Bab 31 Nyaman

36.8K 4.5K 267
                                    

Aku menggeliat dan kini merasa malu karena berada dalam pelukan Abyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menggeliat dan kini merasa malu karena berada dalam pelukan Abyan. Aku menjaga selimut agar tidak melorot. Setelah percintaan panas ini, jantungku masih berdegup kencang dan aku merasakan pipiku memanas. Abyan sudah membuat aku merasakan pengalaman yang benar-benar luar biasa.

Kecupan lembut di bahuku yang telanjang membuat aku menggumam.

"Ngantuk?"

Bisikan itu membuat aku menganggukkan kepala.

"Tapi lapar... "

Ucapanku membuat Abyan mengecup bahuku lagi. Tangannya masih melingkar di perutku.

"Mandi dan kita cari makan."

"Hemm tapi ngantuk," Jawabku sedikit malas. Abyan memang mengajakku ber cinta padahal hari masih sore. Ini pun masih pukul 5.

"Di microwave masih ada lasagna... Mau di panasin?"

Aku langsung menganggukkan kepala. Abyan mengecup keningku lalu menjauh dari tubuhku. Dia turun dari atas kasur dan memakai bajunya. Aku memejamkan mata. Rasanya begitu mengantuk.

Sampai akhirnya aku hampir terlelap saat Abyan datang kembali dengan lasagna yang hangat. Tentu saja aku langsung beranjak duduk. Melingkarkan selimut di sekeliling tubuhku.

"Bang, bajuku dong."

Aku menunjuk baju yang tadi di buang begitu saja ke atas lantai. Abyan membungkuk dan memungutnya. Tapi dia malah melangkah ke arah lemari dan mengambilkanku sesuatu.

"Pakai yang bersih saja."

Dia memberikan kemeja putih miliknya kepadaku.

"Kok ini? Bajuku dong."

Tapi Abyan menggelengkan kepala.

"Aku ingin melihat kamu memakai ini. Pasti seksi."

Celetukannya membuat aku menggelengkan kepala. Tapi menerima kemejanya dan langsung memakainya. Abyan kini memberikan satu piring lasagna kepadaku.

"Makanlah. Aku mau mandi dulu."

Ku anggukan kepala dan menurutinya. Memakan lasagna ini dan merasa senang. Abyan benar-benar mengurus ku dengan baik. Beberapa saat aku sudah menghabiskan makananku saat mendengar suara bel dari depan. Siapakah yang datang? Duh aku masih seperti ini. Bel itu terus berbunyi. Aku segera turun dari atas kasur dan mengetuk pintu kamar mandi. Suara air masih terdengar dari dalam.

"Bang... "

Sesaat kemudian pintu terbuka dan menampakkan Abyan yang sudah selesai mandi. Rambutnya basah.

"Ada apa? Mau ikut mandi?"

Aku langsung mengerucutkan, bibirku. Abyan mendengar suara bel di pintu depan.

"Nah itu. Sana bukain."

Abyan menghela nafas dan kini keluar dari dalam kamar mandi.

"Kamu mandi ya?"

JODOH RASA DURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang