BAB|39

151 13 0
                                    


Gerland yang tadinya lagi fokus bermain game di ponselnya, setelah menang. Gerlan memasukan ponselnya yang sudah dia matikan sebelumnya, ke saku celana bahannya. Lalu dia kini mengangkat kepalanya untuk mencari gadisnya dan sial saat dia mencari disekelilingnya Khanza tidak ada di dalam kelas.

padahal tadi dia sudah menyuruh pacarnya itu untuk diam saja, terus duduk disampingnya sambil menemaninya bermain game. Tapi Khanza tidak mau mendengarkannya!

Farel berputar seperti seorang balet dengan mengangkat sapu ditangannya ke atas, hari ini semua kelas sibuk bersih-bersih. Seperti kata Serkan tadi, pengawas akan datang untuk mengechek semua kelas. Dan menari saat ini, insting Farel mengatakan kalau menari itu sangat bagus untuk menghilangkan stres akibat terlalu mendalami karakternya sebagai pelawak.

melihat Farel, Gerland segera memanggil cowok didepannya itu yang sedang menari seperti orang gila menurutnya.

 "You, come here!" panggil Gerland kepada Farel, yang dipanggil menghentikan kegiatannya itu dengan kerutan dikeningnya. Cowok itu menghampiri orang yang memanggilnya.

"Lo ngomong apaan si? Bingung gue!" Farel manggaruk pelepis alisnya, kebingungan.

melihat itu Gerland memutar bola matanya malas. Ribet emang kalau ngomong sama orang yang pada dasarnya goblok, bahkan anak Sd tau apa yang dia bicarakan.

"Lo liat Khanza?" tanya Gerlan tanpa menjawab pertanyaan Farel karna itu sangat membuang-buang waktu.

Farel mengelus dagunya, cowok itu berpikir keras sedetik setelahnya dia menjentikkan jarinya.

"Gue gak tau!"

Ingin sekali Gerland meremas orang didepannya ini, dia sudah menunggu jawaban yang awalnya dia mengira Farel tau dimana pacarnya. Ternyata gak! Bangsat emang.

 "Lo bener-bener ya!" sinis Gerland, tak ingin membuang waktunya lagi untuk mengurusi Farel. Cowok itu segera keluar untuk bertanya kepada teman sekelasnya.

Dan saat melihat Fira yang sedang menghias pintu dengan cepat Gerland bertanya.

"Lo liat Khanza?" tanya Gerland.

Fira menunduk ke bawah, sepertinya ada yang mengjaknya bicara.

"Khanza?"

"Iya Khanza!" balas Gerland.

Fira, turun dari tangga lalu berdiri di depan Gerland.

"Khanza belum balik?" tanya Fira, karena sejak Khanza berpamitan dengannya ingin kegudang itu sudah lama loh.

Hampir 1 jam berarti, kalau Khanza belum balik sampai sekarang.

"Balik ke mana?" tanya Gerland mulai cemas. Tau tadi, dia tidak akan bermain game dan lebih memperhatikan Khanza.

"Dia tadi pamit mau ke gudang sama gue. Lo beneran Khanza belum balik?"

Gerland segera menepis tubuh Fira, dengan langkah lebar dia berlari cepat menuju gudang.

Bagaimana jika penyakit jantung pacarnya itu kambuh?

ahk! Memikirnya saja, membuat Gerland sangat ketakutan.

dan sesampainya dia di depan gudang. Dengan cepat dia membukanya.

"baby kamu dim-" ucapan Gerland menggantung saat dia melihat ke bawah ada Khanza dan Serkan yang seperti kepergok melakukan sesuatu.

dan saat melihat, rambut Khanza yang basah dan juga tangan Serkan juga berdarah. Gerland bingung harus  bereaksi seperti apa.

"Gerland ini tidak seperti yang kamu pikirkan, biar aku jelaskan. Kami berdua terkunci didalam gudang ini!" jelas Khanza sangat ketakutan, karena Gerland terus menatapnya dengan tapapan menyelidik.

SERKAN[TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang