 1820 dan ditolong oleh puteri kerajaan. seiring berjalannya w...