10

307 32 1
                                    

Sooji memperhatikan Seunggi yang sedang bertelponan dengan seseorang. Pria itu sengaja mengambil posisi menjauh darinya. Berbicara mengunakan bahasa Inggris. Sudah lebih dari 30 menit, namun pembicaraan belum juga berakhir. Sooji masih terus memperhatikan dari posisinya, duduk di sofa panjang. Televisi dinyalakan dengan volume yang ia kecilkan, agar tidak mengganggu pembicaraan Seunggi dengan sang penelepon. Sekalian ia bisa menguping.

Saat Seunggi selesai bertelponan, Sooji berusaha bersikap wajar, seolah ia tidak tertarik mencari tahu. Pria itu duduk disampingnya"Maaf" ujarnya.

Sooji menanggapinya dengan senyum.

"Sooji.. aku_"

Pandangan pada tivi kini beralih pada Seunggi, "ya kak?"

Pria tersebut menangkup kedua tangannya "Lusa aku akan berangkat ke Amerika. Tadi yang meneleponku adalah salah satu teman ayah. Katanya, paman tahu hubungan ayahku dengan ayahnya Seungho. Beliau memintaku kesana untuk memberitahukan kebenaran kasus yang sempat mencemarkan nama ayah." Seung Gi memberitahukan dengan hati-hati. Dia menunggu reaksi yang akan Sooji berikan.

Sooji mengangguk mengerti. "Kalau begitu pergilah." Dengan senyum ia memandang Seunggi.

"Selain itu, aku kesana untuk tujuan lain."

Kali ini Sooji tidak merespon. Ia menanti pria disampingnya menceritakan sendiri.

"Sebenarnya_" Seunggi mengigit bibir bawah sebelum memutuskan berucap.

Sooji dibuat penasaran akan apa yang hendak pria itu sampaikan.

"Sebelumnya, berjanjilah padaku kau takkan marah. Dengarkan penjelasan ku dulu. Aku juga barusan mengetahuinya tadi." Seunggi tampak tegang. Ia mengamit tubuh Sooji untuk berhadapan dengannya.

"Sooji_" dipejamnya matanya sesaat, lalu menarik nafas panjang. Setelahnya, menatap lekat pada Sooji. Tangannya mengenggam erat tangan Sooji. "Tolong, tolong dengarkan dulu. Tadinya aku akan pergi dan menyelesaikannya diam-diam, tapi ku pikir ini tidak benar, jadi aku memutuskan memberitahumu.

Aku barusan tahu, ayah menjodohkanku dengan putri temannya yang tidak pernah ku kenal. Dan_" kembali Seunggi menatap netra Sooji. Wanita itu tampak terkejut dengan fakta yang ia terima. Matanya menatap kesana kemari seolah menghindari kontak mata dengan Seunggi.

"_wanita itu saat ini tinggal di Inggris. Tadi yang menelponku adalah ayahnya. Beliau memberitahu kalau ia akan membantu mengembalikan nama baik ayah. Paman punya bukti kuat, kalau ayah tidak bersalah. Tapi beliau juga memberiku syarat yang tak bisa ku terima" kembali Seunggi menjeda. Ia memperhatikan reaksi Sooji. Wanita itu sudah benar-benar gelisah. Bisa Sooji tebak, kalimat selanjutnya yang akan Seunggi sampaikan, yang membuat pria tersebut gelisah, sama sepertinya. Sooji takut untuk mendengarnya. Tangannya kini bergetar. Tatapan matanya mulai kabur. Sebentar lagi air matanya siap mengalir keluar. Sooji sengaja tidak menatap Seunggi. Mendongakkan kepala, ia tak ingin terlihat lemah.

"Sooji, tolong lihat aku." Seunggi mengucap lemah. "Aku ingin kau memandang mataku saat aku sedang berbicara padamu."

Sooji tersenyum sendu. Dengan bola mata yang sudah penuh oleh cairan, ia menatap Seung Gi.

"Terimakasih. Jangan kuatir. Aku tidak akan pernah mau menerima perjodohan itu. Tidak peduli bagaimana pendapat orang tentang ayah. Tidak perlu mencari tahu tentang kebenaran. Asal kita bersama, ini cukup bagiku. Jadi, jangan menangis. Aku tidak akan pergi." Berupaya ingin meraih bahu Soo-ji. Namun wanita itu menepisnya, "Jangan begitu. Bukankah kau sangat penasaran bagaimana ayahmu bisa menjadi tersangka? Karena itu pula'kan kau baru memata_matai ayah dan aku?"

Seunggi tidak berkutik. Matanya menyelidiki Sooji.

"Pergilah. Selesaikan masalahmu. Cari tahu apa yang ingin kau ketahui. Baik itu kebenaran yang menyenangkan atau pun menyakitkan. Dan_"

My perfect couple [completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang