okay

18 12 2
                                    

" aargh guru sialan" gerutuku sambil menyapu lantai koridor. Yaps kali ini gua dihukum lagi gara gara telat, emang dasar guanya aja sik yang salah. Oke gua kali ini dihukum bareng beberapa anak, mulai kakak kelas, sepantaran, dan adik kelas. Well banyak sekali pelanggar pada hari ini.

" eh ra lu nyapu koridor kelas 12 ips, ntar gua 12 ipa. Oke" teriak temen gue yang kebetulan juga dihukum bareng gue, sumpah asli gue masih mager banget tapi ya gimana gue udah ngelanggar aturan, tolol emang.

Gua menyapu koridor bagian kelas 12 ips yang dimana berarti koridor itu daerah kelas gua sendiri, yap gua udah jadi anak kelas dua belas mulai satu bulan yang lalu. Kata orang kelas dua belas itu masa dimana temen temen mulai kelihatan sifat aslinya aka sifat buruk yang tertunda, kelas dua belas juga katanya masa masa untuk mempersiapkan masa depan. Jujur aslinya gua masih belom siap naik kelas dua belas tapi mau gimana lagi.

"Bugghh"
"buggh"
"bbugghh"

Mata gue memincing kearah kamar mandi cowo yang terletak di ujung koridor. Terdengar suara gaduh yang bikin gue penasaran, gue diem sebentar lalu lanjut nyapu lagi. Oke gua males ngeladenin paling masalah sepele antara cowo.

" eh ra lu udah belum nyapunya" teriak Nessa dari kejauhan sambil membawa beberapa minuman.

"Bentar lagi kelar, tungguin ca" balasku sedikit teriak
"Iyeee gecep lu" balas Nessa sedikit sengit
"Ini dah kelar ca, bentar gua balikin dulu perkakasnya ke pak solihin" fyi pak solihin itu cleaning service di sekolah gua.

Gue jalan ke arah gudang penyimpanan perkakas yang dimana letaknya berada disamping toilet cowo yang ada di ujung koridor tadi. Gue letakin perkakas tadi di gudang, tapi galama gue liat ada anak cowo kelusr dari kamar mandi dengan pakaian lusuh dan rambut yang sedikit berantakan. Tapi dengan bodoamatnya gue, si cowo tadi ga gue peduliin soalnya gue udah cape banget abis nyapu. Yah paling paling tuh cowo tadi abis kena musibah, dah lah gue gapeduli.

" yuk ra cepetan bego, kita udah dicariin pak agus" teriak nessa terburu buru sambil sedikit marah kayanya.
" astaga iya orang masih jalan juga" dumel gue sambil berlari kecil ke arahnya.

Koridor mulai sepi karena 30 menit yang lalu jam mapel pertama sudah dimulai. Mapel pertama dikelas gue yaitu geografi, oh gosh mapel yang sebetulnya seru tapi gegara gurunya terlalu banyak intermizo saat ngajar jadi mapelnya gaasik sama sekali.

Hanya beberapa langkah kita sampe dikelas, dan bener Pak agus udah mulai ngajar.

" Permisi pak agus, saya dan Nessa baru saja membersihkan koridor sebagai hukuman dikarenakan kita berdua telat lagi pak" ucapku kepada pak agus selaku guru geografi.

" Amora queenza kamu telat lagi!! Bosan saya melihat kamu dihukum terus gara gara telat, apalagi alasanmu kali ini? Dan kamu juga Vanessa, kenapa kamu mengikuti jejak temanmu yang satu ini? Cepat jelaskan alasan telat yang masuk akal kepada saya" Ucap Pak Agus yang sedikit jengkel tapi tetap tenang kepada kita berdua. Seluruh mata memandang kita berdua seolah olah kita adalah bintangtamu disalah satu acara viertyshow.

" Saya Vanessa Delia Dinata absen 29 terlambat masuk sekolah dikarenakan mobil yang saya tumpangi bocor saat perjalanan ke sekolah, akhirnya saya berjalan kaki dengan jarak yang lumayan" jelas nessa panjang lebar didepan kelas

"Kenapa kamu tidak mencari angkutan umum, gojek atau bahkan kamu bisa meminta tolong teman yang lewat di jalanan itu?" Tanya Pak Agus karena merasa kurang puas dengan jawaban yang diberi nessa.

"Eumm... anu pak itu didaerah situ tadi tidak ada angkutan umum lewat, dan kenapa saya tidak memesan gojek, itu karena saya tidak punya kuota pak. Dan pada saat itu juga tidak ada teman yang lewat, kalaupun ada kita tak saling mengenal pak" jawab nessa sedetail mungkin. Oh shit kali ini aku yang harus menjelaskannya, aku bingung harus menggunakan alasan apalagi biar tidak terdengar klise.

" Nama saya Amora Queenza absen 2, kali ini saya terlambat karena telat bangun, alasan saya telat bangun karena semalaman saya merawat adik saya yang sedang sakit dirumah" ah oke akhirnya ada alasan yang pas, btw gue ngarang sedikit sih disini tapi adik gue beneran sakit kok semalem, tapi ya gue nya gasampe begadang.

" kemana orang tua kamu, kok kamu sendiri yang mengurus adikmu?" tanya pak agus lagi
" ada kok pak orangtua saya, ya bergantian saja pak menjaga adik saya yang sakit" gue meringis dalam hati, astaga gue gasuka kalo ada orang tanya tanya perihal orang tua gue.

"Hmm baiklah, kalian berdua duduk dan silahkan catat yang ada dipapan dan kerjakan paket halaman 25 " ucap Pak Agus sambil mengibaskan tangan seperti sedang mengusir kucing yang menggangu di warung nasi padang.

" eh ca liat deh pak agus, tumben ya ga bahas tentang kkn lagi, kan udah jadi pembahasan wajib tuh" tanyaku ke Nessa berbisik
" gatau deh. lagi sibuk mereun, tanyain gih" gelak nessa sambil sedikit tertawa
"Ngadi ngadi lu, dah lu kerjain ntar gue nyalin ya hehe" titah gue sambil cengengesan.
"Ck ga! lo tuh udah kelas dua belas ra, belajar yang bener. Lu kalo males terus gimana mau sukses coba " cecer nessa sambil sedikit ngasih ceramah didalamnya.
" dih iya iya, ajarin gua tapi!"
" pasti ra!" Ucap nessa. 

Beberapa jam kemudian

"TRIINGG TRIIIING"
"TRIIIINGGGG" yaps suara bel istirahat udah berkumandang, saatnya gue dan nessa ngisi amunisi dulu ke kantin

" yuk caa beli baso ke pak kumiss" ajakku ke nessa yang sedang beberes buku.
" iya yukk"

Sesampainya dikantin gue langsung antri pesen makanan dan nessa nyari tempat duduk buat makan.

"Pakk kum kum saya pesen kaya biasanya dua porsi ya pakk" sembari memesan baso aku bermain hape, tak lama kemudian aku mendengar suara ricuh di arah pojok kantin. Aku melihat orang yang sama dengan orang yang berpakaian lusuh saat aku dihukum menyapu tadi pagi. Gue melihat kegaduhan itu dari kejauhan, pasti ada yang salah nih. Rasa penasaran gue mulai menguasai dan gue melangkah ke arah pojok kantin dimana ada kegaduhan disana

"Lo taukan cowo cupu kalau gua gasuka makanan pedes, kenapa lu beliin makanan yang ga sesua pesenan gua ha?" Teriak cowo berperawakan tinggi atau yang dikenal dengan nama leon itu kepada cowo berkacamata dihadapanya yang tidak kuketahui namanya, well sepertinya dia murid baru atau murid yang kurang eksis.

Gue melihat cowo berkacamata itu tidak berkutik sama sekali saat leon dan gengnya yang berada dihadapanya memarahinya bahkan menyakitinya. Tapi kenapa dari sekian banyak orang yang menyaksikan kegaduhan ini mereka tidak melerai mereka yang jelas jelas sedang berselesih tegang.

" Leon stop, apa apan sih lo!" Teriak gua sambil memukul pundak leon untuk menyingkir

"Ra minggir ini bukan urusan lo!" gretak leon dengan nada yang ketus. Anak cowo berkacamata tadi tetap tidak berkutik ditempatnya, dengan tatapan yang tidak bisa ditebak dia hanya bersenyum. Wow seolah olah senyuman tersebut menyiratkan bahwa dia baik baik saja.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

are you okay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang